Di titik ini saya sadar bahwa membentuk citra dan membangun reputasi bagi sebuah instansi pemerintah, memang selalu penuh tantangan.
Terlebih kini media sosial memainkan peranan penting dalam membentuk opini publik.
Calon Dosen yang tadi merasa dicurangi pun saya yakin sadar betul dengan kekuatan media. Itu lantaran di akun linkedin terpampang nyata bahwa ia juga merupakan peneliti, jurnalis, dan analis data terkait digital media, studi media, dan media intelligence.
Sebagai seorang Coach yang menjadi fasilitator belajar untuk sekitar 90-an peserta SKB 2021, saya menyadari betul bahwa pada umumnya mereka yang memiliki skor tertinggi SKD memang memiliki kualitas-kualitas istimewa yang memang dibutuhkan oleh negeri ini.
Sangat disayangkan jika hanya karena ulah segelintir oknum tak bertanggungjawab, keseluruhan proses seleksi yang telah menghabiskan dana yang cukup besar dari APBN itu justru menyisakan sikap skeptis yang turun temurun. Hingga bakat-bakat luar biasa negeri ini enggan masuk berkontribusi untuk pembangunan negeri ini.
Jika tahun ini rekruitmen dosen menjadi perdebatan lantaran ada pihak lain yang  beranggapan bahwa dosen nonPNS  pun layak diperhatikan lantaran sudah lama mengajar di formasi tersebut, itu perlu menjadi perhatian BKN.
Seperti halnya rekruitmen guru yang menyediakan jalur PPPK, mengapa rekruitmen dosen pun tak menyediakan jalur serupa.
Dengan adanya jalur PPPK, dosen non-PNS Â yang lama mengabdi, terwadahi. Namun perguruan tinggi juga tak kehilangan potensi-potensi unggul dari pendaftar umum (dari luar institusi), lantaran disediakannya jalur non-PPPK.
Namun saya yakin, dengan jam terbang BKN yang cukup tinggi dan melintas zaman, semua pengalaman di 2021 bakal menjadi pelajaran berharga.
Sebab diakui ataupun tidak, rekruitmen CPNS adalah pintu masuk seseorang ke dalam birokrasi.
Jika wajah/tampilan rekruitmennya sudah sarat kontroversi, khawatirnya hal itu juga akan berdampak pada kepercayaan publik atas kesungguhan pemerintah dalam melakukan reformasi birokrasi di negeri ini.