Literasi di keluarga Habibie pun tidak hanya tentang literasi IPTEK, tetapi juga literasi manusia, finansial, dan lainnya. Tak heran bila Habibie dikenal sebagai nasionalis sejati, dan pada saat menjadi presiden, membuktikan dirinya sebagai pemimpin yang humanis dan demokratis.
Saat menjadi orang tua, Habibie pun mewariskan keteladanan sang ayah kepada anak-anaknya. Mungkin tak banyak mendapat sorotan, tetapi putra-putra Habibie, yakni Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie, adalah juga sosok literat yang gandrung akan ilmu pengetahuan.
Selain penerus Habibie untuk membuat pesawat dan pengusaha, mereka adalah sosok di balik The Habibie Center yang fokus untuk memajukan modernisasi dan demokratisasi di Indonesia.
Gerakan literasi di keluarga memang benar adalah pilar penting dalam mewujudkan gerakan literasi nasional. Andai kita semua dapat belajar pada keluarga Habibie, maka generasi literat yang unggul dan berdaya saing dapat terbentuk.
Bangsa ini butuh generasi-generasi literat untuk tetap sejajar dengan bangsa-bangsa lain. Bahkan, bukan hanya sejajar, melainkan juga kita harusnya lebih maju dari bangsa-bangsa lain.
Habibie telah membuktikannya melalui pesawat buatan Indonesia di era 90-an. Saat itu Indonesia mampu mengalahkan bangsa-bangsa lain dalam hal penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedirgantaraan.
Mudah-mudahan gerakan literasi nasional, dan termasuk di dalamnya gerakan literasi keluarga, yang digalakkan oleh pemerintah bersama masyarakat dapat membuahkan hasil positif sebagaimana yang kita harapkan.Â
Hanya dengan begitu, kepergiaan Habibie dapat membuat kita percaya bahwa 'yang hilang akan berganti' dan 'satu gugur tumbuh seribu'.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H