Disadari atau tidak, ada banyak contoh benda-benda hasil tambang yang selalu menemani kehidupan manusia. Tidak peduli sekecil apapun benda itu, mulai dari benda sekecil jarum hingga sebesar gedung pencakar langit sekalipun pasti menggunakan barang hasil tambang untuk membuatnya. Bahkan, benda sepele semisal kuali saja pun ternyata sudah termasuk benda hasil tambang. Â Kesimpulannya, hampir semua benda yang memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas kehidupan itu adalah benda hasil tambang, termasuk juga perangkat elektronik yang sedang Anda pegang sekarang.
#Tambang sebagai Pemasukan Negara
Pertambangan dikelola oleh suatu perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan tambang tersebut diharuskan untuk membayar pajak kepada negara dengan nilai tertentu yang telah disepakati hukum atau kedua pihak. Di Indonesia sendiri, terdapat beberapa perusahaan tambang. Di Papua misalnya, ada PT Freeport yang membayar uang secara langsung kepada Indonesia (dari pajak, royalti, dividen, biaya, dan dukungan langsung lainnya) dengan total sebesar USD 15,8 Miliar (1991-Â2014). Selain itu, ada juga keuntungan tidak langsung (Gaji dan upah, pembelian dalam negeri, pengembangan regional dan investasi dalam negeri) yang totalnya adalah USD 29,5 Miliar (1991-Â2014). Semua uang yang dibayarkan perusahaan tambang ke negara tentunya akan digunakan untuk kehidupan masyarakat Indonesia yang lebih baik, seperti membangun jalan raya, jembatan, pendidikan dan hal-hal lainnya.
#Tambang untuk Ekonomi Masyarakat
Dari segi ekonomi, pertambangan akan memberikan dampak positif berupa naiknya taraf ekonomi bagi masyarakat sekitar area tambang. Hal ini bisa terjadi karena beberapa hal, misalnya perusahaan tambang menggaet tenaga kerja dari masyarakat lokal, perusahaan tambang membeli kebutuhan pokok pekerja pada masyarakat sekitar dan lainnya. Dalam kasus nyata, hal ini terjadi pada perusahaan tambang emas PT Freeport, yang mengambil tenaga kerja masyarakat Indonesia sejumlah 11.700 (Tahun 2012) dan 12.400
karyawan kontraktor. Dari jumlah karyawan langsung PT Freeport itu 64,04% diantaranya adalah Non Papua, 34,63% Papua, dan 1,33% Asing. Sementara itu, kalau dihitung jumlah keseluruhan karyawan PTFI, Perusahaan mitra dan kontraktor, termasuk Institut Pertambangan Nemangkawi, maka akan menghasilkan : 97,8% Indonesia, 2,20% Asing.
#Tambang untuk Pembangunan Infrastruktur & Fasilitas Umum
Berkembangnya aktivitas pertambangan juga turut dalam berkembangnya berbagai macam infrastruktur, baik itu jalan, sekolah, asrama, rumah sakit atau lainnya. Tentu infrastruktur ini tidak hanya berguna bagi perusahaan tambang saja, melainkan juga bagi masyarakat sekitar pertambangan.
#Tambang untuk Pemberdayaan Masyarakat
Meskipun tidak semua, tapi ada beberapa perusahaan tambang yang mau berkontribusi dalam memberdayakan masyarakat. Hal ini mereka lakukan agar Sumber Daya Manusia masyarakat lokal berkembang sehingga tidak terjadi yang namanya kesenjangan sosial yang mungkin saja bisa mengakibatkan konflik antara masyarakat dengan pihak perusahaan. Sejujurnya, menurutku hal ini sepertinya memang harus dicanangkan oleh setiap perusahaan tambang karena masyarakat lokal itu berhak menerimanya. Sejauh ini, salah satu perusahaan tambang yang ikut berkontribusi dalam memberdayakan masyarakat adalah PT Freeport Indonesia. Perusahaan ini telah membantu memberikan binaan serta pengetahuan kepada masyarakat lokal dalam usaha, misalnya:
- Mendirikan peternakan ayam Yayasan Jayasakti Mandiri (YJM) bersama Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK). Peternakan ayam ini kabarnya memiliki 472 karyawan dari Papua. Yayasan Jayasakti Mandiri juga memberikan pemberdayaan kepada masyarakat lokal dalam perkebunan kopi dan kakao (coklat).
- Pembinaan dan pengembangan bisnis terhadap 220 usaha kecil, menengah dan lokal sehingga menciptakan lebih dari 1.000 lapangan kerja bagi masyarakat lokal Papua.
#Tambang untuk Pendidikan