Setiap perempuan, pasti punya pernikahan impian. Sama seperti laki-laki yang mengimpikan sex. Kecenderungan ini telah diteliti, keduanya memiliki sense of interest terhadap pernikahan maupun sex.Â
Kini, media sosial memudahkan kita untuk berinteraksi. Saling meng-influence satu sama lain. Selebgram bukan hanya menjadi penyebar tren fashion dan makanan. Tetapi juga penyebar gaya hidup.
Kondisi perempuan yang sangat aktif dalam berpendapat inilah jadi salah satu cara untuk berbagi gaya hidup masa kini. Ada yang berbagi tentang pola hidup sehat, zero plastic, hingga keputusan pernikahan.
Sosok perempuan yang berjilbab, memiliki suami yang penyayang, dan anak yang sehat menjadi gambaran sempurna di media sosial. Tapi ketika ada permasalahan hidup yang diungkap ke publik. Masyarakat cenderung mengecam hal tersebut.
Pernikahan
Tren yang mulai masuk ke perempuan saat ini seperti friends with benefit, free child, dan lain sebagainya. Bukan istilah baru, tetapi naik kembali karena satu dua selebgram yang memiliki pengikut yang banyak mulai berbicara.
Persoalannya adalah riset.
Semua keputusan dan prinsip yang dijalani dalam pernikahan harus mendasar pada riset. Misalnya aku memilih free child karena belum bisa membiayai kebutuhan anak. Serta keputusan itu bukan dari satu orang saja, akan tetapi keputusan dua belah pihak.
Sayangnya, netizen mudah sekali menelan mentah-mentah kalimat dari satu stories instagram ke instagram lainnya.
Persoalan riset dilupakan seiring mengiyakan karakter panutannya berbicara. Riset membantu kamu memahami:
Kebiasaan di Rumahku seperti apa?
Bagaimana jika aku memiliki anak?
Apakah aku sanggup bertanggungjawab?
Upaya apa untuk membiayai kehidupan keluargaku?
Dan lain-lainnya. Artinya keputusan masak ini diambil dengan proses diskusi antara kamu dan pasangan. Bahkan sebelum menikah, hal-hal mendasar seperti apakah kamu punya penyakit menular? Apakah kamu punya kebiasaan merokok? Apa kebiasaan keluargamu yang perlu aku ketahui?
Obrolan semacam ini seharusnya jadi obrolan masak apabila kamu memutuskan untuk menikah dengan pasangan. Persoalannya, bukan selebgram mana yang ingin kamu panuti gaya hidupnya. Tetapi, seberapa tanggungjawab kamu menjalani prinsipmu sebagai seorang istri, menantu, dan menjadi Ibu.
Prinsip
Prinsip ini bukan bentuk dari satu dua hari, tapi prinsip itu hadir dalam bentuk kebiasaan yang terpola dari keluarga hingga masyarakat. Bagaimana adat istiadat setempat memperlakukan seorang perempuan? Bagaimana kontribusi perempuan dalam membangun masyarakat?
Ujung dari perjalanan ini ialah kamu sebagai perempuan yang bertanggungjawab dengan atau tanpa selebgram itu berbicara. Artinya kehidupan ini akan tetap menuntut kita untuk berkembang.Â
Setiap permasalahan, setiap konflik, punya jalan solusinya masing-masing yang tidak hanya dijalankan dengan teori saja. Persoalannya maukah kita untuk belajar dan mempersiapkannya.
Belajar menjadi seorang istri, menantu, dan ibu. Punya persiapan yang terbaik juga untuk menjadi seorang istri, menantu, dan ibu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H