Mohon tunggu...
Fitra IstianahTurahman
Fitra IstianahTurahman Mohon Tunggu... Akuntan - Fitra istianah turahman, lahir pada tanggal 15 April 2001

Ketika kamu tak mampu mengucapkannya maka menulislah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Sendu Menyayat Rindu

20 Desember 2019   07:49 Diperbarui: 15 Juni 2020   07:39 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fitra Istianah Turahman.jpg

Diam-diam ada alunan nada rintih yang mengusik

Beriring dengan sebuah perasaan yang terus menyiksa

Terbayang indah kenangan di pelupuk mata

Semakin jauh sudah kita bertatap hingga kini tak terlihat lagi

Bisu, seketika mulutku tak bisa berkata-kata saat itu

Tenggelam dalam kenyataan

Merenungi hidup sambil menopang asa

Mencari tentang jati diri yang kini berkelana sendiri

Sembari menguatkan raga tentang betapa rapuhnya jiwa ini

Semilir angin malam yang dingin serasa menusuk rusuk

Hingga membuatku sadar bahwa tak ada lagi hangat peluk yang dulu pernah kurasa

Lirihnya sendu ini sungguh begitu menyayat perasaanku

Apakah ini yang sering disebut dengan kata "RINDU"?

Wahai Tuhan Semesta Alam, jika ini sudah menjadi suratan takdir

Apakah manusia kecil ini bisa meminta secercah harapan?

Tentang diriku yang menitipkan rindu selagi nafas masih berhembus

Melalui untaian kata yang manusia kecil ini sisipkan diantara bait-bait do'anya

Dengan harapan akan ada ruang bahagia dimana bisa bersama lagi

Hingga nafas terakhir berhembus

(Semarang, 20 Desember 2019)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun