Mohon tunggu...
FITHRIYYATUL RAHMAH
FITHRIYYATUL RAHMAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hallo semuanya saya Fithriyyatul R dari Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Islam Neger Sultan Syarif Kasim Riau Semoga suka ya dengan hasil karya tulis saya Terimakasih 🤗

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Keterampilan Menulis Essai dengan Cara Berpikir Kritis

26 Mei 2024   22:28 Diperbarui: 26 Mei 2024   23:10 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh

Fithriyyatul Rahmah

Vera Sardila

Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Univesitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Abstrak.  Kemampuan menulis essai merupakan kemampuan penting dan strategis, baik Mahasiswa maupun siswa. Melalui essai memungkinkan mahasiswa memberikan konstribusi positif terhadap permasalahan yang terjadi pada masyarakat, antara lain  cara menuangkan ide cemerlang yang dituangkan dalam tulisan essai.  Essai dapat menumbuhkan jiwa kritis dan kreatifan pada mahasiswa. Tujuan berpikir kritis ialah untuk menilai suatu pemikiran, menaksir nilai, dan mengevaluasi pelaksanaan dari suatu pemikiran tersebut.  Karena ketika seseorang  menghadapi masalah atau menelaah hal tersebut sangat diperlukan pemikiran yang kreatif untuk mnedapatkan solusi yang tepat.

Kata kunci : Menulis essai,  Berpikir kritis

 

PENDAHULUAN

           Menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara    tidak langsung dan tidak secara tatap muka dengan pihak lain (Tarigan,2013).  Berpikir kritis dalam menulis diartikan sebagai        kemampuan untuk mempertanyakan dan mengevaluasi gagasan dan informasi yang diperoleh, serta untuk mengembangkan argumentasi yang logis dan kuat (Suyitno).  Essai merupakan salah satu karya ilmiah yang dinilai memiliki representasi cakupan ide, gagasan, argumen, dan pikiran penulis.

         Menulis meliputi beberapa unsur kegiatan menulis.  Aktivitas yang pertama menekankan unsur bahasa dan aktivitas kedua menekankan gagasan keterampilan menulis esai sebagai karya ilmiah berhubungan erat dengan kegiatan berpikir. Guna memperoleh keterampilan menulis, khususnya menulis karya ilmiah diperlukan suatu proses berupa pembelajaran dan pelatihan menulis (Akhadiah,sabarti, dkk,1994:41).

         Berikut  pembahasan atau beberapa cara mengenai penulisan essai ketika anda ingin menulis sebuah essai.

PEMBAHASAN

    1. Menulis Essai

                Kegiatan menulis adalah untuk mengungkapkan fakta- fakta, gagasan, sikap, pikiran, argumen, perasaan dengan jelas dan efektif kepada pembaca (Keraf,2004). Perhatian tujuan akan menentukan jenis tulisan dan gaya penulisan. Pendekatan genre akan berpusat pada konteks tujuan penulis. Menurut Jassin, essai adalah uraian yang membicarakan bermacam ragam, tidak tersusun secara teratur, tetapi seperti dipetik dari bermacam jalan pikkran. Saat ini, essai di Indonesia sudah berkembang sangat beragam sesuai dengan topik yang ada di masyarkat. Karangan essai adalah tulisan yang menguraikan suatu masalah secara sepintas dari sudut pandang penulisnya (Fajri, 2006).

         Ciri teks essai adalah karangan yang membahas suatu pokok persoalan analisis pribadi mengarang. Maka, subtansi isi karangan essai sangat dipengaruhi oleh pengalaman dan gagasan penulisannya.

         Paragraf pendahuluan dalam karangan essai terdiri dari dua bagian yaitu satu pernyataan umum tentang yang akan disajikan untuk menarik perhatian pembaca dan satu pernyataan tesis yang menyatakan bagian -- bagian yang lebih spesifik dalam tulisan essai. Pernyataan tesis adalah kalimat yang paling  penting di paragraf pendahuluan. Kalimat ini menyatakan topik khusus dan menunjukkan adanya subtopik yang akan dibahas dalam tubuh essai. Kalimat tesis menunjukkan metode organisasi ide, essai akan dikembangkan secara kronologis atau secara logis. Urutan kronologis, susunan masalah berdasarkan derajat nilai pentingnya masing- masing bagian.

       Untuk jenis essai naratif dan essai ekpositori menggunakan rumusan persoalan thesis statement , sedangkan esai persuasif dan argumentatif menggunakan pernyataan opini statement.

    

    2. Organisasi Essai

              Judul danTubuh (Isi)

                  Judul adalah nama yang melukiskan degan singkat masalah yang ditulis. Judul harus dirumuskan dengan jelas, singkat dan relevan dengan isi tulisan tetapi tidak terlalu provokatif. Judul merupakan pokok permasalahan yang mendasari tulisan(Wibowo,2007)

              Tubuh essai membahas masalah- masalah dan solusi secara runtut. Isi dalam karangan essai ditulis berdasarkan sudut pandang penulisnya. Gagasan dan masalah yang ditulis bersifat subjektif. Hal ini yang menjadi karakteristik sebuah essai.

Paragraf- paragraf dalam tubuh essai disusun atas dasar sejumlah gagasan yang terbatas banyaknya dan kemudian disajikan dalam kerangka konseptual yang utuh. Dalam tubuh essai tidak menyimpang dari pernyataan tesis yang terdapat pada pargraf pendahuluan.

Pokok pikiran dapat berisi masalah, submasalah(support) dan solusi. Pokok pikiran ini didukung oleh beberapa pikiran pendukung.  Setiap pargraf akan memiliki satu gagasan pokok dan dijelaskan oleh pikiran- pikiran pendukung sebagia kalimat penjelas.

Pola pengembangan tubuh essai dapat berdasarkan pola pengembangan kronologis atau pola pengembangan berdasarkan tingkat kepentingan masalah.

          a) Urutan kronologis

               Digunakan dalam semua bidang akademik untuk melukiskan peristiwa sejarah atau biografi. Urutan kronologis penting untuk aktivitas penulisan ilmiah yang menyangkut teknologi. Pola ini biasanya digunakan dalam ilmu kimia, fisika, biologi ( Wahab,1999).

           b) Urutan logis dengan pemecahan masalah

               Pembagian ide menjadi bagian- bagian  yang logis untuk merencanakan karya tulis ilmiah. Fungsinya untuk mengkategorikan dan membatasi  pokok -- pokok permasalahan. Pola urutan logis beserta pemecahan masalah memuat suatu masalah dan pemecahannya.

          c) Urutan sebab akibat

               Metode lain untuk mengorganisasikan esai dengan cara menyajikan hubungan sebab akibat. Essai yang dikembangkan dengan metode ini penulis membahas sebab- sebab terjadinya masalah dan kemudian membicarakan akibat- akibatnya.

    3.  Tipe- tipe essai 

            Kuncoro(2009) mendeskripsikan tipe essai menjadi beberapa jenis seperti berikut:

         a). Essai Deskriptif

            Essai deskriptif bertujuan untuk menciptakan kesan tentang seseorang, tempat, dan benda. Essai ini mencakup rincian nyata untuk membawa pembaca pada visualisasi dari sebuah opini.

        b). Essai Ekspositori

            Essai ini menjelaskan subjek ke pembaca, isi dari essai ini dilengkapi penjelasan tentang proses , membandingkan dua hal, identifikasi hubungan sebab akibat, menjelaskan dengan contoh membagi dan mendefenisikan. Pada essai proses akan menyajikan yang bersifat kronologis( waktu).

       c). Essai Naratif

            Essai ini menggambarkan suatu ide dengan cara bertutur. Kejadian cerita yang diceritakan disajikan sesuai urutan waktu.

      d). Essai Persuasif

            Essai persuasif berusaha mengubab perilaku pembaca atau memotivasi pembaca untuk serta dalam aksi. Essai ini menyatakan suatu emosi .

      e). Essain Dokumentatif

            Essai memberikan informasi berdasarkan suatu penilaian di bawah intitusi atau otoritasnya.

    4. Kriteria menulis essai  

          Menulis essai ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan seperti berikut ini.

             a) Merumuskan pendahuluan (tesis)

                    Suatu pernyataan tesis mencerminkan isi essai dan pokok persoalan yang akan disampaikan oleh pengarangnya. Tesis bertujuan untuk membatasi pokok permasalahan sesuai dengan konteks yang ingin disampaikan penulis. Fungsi tesis untuk menggiring pembaca mengetahui pokok tulisan kita.

              b) Konteks

                   Konteks merupakan ruang lingkup yang dapat tercermin secara eksplisit maupun implisit. Tujuannya agar tulisan fokus terhadap gagasan dan isu yang ingin disampaikan.

             c) Masalah

                 Masalah adalah kejadian yang tidak sesuai dengan harapan/keinginan. Karangan essai yang baik. Jika mengandung masalah -- masalah yang aktual. Artinya, karangan essai pasti memilik masalah untuk disampaikan kepada pembaca.

            d) Solusi

                Solusi merupakan usaha penulis untuk menyelesaikan masalah- masalah yang ditulis dalam karangannya. Solusi dalam sebuah karangan essai fungsinya sangar esensial untuk mengajak pembaca melaksanakan apa yang diinginkan pengarang.

           e) Simpulan

                Simpulan merupakan karangan dari pokok -- pokok yang telah ditemukan dan memberikan perspektif kepada pembaca.

     5. Pedoman Menulis Essai

         Ada beberapa hal yang dilakukan mahasiwa dalam proses menulis essai.

            1) Memahamu penugasan

                Sebelum menulis harus paham tujuan, manfaat, dan dampak tulisannya.

                  2) Mengumpulkan informasi

                       Informasi dapat dicari melalui membaca buku, koran, internet, diskusi perkuliahan, dll.

                  3) Mengembangkan gagasan

Agar gagasan menjadi lebih baik dapat melakukan, membaca, brainstorming dan berdiskusi.

       4) Mentukan tujuan menulis

            Apa alasan menulis?apakah mempunyai (referensi,masalah,gagasan),apa yang ingin dicapai

                 5) Menyusun rumusan persoalan/ tesis

                     Rumusan yang berisi permyataan tesis dan poin -- poin karangan.

                 6) Menyusun penataan ide

                      Penataan ide dapat berwujud kerangka karangan atau menggambarkannya dalam bentuk mind mapping.

                7) Menulis essai

                     Menulis ialah menuangkan gagasan dan masalah berdasarkan kerangka dalam bahasa tulis.

               8) Menyusun tulisan

                  Susunlah tulisan dengan organisasi ide dan urutan masalah yang baik. Perhatikan penggunaan bahasa dan organisasi tulisan.

      6. Penggunaan Strategi Catalisting untuk Menulis Essai

           Salah satu strategi untuk memperoleh dan mengembangkan gagasan, masalah, dan solusinya dalam menulis essai adalah strategi catalisting. Strategi catalisting adalah strategi menulis untuk memperoleh dan mengembangkan gagasan, masalah dan solusi baru sebagai bahan menulis essai. Pemaparan lebih lanjut tentang pelaksaan penggunaan strategi catalisting sebagai berikut :

           (1) Tahap Bacalah

                Kegiatan membaca dalam tindakan penelitian sangat pemting untuk menunjang pemerolehan ide, masalah, dan solusi             sebelum menulis. Karena semakin banyak seseorang membaca, maka semakin banyak pula tulisannya. Gaya penulisan tidak didapat dari menulis, melainkan dari membaca. Menulis dapat membantu mahasiswa untuk menyelesaikan masalah dan memperluas ilmu pengetahuannya.

          (2)Tahap Tatalah

              Menentukan gagasan -- gagasan utama, masalah, dan dari hasil membaca dan pengalamannya sendiri. Mengembangkan dan     mengkreasikan hasil pemahaman membaca dalam bentuk karangan. Dua cara untuk menyusun kerangka karangan yakni kerangka linier atau menggambarkannya dalam konsep.

         (3) Tahap Tulislah

               Mulai menulis essai berlandaskan kerangka konsep yang disusunnya. Gagasan- gagasan dalam tulisan mahasiswa dipengaruhi kreativitas dan pengalamannya masing- masing.

        (4) Simpulan

               Paragraf akhir suatu essai disebut paragraf penutup atau paragraf penyimpul. Paragraf ini merupakan bagian sangat pemting dari essai. Menuliskan kembali secara ringkas hal -- hal yang sangat pemting yang dibahas dalam tubuh essai dengan kalimat yang tidak sama.

 

PENUTUP

            Kemampuan menulis essai adalah kemampuan penting dan startegis bagi mahasiswa maupun siswa. Melalui menulis essai , mereka dapat memberikan kontribusi poaitif terhadap permasalahan yang terjadi pada masyarakat dan mengembangkan jiwa krtis dan kreatif.  Menulis essai juga memungkinkan mereka untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, menilai suatu pemikiran,menaksur nilai dan mengevaluasi pelaksanaan dari suatu pemikiran tersebut. kesimpulan ini didasarkan pada analisis teks yang menjelaskan pentingnya kemampuan menulis essai, strategi- strategi yang digunakan dalam menuli essai, dan kriteria yang perlu diperhatikan dalam menulis essai.

 

DAFTAR PUSTAKA

          Akhadiah, Sabarti, Arsjad, Maidar , & Ridwan, Sakura H. (1994). Pembinaan Kemampuan   Menulis Bahasa Indonesia.Jakarta;             Erlangga.

         Gorys Keraf (2004) Komposisi, Solo; Penerbit Nusa Indah.

         Muchammad Sholakhuddin Al Fajri (2006), Dimensi Sosial Keagamaan dalam Fiksi Humor.

Setyawan Pujiono (2013), Terampil Menulis Cara mudah dan praktis dalam menulis, Graha ilmu.

Tarigan (2013), Menulis Sebagai Suatu Keterampilan, Angkasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun