Mohon tunggu...
Fitri Restiana
Fitri Restiana Mohon Tunggu... -

penulis,ibu rumah tangga, anggota IIDN. Motto : Menulis itu bagaikan tarikan nafas.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Skenario Menakjubkan di Hari Pertama Sekolah

29 Juli 2016   04:00 Diperbarui: 1 Agustus 2016   17:38 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun ini, si sulung Ikhlas Pandu Nusantara masuk SMP. Sementara adiknya, Tegar Arung Nusantara mulai menikmati suasana SD. Masalah biaya? Hmm, jujur saja, kami termehek-mehek tingkat tinggi, hehehe. Walaupun SMP negeri, kami tetap diwajibkan mengeluarkan biaya. Yang SD swasta apalagi. Cukup membuat kami mengencangkan ikat pinggang dan merapatkan barisan, *eh... J Intinya, mah, walau melalui perjuangan yang berdarah-darah, Allah ternyata masih memampukan kami. Alhamdulillah.

H-2.

Semua sudah terkondisikan dengan baik. Kebutuhan dari kepala sampai ujung kaki, tuntas. Si Emak jauh-jauh hari sudah menyediakan masing-masing satu lusin kaos kaki. Bukannya apa-apa. Kalau satuan harganya bisa dua kali lipat. Kaos kaki SMP satu lusin berkisar 32 ribu. SD 30 ribu. Sementara kalau harga satuan bisa 5-6 ribu. Jadi, hemat, kaan? Semoga bisa sampe satu tahun, xixixi..

H-1.

Cek tas Arung yang baru dibeli dua bulan yang lalu. Olala! Di bagian depan terlihat jelas titik-titik jamur. Tak sedap kali dipandang. Mana pula tasnya berwarna oranye ngejreng. Jadilah sore meluncur ke minimarket nyari-nyari tas. Lumayan dapet yang harga 58.000, dibeli pake uang THR. Maklum, dah over budget soalnya, hehehehe. Dan untungnya lagi, si doi ikhlas, kok. “Kan uang Bunda tinggal sedikit,” gitu katanya. Duh, bener banget, Nak... hahaha... hush.. J

Malamnya, semua sudah disiapin. Tas, baju seragam, sepatu diletakkan berjejer. Pukul 21.40 dapat sms dari sekolah kalau Arung kudu pakai busana muslim, bukan seragam merah putih. Eng ing eng... Emaknya bongkar lemari demi mencari si koko biru. Fhiuuh.. jam 10 malam baru deh ketemu. Rencana mau nyuci piring sehabis menyelesaikan bumbu nasi goreng spesial untuk besok pagi, terpaksa ditunda. Si Emak tepaaar. Bapak yang juga seharian ngajak anak-anak main, pulas duluan. Xixixixi.. J

Hari H.

Unpredictable. Arung ngambek!

Alasannya, satu, dia kesal karena tak jadi pakai seragam sekolah. Dua, dia maunya dianter dan ditungguin bapak. (Padahal bapak kan harus kerja. Lagian, emaknya kekeuh nganter karena mau poto-poto, hihihi. Hal yang tak bisa diharapkan dari bapaknya, J).

Mengenai baju koko, kami tuntas membujuknya. Alhamdulillah. Lanjut ke sesi berikutnya, mengenai siapa yang dipilih untuk mengantar ke sekolah. Kali ini bujukan saya gagal total. Akhirnya saya menyerahkan estafet ‘pembujukan’ ke si bapak karena saya kudu menyelesaikan proyek bernilai tinggi di dapur. *Tsaaah...

Selang beberapa menit, taraaa... bapak berhasil! Yeaay! Caranya ternyata tak seheboh emaknya. Cukup dengan  membiarkan dan mendengarkan Arung berargumen sebentar, setelah tenang, doi diminta mandi sementara bapak mengantar mamas sampai rel kereta api (nanti akan dijemput Oomnya yang arah ke kantornya sama)

Demi menghindari drama mengguncang dunia di #HariPertamaSekolah, saya pun tak  terlibat dan langsung meluncur mandi. Menurut saya, sebelum anak-anak berangkat sekolah, mereka sebaiknya melihat emaknya tampil bersih dan keren. Walau tetap pake baju dinas, daster bunga-bunga, hehehe...

Setelah bapaknya pulang dari mengantar si sulung, terjadi perubahan skenario.

“Dedek dianter Bunda aja deh, Pak. Tapi Bunda nanti di sekolah jangan poto-poto, ya. Kalau sudah pake seragam, baru boleh poto. Bapak besok aja  anter Dedek. Gantian,” aturnya sambil memakai sepatu.

Hohoho, mungkin karena tadi dia belum lihat emaknya rapi. Pas dah wangi dan kece badai membahana, baru deh doi menentukan pilihan, wkwkwkwk. Atau mungkin pula selama mandi dia mencerna obrolan dengan bapaknya. Kayaknya sih begitu. Akhirnya si bapak hanya bisa mencium dan mengacungkan jempol. “Siap!”

Emaknya? Kesenengan tralalala, laaah... J

kompasiana-juga-579f2659597b61513b2f2f71.jpg
kompasiana-juga-579f2659597b61513b2f2f71.jpg
Walaupun sebagian piring masih teronggok di sudut dapur dan rumah masih belum sempat disapu, si Emak merasa sangaaat bahagia.

Karena seporsi nasi goreng spesial pake bakso dan cacahan wortel sudah tersenyum manis di wadah makan si sulung.

Sate bakso ayam dan susu kotak bertengger mantap dalam tas si bungsu.

Secangkir teh hangat menemani sarapan si bapak di rumah.  Uhuuy!

Di #HariPertamaSekolah, Arung belum banyak bicara dan berinteraksi. Tak mengapa. Saya biarkan dia bertemu dengan semua yang nyaris baru. Saya hanya mengamatinya dari jauh sembari berbicara dengan teman-teman yang juga baru. Alhamdulillah... Eh bentar, kenapa nih perut melilit. Deileeee, ternyata tadi saya lupa dan tak sempat sarapan. Hwuuaaa.. (ngacir menuju kantin, wkwkwk)

Senang berhasil candid camera si Tegar Arung Nusantara, J

#Hari PertamaSekolah membuat beribu perasaan membuncah.

Mengucap syukur atas karunia yang berlimpah.

*****

Ya Tuhan,

Mohon perkenan-Mu,

Agar menjadikan anak-anak kami sebagai  generasi baik budi

Yang hatinya membumi

Dengan cita-cita mengangkasa

Ijinkan mereka menaburkan cinta sepanjang masa

Menebarkan kebajikan dan menorehkan kemuliaan

Berpijak pada apa yang disebut hakiki

Berucap janji layaknya manusia sejati

Hingga mereka akan menyadari,

Bahwa hidup bukan sekedar menggenggam dunia

Tapi juga menebarkan manfaat,

Sepanjang hayat.

Hingga mereka memahami,

Bagaimana cara mengedepankan nurani

Dan dimana tepat yang layak untuk menempatkan sebongkah hati

*****

Tulisan ini diikutsertakan pada lomba karya tulis dengan tema “#Gerakan Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah” yang diselenggarakan oleh #KementerianPendidikandanKebudayaan.

Juli, 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun