Â
  Masih cenderung, baik dari golongan remaja sampai orang tua yang kurang memperhatikan penulisan dalam berkomunikasi media massa. Mereka beranggapan penulisan pada saat berkomunikasi tidak ada pengaruhnya bagi kehidupan sehari-hari.
  Kebanyakan masyarakat khususnya remaja seringkali menyingkat kata saat menulis pesan, dengan alasan lebih cepat dan tidak bertele-tele. Padahal belum tentu kata yang disingkat sesuai dengan kaidah yang benar. Misalnya 'kemaren menjadi kmr', 'dalam menjadi dlm', 'karena menjadi krn', 'kamu menjadi km', 'apa menjadi ap', 'masuk menjadi msk', 'dimana menjadi dmn', 'makan menjadi mkn', dan masih banyak lagi. Ini juga bisa menjadi problem bagi penerima yang sudah berusia lanjut, karena kebanyakan dari mereka kurang memahami kata-kata yang disingkat.
  Yang paling banyak kesalahan adalah di saat penulisan 'terima kasih'. Banyak sekali masyarakat yang masih salah dalam penulisan 'terima kasih'. Kebanyakan masyarakat menggabungnya ketika menulis, padahal penulisan yang benar adalah dipisah bukan digabung. Ini bisa terjadi karena kebiasaan atau karena saat diucapkan lebih enak digabung dari pada dipisah.
  Penulisan awal kalimat juga masih belum diperhatikan, terkadang yang asli ditulis dengan huruf kapital tetapi ditulis dengan huruf kecil dan sebaliknya.
  Bukan hanya Penulisan awal kalimat, penulisan tanda baca juga seringkali tidak diperhatikan, semisal kita bertanya ke pada seseorang di dalam pesan (WhatsApp), seharusnya setelah kalimat tanya diikuti tanda tanya (?), tetapi sering kali tidak diikutkan.
  Di dalam EYD V banyak sekali pedoman penulisan kata yang baik dan sesuai kaidah. Sehingga EYD V dapat dijadikan rujukan dalam penulisan.
  Banyak sekali aturan atau pedoman yang ada dalam EYD V, salah satunya :Â
 Â
1. Penggunaan huruf kapital
2. Huruf abjadÂ