Belum selesai kalimatku, istri sudah kedip-kedip lagi, seolah dia ingin bilang, "Cukup. Jangan berdebat."
Aku mengangguk. Lalu lihat ada mobil sepaket dengan trek lurus di dinding yang lain. Sepertinya yang ini lebih murah.
"Berapa kalau yang itu, Pak?" kutunjuk paket mobil dengan trek lurus.
"Yang itu 50 ribu."
Bener. Lebih murah.
"Mas," kusentuh pundak Ayas. "Beli mobil sama treknya yang lurus aja, ya?"
Ayas menggeleng, "Gak mau, Bi. Maunya yang jalannya muter-muter."
"Kasihan nanti pusing mobilnya kalau dibuat muter-muter. Mending yang jalannya lurus. Jalan yang diridhoi Tuhan."
Istri menepuk pundakku, "Apaan, sih?"
Aku nyengir.
Setelah merayu beberapa lama, akhirnya Ayas mau mainan dengan trek lurus.