Flat foot didefinisikan sebagai telapak kaki datar atau rata. Telapak kaki yang normal pada sisi dalam/ medial terdapat cekungan. Saat kaki menapak pada permukaan lantai, dapat diamati dengan jelas kecekungan tersebut.Â
Pengamatan paling mudah dapat dilakukan dengan pengecapan jejak telapak kaki pada kertas menggunakan tinta atau air pada lantai kayu. Cetakan telapak kaki yang normal akan memperlihatkan bentuk kaki yang melengkung pada sisi medial tidak tercetak, sedangkan jari-jari kaki dan sisi luar hingga tumit terlihat jelas. Telapak kaki flat foot akan memperlihatkan cetakan kaki pada arch.
Flat foot umumnya disebabkan oleh 3 faktor yaitu kelainan bawaan, fungsional, dan trauma. Faktor bawaan berkaitan dengan kelainan genetik kurva kaki sejak lahir. Faktor fungsional berkaitan dengan kebiasaan sehari-hari baik dalam beraktivitas berolahraga dan berjalan kaki menggunakan sepatu dengan bagian depan ramping dan telapak sepatu datar dengan sole yang keras atau tidak fleksibel. Selain itu pengguaan sepatu tinggi yang sering dipakai oleh wanita juga berpengaruu terhadap kompresi pada telapak kaki. Faktor trauma berkaitan dengan cidera pada ankle atau telapak kaki yang dipengaruhi oleh gerakan biomekanik imbalance saat berjalan atau berlari.
Peregangan fascia telapak kaki yang bersifat repetitif dan berlangsung lama dimana tarikan fascia secara terus-menerus membuat penurunan arch pada telapak kaki.
Individu dengan flat foot akan mengalami sejumlah kondisi yaitu imbalance/ketikdakseimbangan otot, nyeri telapak kaki, dan nyeri tumit saat berjalan. Kelainan flat foot juga biasanya disertai dengan bentuk hip internal rotasi dan lutut valgus yang disebut dengan kelainan bentuk kaki X.
Keluhan umum yang dirasakan oleh individu flat foot yaitu rasa nyeri pada telapak kaki saat berjalan. Munculnya nyeri dikaitkan dengan peregangan berlebih pada fascia plantaris pada telapak kaki. Fascia plantaris merupakan jaringan selaput berwarna putih membungkus otot kaki. Bentuknya seperti kipas yang berjalan dari tulang tumit (calcaneus) hingga ke jari-jari kaki.Â
Pada telapak kaki flat, saat fase berjalan dari stance phase ke initial contact terjadi tekanan dan regangan pada tumit kemudian ke fascia plantaris yang kemudian berlanjut ke mid stance dan terminal stance (telapak kaki menjinjit). Gerakan berjalan dalam waktu lama dengan sepatu tanpa dukungan medial arch support akan mengiritasi fascia plantaris sehingga menyebabkan kerobekan yang berujung pada inflamasi. Rasa nyeri bisa muncul saat berjalan dan dari duduk ke berdiri (saat kaki menapak lantai).
Untuk mengurangi nyeri plantar karena flat foot, berikut hal yang dapat dilakukan yaitu:
1. Gunakan sepatu dengan medial arch support dalam jangka pendek kurang lebih selama 3 bulan.
2. Setelah 3 bulan, dimana keadaan membaik, ganti sepatu dengan sepatu bare foot untuk melatih otot-otot telapak kaki saat berjalan. Sepatu bare foot memiliki fleksibilitas tinggi pada bagian sole-nya sehingga otot-otot telapak kaki dapat diaktifkan dan diperkuat cengkramannya saat berjalan.
3. Gunakan bola tennis untuk massage friction pada telapak kaki dengan menekannya ke lantai. Tujuannya untuk meningkatkan sirkulasi fascia dan elastisitas jaringan fascia, sehingga nyeri berkurang dan mempercepat perbaikan jaringan yang mengalami scars tissue. Tekniknya dengan menekan bagian telapak kaki yang nyeri menggunakan bola tennis, tekan selama 30 detik dan dapat diulang hingga 6 kali.
4. Lakukan latihan penguatan otot paha dan kaki serta postur dengan core exercise.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H