Mohon tunggu...
Fita Erlina
Fita Erlina Mohon Tunggu... Mahasiswa - penulis sajak di https://serpihanfitaerlina.blogspot.com

halo selamat membaca tulisan saya ya... semangat Boleh nih Follow Instagram aku @fit.erl23 dan mampir ke https://serpihanfitaerlina.blogspot.com tengkyuuuuuu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Nilai Estetika Masjid Astana Sultan Hadlirin di Mantingan, Jepara yang Diprakarsai oleh Ratu Kalinyamat

23 November 2023   11:38 Diperbarui: 23 November 2023   11:52 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada bangunan inti Masjid, terdapat empat buah tiang atau soko guru yang disanggah oleh umpak. Tiang-tiang tersebut menyanggah atap Masjid yang bertingkat tiga dan tingkat paling atas terdapat kemuncak atau mustaka yang terbuat dari terakota. Pada tempat imam sholat, bentuknya lebih menjorok kedalam dengan lengkungan timbul yang tebal dan masing-masing sisinya memiliki dua penyangga. Lantai masjid ini sekarang menggunakan keramik marmer, sedangkan sebelum dipugar lantai Masjid ini terbuat dengan keramik biasa bewarna coklat. Dinding Masjid pada awalnya tersusun dari batu bata merah, namun sekarang sudah dilapisi dengan semen sehingga terlihat lebih rapi dan lebih bersih, walaupun menghilangkan unsur kekunoan bangunan. Hal tersebut dilakukan karena mempertimbangkan kenyamanan para peziarah atau jamaah masyarakat setempat. 

 

(Sumber: Dokumentasi Fita Erlina 2022) 
(Sumber: Dokumentasi Fita Erlina 2022) 

Gambar 9. Suasana di dalam ruang utama Masjid

2. Perbedaan Bentuk Bangunan Masjid Astana Sultan Hadlirin, Mantingan Dengan Bangunan Masjid Modern 

Bentuk bangunan Masjid Astana Sultan Hadlirin, Mantingan dengan bangunan masjid di era modern saat ini memiliki banyak perbedaan, baik dari segi interior maupun dari segi eksterior. Perbedaan tersebut ada karena melihat kebudayaan sekarang dan pada zaman dahulu sangat berbeda, selain itu perkembangan teknologi yang semakin pesat di era modern saat ini juga menjadi pengaruh bentuk bangunan Masjid di era modern. Perbedaan yang terlihat antara Masjid Jawa Kuno terutama Masjid Mantingan dengan masjid modern yaitu, bentuk kubah atau atap masjid, denah masjid, bentuk pintu maupun jendela dan unsur lainnya. Bentuk kubah masjid jawa kuno jaman dahulu berbentuk limas mengerucut berundak, sedangkan kubah masjid di era sekarang berbentuk setengah lingkaran. Kubah masjid pada saat ini merupakan sebagai identitas bahwa bangunan tersebut merupakan tempat peribadatan umat muslim. Keberadaan masjid yang mempunyai kubah berbentuk setengah lingkaran di Indonesia terpengaruh oleh kebudayaan dari timur tengah. Ada beberapa sebutan kubah, yaitu kubah separuh bola (sedikit mengerucut dan permukaannya keluar), kubah berbentuk piring (puncak kubah lebih rendah dan dasar besar) dan kubah bawang (bentuknya hampir menyerupai bawang). 

 

(Sumber: Dokuementasi Fita Erlina 2022) 
(Sumber: Dokuementasi Fita Erlina 2022) 

Gambar 10. Masjid Mantingan

 

(Sumber: https://www.femina.co.id/travel/5-mesjid-megah-di-indonesia di akses pada 24 April 2022) 
(Sumber: https://www.femina.co.id/travel/5-mesjid-megah-di-indonesia di akses pada 24 April 2022) 

Gambar 11. Masjid Al-Akbar, Surabaya

Seiring berjalannya waktu dan teknologi yang semakin berkembang, banyak ditemukan bangunan Masjid yang dibangun tanpa menggunaan kubah. Salah satu masjid di Indonesia yang dibangun tanpa menggunakan kubah yaitu Masjid Al Irsyad di Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Masjid Al Irsyad tersebut dirancang oleh Ridwan Kamil yang terinspirasi pada bentuk Ka'bah dan dibangun pada tahun 2009. Perbedaan lain yang terlihat antara masjid kuno dengan masjid modern yaitu banyaknya penggunaan tiang masjid. Masjid pada jaman dahulu banyak menggunakan tiang sebagai penyangga bagian atap, sehingga memberikan kesan sempit. Sedangkan pada bangunan masjid di era modern saat ini, sangat sedikit dalam penggunaan tiang bahkan tidak ada tiang di area jamaah masjid, sehingga memberikan kesan yang luas. Perbedaan berikutnya yaitu ukuran ruangan utama masjid mantingan lebih kecil dibandingkan dengan ukuran serambi masjid, sedangkan masjid di era modern saat ini ukuran ruangan utama lebih luas dibandingkan dengan serambi masjidnya, bahkan ada masjid yang tidak mempunyai serambi. Masjid di era modern pada serambinya terdapat lengkungan, namun pada masjid mantingan tidak ada karena masjid ini menggunakan konsep rumah joglo. Bangunan Masjid mantingan ini tidak terlalu tinggi, namun pada bangunan masjid di era modern  pada umumnya bangunannya tinggi. 

 

(Sumber: https://falsafah.id/masjid-al-irsyad-satya-masjid-tanpa-kubah-danmenara  di akses pada 24 April 2022) 
(Sumber: https://falsafah.id/masjid-al-irsyad-satya-masjid-tanpa-kubah-danmenara  di akses pada 24 April 2022) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun