KUALITAS KEPEMIMPINAN DANÂ
MOTIVASI KERJA PEGAWAI
Penulis: Fitra Ramandayani
Kualitas kepemimpinan merupakan faktor penting yang berperan dalam mendorong motivasi karyawan. Pemimpin dengan kualitas unggul mampu membangkitkan semangat para karyawan untuk berkontribusi dalam mencapai tujuan bersama organisasi. Kualitas berkaitan dengan kinerja individu dan organisasi.Â
Menurut Supranta dalam Noor (2019), kualitas adalah sebuah kata yang bagi penyedia jasa merupakan sesuatu yang harus dikerjakan dengan baik. Sedangkan kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
Menurut (Widiastari, Seniartha, & Indrayani, 2022) Kualitas kepemimpinan adalah taraf/ukuran baik buruknya seorang pemimpin dalam mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
Menurut Burwash Rustamadji (2020) pemimpin yang berkualitas tidak puas dengan "status quo" dan memiliki keinginan untuk terus mengembangkan dirinya. Beberapa diantaranya kriteria kualitas kepemimpinan yang baik yaitu, memiliki komitmen organisasional yang kuat, visionary, disiplin diri yang tinggi, antusias, berwawasan luas, kemampuan komunikasi yang tinggi, manajemen waktu, mampu menangani setiap tekanan, mampu sebagai pendidik bagi bawahannya, empati, berpikir positif, memiliki dasar spiritual yang kuat, dan selalu siap melayani.
Berdasarkan dari beberapa pengertian yang dipaparkan dapat disimpulkan kualitas kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk mencapai tujuan bersama, dengan cara yang etis dan peduli, serta meningkatkan pertumbuhan karyawan dalam suatu organisasi.
Menurut Burnham dalam Rustamadji (2020) mengatakan bahwa kualitas kepemimpinan terdiri dari empat komponen pokok yaitu:
Vision. Visi merupakan gambaran tentang masa depan suatu organisasi, yang berisi tentang tujuan, nilai-nilai dan pemikiran - pemikiran masa depan organisasi. Oleh karena itu visi dapat berperan sebagai pemandu arah perjalanan organisasi. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang memiliki visi yang jelas, sehingga sikap perilaku dan kemampuannya sejalan dengan harapan-harapan organisasi.
Creativity. Kreativitas mengacu pada kemampuan individu untuk menghasilkan ide dan solusi yang inovatif dan efektif. Pemimpin yang memiliki kemampuan kreativitas dapat menciptakan lingkungan kerja yang mendukung inovasi dan pengembangan
Sensitivity. Sensitivitas mengacu pada kemampuan individu untuk memahami dan menghargai perbedaan, baik dalam hal budaya, kebutuhan, atau preferensi. Pemimpin yang memiliki kemampuan kepekaan dapat membantu menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan demokratis.
Subsidiarity. Subsidiaritas mengacu pada prinsip yang menyatakan bahwa keputusan harus diambil pada tingkat yang tinggi, di mana otoritas dan tanggung jawab diberikan kepada pemimpin yang lebih berkelanjutan. Pemimpin yang memiliki kemampuan subsidiaritas dapat memastikan bahwa keputusan diambil oleh pemimpin yang paling tepat dan berkepentingan.
Selain itu terdapat lima praktik mendasar pemimpin yang memiliki kualitas kepemimpinan yang unggul menurut Noor (2019), yaitu sebagai berikut:
Pemimpin yang menantang proses.Â
Memberikan inspirasi wawasan bersama.Â
Memungkinkan orang lain dapat bertindak dan berpartisipasi.
Mampu menjadi penunjuk jalan.Â
Memotivasi bawahan.
Istilah kata motivasi berasal dari kata motif yang artinya sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri seseorang, yang menyebabkan seseorang tersebut untuk bertindak sesuatu. Uno (2023, hal. 8) mengemukakan bahwa motivasi merupakan suatu dorongan yang timbul oleh adanya rangsangan dari dalam maupun luar sehingga seseorang berkeinginan untuk mengadakan perubahan tingkah laku/aktivitas tertentu lebih baik dari keadaan sebelumnya.
Motivasi diartikan sebagai faktor pendorong perilaku seseorang, oleh karena itu pemimpin dengan gaya kepemimpinan tertentu berperan dalam membina motivasi kerja pegawai untuk bekerja lebih giat lagi dalam mencapai tujuan organisasi (Sitorus, 2020).
Menurut pendapat Hasibuan & Handayani (2019) motivasi adalah dorongan seseorang untuk bekerja, misalnya adalah gaji yang besar, pimpinan yang mengayomi, fasilitas kerja memadai, lingkungan kerja yang nyaman serta rekan kerja yang menyenangkan dan lain-lain.
Mangkunegara (2017) dalam (Jannah, Syukron, & Kartawijaya, 2021) mengatakan bahwa, motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja maksimal.
Berdasarkan dari beberapa pengertian yang dipaparkan dapat disimpulkan motivasi adalah suatu dorongan yang timbul dari dalam maupun luar diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau aktivitas tertentu. Motivasi dapat berasal dari berbagai faktor, seperti kebutuhan, keinginan, imbalan, atau penghargaan.
Motivasi memiliki peran penting dalam menentukan perilaku seseorang. Motivasi yang tinggi dapat mendorong seseorang untuk bekerja lebih giat, kreatif, dan inovatif. Sebaliknya, motivasi yang rendah dapat menyebabkan seseorang menjadi malas dan tidak bersemangat. Oleh karena itu terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi kerja seseorang yaitu sebagaimana menurut Bismala et al., (2015) dalam Jufrizen & Hadi (2021), adalah sebagai berikut:
Karakteristik individu. Karakteristik individu yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang, yang dapat mempengaruhi motivasi kerja. Misalnya faktor kebutuhan, faktor kemampuan, faktor nilai dan faktor persepsi.
Karakteristik pekerjaan. Karakteristik pekerjaan merupakan faktor-faktor yang terkait dengan pekerjaan itu sendiri, yang dapat mempengaruhi motivasi kerja seperti faktor tugas, faktor imbalan dan faktor lingkungan kerja.
Karakteristik situasi kerja. Karakteristik situasi kerja merupakan faktor-faktor yang terkait dengan situasi kerja, yang dapat mempengaruhi motivasi kerja seperti gaya kepemimpinan, kebijakan organisasi dan kesempatan untuk berkembang.
SUMBER:
Hasibuan, J. S., & Handayani, R. (2019). Pengaruh Disiplin Kerja dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan. Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu, 134-147.
Jannah, N. A., S. S., & Kartawijaya, F. (2021). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Pada Kantor Unit PTSP Kota Administrasi Jakarta Barat. Jurnal Administrasi Bisnis, 9-18.
Jufrizen, & Hadi, F. P. (2021). Pengaruh Fasilitas Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Motivasi Kerja. Jurnal Sains Manajemen, 35- 54.
Noor, M. (2019). Gaya Kepemimpinan Kyai. Jurnal Pendidikan, 141-156.
Rustamadji. (2020). Kualitas Kepemimpinan Pendidikan dalam Konteks Organisasi PembangunanSumber Daya Manusia. Jurnal Pendidikan, 8(1), 78-86.
Sitorus, M. T. (2020). Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Pimpinan Terhadap Motivasi Kerja. Surabaya: Scopindo Media Pustaka.
Uno, H. B. (2023). Teori Motivasi dan Pengukurannya : Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Widiastari, N. K., Seniartha, I. W., & Indrayani, I. P. (2022). Kualitas Kepemimpinan Guest Service Centre Supervisor Pada Masa Pandemi Covid-19 di Padma Resort Legian. Journal of Hospitality Accommodation Management, 22-33.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI