Benda asing tersebut masuk melalui celah cangkang yang terbuka dan menuju ke bagian di antara cangkang dan mantel. Kemudian, tiram mutiara akan merespon benda ini sebagai ancaman yang berpotensi melukai tubuhnya. Oleh karena itu, tiram mutiara mengeluarkan secret dari kelenjar nakre yang dihasilkan di lapisan hipostrakum. Zat nakre ini mengandung kalsium karbonat dalam bentuk kristal aragonite dan kalsit, serta protein yang membentuk zat conchiolon yang berfungsi sebagai lem perekat. Lapisan-lapisan kalsium karbonat dan protein inilah yang membentuk lapisan Mutiara di sekitar benda asing tersebut. Seiring waktu, lapisan nakre terus terbentuk dan perlahan memisah dari bagian tubuh kerang sehingga terbentuklah mutiara yang utuh.
Pelajaran bermakna
Pelajaran yang dapat dipetik dari proses terbentuknya mutiara adalah bersabar atas masalah yang diberikan Allah. Benda asing yang masuk ke dalam tubuh tiram mutiara diibaratkan sebuah masalah yang datang. Karena ia menyakiti tubuh tiram mutiara. Masalah dalam konteks tiram mutiara ini merupakan qada yang tidak dapat dikendalikan oleh dirinya, sebab sudah menjadi ketetapan Allah. Namun, tiram mutiara tidak menutupi diri dari masalah tersebut, bahkan dia hidup berdampingan dengan masalah tersebut. Tiram mutiara dengan sabar melapisi benda asing itu dengan zat nakre yang ada dalam lapisan cangkangnya. Zat nakre sebagai solusi atas masalah tersebut. Sehingga terbentuklah mutiara yang indah serta bernilai ekonomis tinggi.
Dari tiram mutiara dapat diketahui bahwa Allah menciptakan makhluk-Nya dengan teliti, tiada kesalahan, sesuai kadarnya masing-masing. Dia tidak hanya menciptakan, melainkan juga menyempurnakan ciptaan-Nya. Allah menciptakan tiram mutiara dan menyempurnakannya dengan zat nakre sebagai pertahanan diri.
Sebagai manusia, kita haruslah dapat bersikap seperti tiram mutiara. Ketika masalah datang dan tidak bisa dicegah, sikap terbaik adalah menerima masalah tersebut dan bersabar dalam menghadapinya. Karena tidak satupun makhluk yang luput dari masalah. Sebagaiman firman-Nya yang artinya: "Dan sesungguhnya Kami akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar." (Q.S Al-Baqarah : 155).Â
Selain itu, kita tidak boleh menilai masalah yang datang sebagai bentuk ketidaksukaan Allah pada kita. Karena kita tidak mengetahui maksud di balik masalah tersebut. Bisa jadi suatu hal yang tidak kita sukai, menyimpan sebuah kebaikan di dalamnya. Begitupun dengan masalah yang terasa berat, pasti akan datang hal baik yang sedang menanti. Jangan pula merasa cemas dan khawatir terhadap masalah yang menimpa kita. Karena Allah berjanji, bahwa setiap ujian yang diberikan tidak akan melampaui batas kesanggupan hamba-Nya. Selain itu, yakinlah bahwa setiap masalah itu tidak akan berlangsung lama. Sebab, Allah berjanji setiap kesulitan pasti ada kemudahan menyertainya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H