Setibanya di rumah Kalila, Zou disambut oleh keluarga Kalila dengan hangat.Â
"Ni hao (halo), selamat datang dirumah kami...., silahkan masuk..," kedua orang tua Kallila menyambut Zhou dengan hangat, seperti keluarga sendiri.Â
"Ni hao (halo)....," Zhou tersenyum bahagia. Zhou terpana melihat rumah Kallila, yang tampak sederhana namun masih terlihat mewah dengan hiasan lukisan gunung bertuliskan huruf piyin disamping nya.
 "bibi..., ini oleh-oleh dari Indonesia..." Zhou menerahkan oleh-oleh yang ia bawa dari Indonesia.
 "wah....,tidak usah repot begini..., terimakasih banyak, Kallila antar temanmu kekamar, dan ibu akan siapkan perjamuan makan malam untuk kita" kata ibu Kallila.
 "bibi tidak usah repot-repot...." Zhou terlihat segan dengan ibu Kallila.
 "ahh....,tidak usah bagitu..., sudah kewajiban kami melayani tamu...." jawab ibu Kallila.
 "mari aku antar ke kamar mu....," Kallila mengajakku ke kamar untuk beristirahat.
  Setelah beberapa saat Kallila mengetuk pintu kamar, dan mengajakku ke meja makan. Disana ada berbagai makanan tradisional China. Seperti Peking Duck (bebek peking), hidangan ikonik dari Beijing yang terkenal dengan kulitnya yang renyah dan dagingnya yang lembut. Bebek disajikan dengan cara dipanggang hingga kulitnya garing dan dagingnya tetap juicy. Kung Pao Chicken (ayam kung pao), hidangan khas Sichuan yang terkenal dengan rasa pedas dan gurihnya. Potongan ayam digoreng bersama kacang tanah, cabai, dan sayuran seperti paprika dan bawang bombay. Dan terakhir ada Hot Pot (guoqiao), hidangan interaktif yang populer di seluruh China.Â
  Ini melibatkan panci besar yang diisi dengan kaldu yang beraroma, dan bahan-bahan segar seperti daging, seafood, sayuran, dan tahu yang dimasak di dalamnya oleh para pelanggan.
 "Aku melihatmu seperti kesulitan makan menggunakan sumpit....," ayah Kallila tersenyum kecil melihatku.Â