Mohon tunggu...
FITRA ANDRIYAN
FITRA ANDRIYAN Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis

Do The Best Prepare For The Worst

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Petani Kelapa Menjerit, Kebutuhan untuk Bertahan Hidup Semakin Sulit

19 Februari 2023   18:02 Diperbarui: 19 Februari 2023   18:22 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun jumlah pendapatan tersebut ternyata bukan hasil netto/bersih.ada cost/biaya-biaya lain yang harus dikeluarkan semisal biaya transportasi dari kebun menuju penampung(PANCANG)yang nilainya ratusan ribu rupiah.

Tidak sampai disitu saja,Perolehan Hasil sebesar Rp.4.125.000,oleh pekerja tersebut harus dibagi sama rata lagi jika orang yang bekerja lebih dari satu.

Yang lebih memprihatinkan lagi adalah uang sebesar Rp.4.125.000 itu harus cukup untuk membiayai kebutuhan hidup anak dan istri selama 3,bulan kedepan,menjelang masa panen berikutnya.

Maka jika di estimasi pendapatan petani yang bekerja di kebun kelapa milik AM tersebut,setelah dipotong biaya-biaya lainya hanya mendapat kurang lebih sebesar Rp.40.000,ribu rupiah perhari yang digunakan untuk membeli bahan kebutuhan pokok seperti beras,minyak,telur,gula,teh,listrik dan jajanan anaknya serta kebutuhan lainnya.

Sementara dikutip dari laman bps.co.id tahun 2019 penduduk dengan kategori miskin adalah mereka yang berpenghasilan rata-rata Rp.1,900.000/perbulan dengan anggota keluarga 4-5 orang.

Dari sektor mikro terutama dalam penyediaan barang dan jasa juga akan terus berdampak jika hal ini tidak ditanggulangi dengan segera,karena tidak sedikit pelaku usaha mikro mengeluhkan tentang omset mereka yang terus menerus menurun beberapa bulan terakhir.

Harapan para petani menjelang bulan ramadhan dan idul Fitri,harga komoditas kelapa bisa segera naik untuk mengimbangi kenaikan harga kebutuhan bahan-bahan pokok***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun