Bila individu menerima mentah-mentah seluruh output yang disampaikan ChatGpt, maka individu tersebut terjebak dalam skema fiktif pemikiran mesin ChatGpt. Perlu diingat bahwa, ChatGpt hanyalah mesin buatan manusia. Mesin kecerdasan buatan yang menyerupai model otak manusia, tidak akan sempurna melebihi kemampuan berpikir kritis otak manusia. Di sinilah, peran kita sebagai manusia yang memiliki kecerdasan original, dimana otak kita didesain untuk berpikir rasional, kompleks, dan terstruktur.Â
Fokus pada inteligensi otak manusia mampu mengalahkan segala bentuk keterbatasan. Banyak membaca artikel dan buku kritis, teori pengembangan bidang ilmu spesifik, meningkatkan kemampuan diri lewat kursus, dan mengasah otak dengan menjawab dan memecahkan soal-soal HOTS yang memerlukan penalaran tinggi merupakan cara untuk mengaktifkan komunikasi antar neuron dan meningkatkan kinerja seluruh bagian otak, baik itu otak besar dan otak kecil. Paparan pembelajaran tingkat tinggi mampu menyehatkan otak sehingga individu tersebut menjadi lebih rasional, kritis, bijak, dan berkarakter.
Kemampuan kognitif dapat berkembang jika individu tersebut mau mempelajari sesuatu yang bermanfaat bagi pengembangan cara berpikirnya. Proses berpikir yang sistematis dan mendalam pada dinamika tugas dan kerja memang dirancang untuk meningkatkan kemampuan kognitif manusia. Ketidaktahuan dan ketidakmampuan menghadapi problema tugas dan kerja dapat diperbaiki dengan mengikuti pembelajaran spesifik terkait tugas/kerja tersebut. Tugas kita sebagai manusia  yaitu fokus pada kinerja otak untuk berpikir dalam memecahkan dan menemukan jawaban dari pertanyaan tugas/kerja yang spesifik.Â
Seringkali dalam proses memecahkan problematika tugas/kerja menuntut waktu yang tidak sebentar. Proses tersebut membutuhkan referensi dari berbagai riset papper, informasi pakar, buku ilmu pengetahuan, program kursus/pelatihan, dan sebagainya. Menguraikan, memilah, dan mengerucutkan informasi dari berbagai referensi menjadi beban kognitif bagi otak. Biasanya kita akan merasa buntu, kusut, burn out, lelah, mengantuk, dan sulit berkonsentrasi. Bila ini sudah dirasakan, artinya otak kita mulai mengalami kelelahan kognitif.Â
Beban kognitif lumrah dirasakan oleh kita sebagai manusia. Ketika kognitif mengalami pembebanan di luar kapasitasnya, maka diperlukan daya tampung otak yang lebih luas. Untuk memperluas daya tampung otak, kita memerlukan nutrisi yang seimbang bagi perkembangan otak. Makanan mengandung omega 3 dan protein seperti ikan, daging, kedelai, dan kacang-kacangan sangat baik untuk kesehatan otak.
Selain meningkatkan asupan nutrisi, diperlukan istirahat seperti tidur malam yang cukup yaitu 6 hingga 7 jam setiap hari, serta membiasakan membaca dan menulis.Â
Aktivasi Otak
Saat kita belajar berbagai hal dengan membaca dan menulis, otomatis bagian otak besar yaitu pada lobus frontal dan parietal serta area brocha diaktivasi dan bekerja sama memproses informasi baru kemudian informasi tersebut disimpan pada lobus temporal (penyimpanan memori).
Saat mengerjakan tugas dan kerja dengan membaca, menulis, dan mendengarkan maka fungsi kecerdasan dan konsentrasi pada lobus frontal menjadi lebih aktif. Tugas yang telah kita pelajari di hari tersebut akan tersimpan dengan baik dan kita dapat mengingatnya pada keesokan harinya dan dalam jangka waktu tertentu pada lobus temporal dengan beristirahat yang teratur dan cukup setiap hari. Â
Menurut artikel brainfacts, Saat mempelajari hal baru, neuron dari berbagai bagian otak saling berkomunikasi. Paparan pembelajaran yang intens membuat otak semakin kuat dan komunikasi antar neuron lebih efisien.Â
Perlu pemahaman dasar bagaimana otak bekerja saat kita menerima informasi baru. Otak terdiri atas miliaran neuron. Neuron-neuron memiliki dendrit yang bertugas menerima informasi dan akson bertugas mengirimkan informasi. Neuron-neuron ini saling berkomunikasi melalui sinyal listrik dan kimia. Transmisi dalam neuron bersifat listrik yang disebut potensial aksi. Transmisi antar neuron bersifat kimia dan berlangsung pada celah kecil yang disebut sinaps.Â