Mohon tunggu...
Fitrawan Umar
Fitrawan Umar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen dan Penulis Buku

Universitas Muhammadiyah Makassar

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Slogan dan Kesadaran Kita Tentang Sampah

4 Februari 2024   11:59 Diperbarui: 4 Februari 2024   12:04 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagian orang mungkin menganggap remeh soal 'kata-kata'. Namun, sebenarnya slogan, tagline, atau istilah lainnya sangat kuat dalam mempengaruhi pikiran orang.

Tidak mudah membuat slogan. Sekilas hanya terdiri dari beberapa kata, tapi cobalah Anda membuatnya sesekali. Lebih tidak mudah lagi membuat slogan yang bisa menginspirasi dan menggerakkan banyak orang.

Nah, saya ingin berbagi mengenai slogan yang pernah saya buat. Slogan ini dulunya diikutkan untuk sayembara Gerakan Hidup Bersih dan Sehat yang diadakan oleh Rotary Club Indonesia pada tahun 2008. Peserta sayembaranya sendiri mencapai ribuan orang dari seluruh Indonesia, bahkan diikuti oleh diaspora Indonesia di luar negeri.

Alhamdulillah, saat itu saya meraih gelar juara 1.

Syukurnya lagi karena slogan itu akhirnya dipakai oleh banyak komunitas, dan tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Orang-orang mungkin tidak terlalu peduli siapa yang memulai slogan itu, bahkan ada saja yang mengklaim-klaimnya, tetapi tentunya itu bukan masalah besar. Yang paling penting adalah slogan itu bermanfaat.

Sumber: Dokumentasi Andi Batar al Isra (difoto dari Tangkuban Perahu)
Sumber: Dokumentasi Andi Batar al Isra (difoto dari Tangkuban Perahu)

Namun, di sini bukan tips membuat slogan yang ingin saya sampaikan. Saya ingin menjabarkan lebih lanjut latar belakang dari slogan itu. Saya pikir konteksnya masih relevan karena hari ini kita masih dihadapi berbagai masalah lingkungan, di antaranya persoalan sampah ini.

Kita tahu, masalah Indonesia adalah infrastruktur persampahan yang masih terbatas. Tempat pembuangan akhir (TPA) sampah kita banyak yang overcapacity di berbagai daerah. Bahkan, tempat sampah kecil-kecil atau sederhana pun terkadang masih sulit kita temui. 

Di tengah perjalanan, misalnya, kadang kita ingin membuang sampah, tetapi tidak menemukan tempat yang tepat. Di sebagian besar pantai, kita sulit menemukan tempat sampah sehingga banyak orang mengambil cara singkat dengan membuang sampahnya ke laut. Di tempat-tempat umum pun kadang tidak mudah menemukan tempat sampah. Itulah mengapa masih banyak sampah yang kita temukan berserakan.

Pemerintah punya tanggung jawab untuk menyediakan sarana prasarana sampah. Namun, akan lebih mudah jika non-pemerintah ikut serta berkontribusi. Apa yang dilakukan oleh PT Elnusa Petrofin (EPN) melalui kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu yang patut diapresiasi, misalnya penyediaan Giant Trash Can dan program Armada Transportasi Sampah Desa Sapa Raya (ASIAP). Jika usaha ini meluas dan melibatkan lebih banyak lagi pihak, maka perlahan-lahan persoalan minimnya sarana prasarana dapat teratasi.

Namun, tentu saja masalahnya tidak hanya ketersediaan sarana prasarana, tetapi juga pada kesadaran individu-individu. Meski sarana prasarana terbatas, kalau tiap individu peduli dan bertanggung jawab, maka sampah tidak akan terbuang di sembarang tempat. Solusinya adalah seperti bunyi slogan saya tadi: kantongi aja dulu!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun