Mohon tunggu...
Fisio Yuliana
Fisio Yuliana Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Praktisi Fisioterapi

Perkuat literasi dengan membaca! Sebuah Halaman yang membagikan kualitas kesehatan mental, fisik, gerak tubuh, hubungan manusia, dan science. Bacalah 1 artikel setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Memanipulasi Kecemasan, Menyelaraskan Kesehatan Pikiran

4 November 2024   11:25 Diperbarui: 6 November 2024   07:30 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: https:// www.unsplash.com

Sebagai manusia kita mudah mengalami kecemasan. Semakin dewasa, semakin berkembang pula rasa cemas. Kecemasan kita sebagai manusia dewasa dipicu oleh banyak hal, baik itu karena tuntutan kehidupan dan cara pandang diri yang rendah. 

Kecemasan itu sebenarnya hanya ada di pikiran saja. Namun, kecemasan mampu menimbulkan berbagai permasalahan kesehatan mental. Kecemasan yang berlebih dan sulit dikontrol dapat memicu depresi. Bila sudah mengalami depresi, maka seseorang akan melakukan berbagai hal di luar akal sehatnya. 

Sering kita dengar di media masa, banyak orang melakukan bunuh diri karena sudah mengalami depresi berat yang diawali oleh rasa cemas.

Mereka merasa cemas terhadap tuntutan tugas/pekerjaan, cemas tidak dapat membayar utang, cemas dengan keadaan hidupnya, dan atau cemas karena berbuat salah. Segala kecemasan ini menumpuk di dalam pikiran mereka yang menjadikannya stres berlebih dan berkembang ke arah depresi. 

Sebagai manusia memang kita seringkali sulit mengontrol pikiran sadar kita. Pikiran negatif cenderung lebih menguasai diri kita. Berbagai hal dalam kehidupan modern saat ini, terutama di perkotaan besar lebih banyak menuntut masyarakat untuk bergerak cepat. Pekerja kantor menghadapi banyak tugas dengan waktu kerja yang panjang, namun istirahat yang kurang. Mereka diharapkan mampu bekerja dengan baik sesuai potensi yang dimiliki.

Oleh karena itu, tekanan dari pekerjaan dan perusahaan mudah memengaruhi karyawan untuk mengalami kecemasan dalam kehidupan kerja. 

Belum lagi soal upah kerja di Indonesia ini masih belum sesuai dengan standar hidup dan tenaga yang dikeluarkan oleh karyawan. Mereka harus mengimbangi antara kontribusi dalam bekerja dan mengatur biaya hidup agar mampu bertahan di kota besar. Segala hal yang mereka hadapi dalam kehidupan ini banyak memicu rasa cemas yang tidak ada ujungnya. 

Setiap orang dengan kehidupannya masing-masing memiliki kecemasannya sendiri. Sebagian besar kecemasan utama manusia dewasa yaitu soal keuangan dan kebutuhan hidup.

Bila seseorang sudah berkeluarga, kecemasan itu bercabang ke persoalan pendidikan anak dan biaya hidup seluruh anggota keluarga. Pikiran manusia dewasa dirancang untuk menghadapi masalah, mencari solusi, dan memanipulasi segala permasalahannya.

Oleh karena itu, pikiran manusia bagaikan sebuah labirin, dimana segala hal dipikirkan untuk menemukan jalan keluarnya atau tersesat dalam segala polemik pikiran itu sendiri. 

Kecemasan yang masih dalam batas wajar merupakan hal yang dapat ditoleransi.

Gangguan kecemasan berlebih sangat erat kaitannya dengan kesehatan. Kecemasan termasuk dalam bentuk waspada akan sesuatu yang dapat meningkatkan kerja dari sistem saraf simpatis. Peningkatan kerja sistem saraf simpatis dalam bentuk peningkatan denyut jantung, tekanan darah, ritme pernapasan, ketegangan otot-otot leher dan pundak, sehingga membuat seseorang mengalami gangguan tidur. 

Ketika denyut jantung tinggi, maka kita akan merasakan debaran dada yang kuat diiringi pernapasan yang sedikit terhambat. Selain itu, ketegangan otot belakang menyebabkan penurunan sirkulasi darah yang membawa oksigen ke otak sehingga mudah mengakibatkan sakit kepala yang disebut tension headache.

Kecemasan yang berlebihan dan berlangsung terus-menerus menimbulkan dampak besar yang mengarahkan seseorang pada anxiety disorders. Jika sudah mengalami anxiety disorders ini, hal-hal yang memicunya cemas akan membuatnya sesak napas, gemetar hebat, hingga hilang kesadaran. Kecemasan yang memburuk harus segera mendapatkan bantuan medis. 

Kecemasan yang masih dalam ambang batas wajar, dapat menjadi pemicu kita untuk berusaha memacu diri berjuang dalam segala lini kehidupan kita.

Namun, bila kecemasan tersebut sampai mengganggu produktivitas sehari-hari hingga sulit berkonsentrasi dan sulit tidur, maka waspadalah bahwa ini akan mengarah pada kondisi anxiety disorders. 

Telaah apa saja yang memicu rasa cemas. Berikut ini tiga hal keadaan yang membuat kita cemas. Barangkali Anda mengalami satu atau lebih dari keadaan ini. 

Bila Anda terjebak dalam sebuah hubungan yang terus membuat Anda cemas, berarti Anda sudah mengalami toxic relationship, segera lepaskan diri Anda dari hubungan tersebut. Anda dapat berkonsultasi dengan psikolog untuk keluar dari hubungan tersebut. Kecemasan hubungan dapat disebabkan oleh perilaku pasangan yang sering memberikan silent treatment, memanipulasi emosi, tiba-tiba menjauh, melakukan kekerasan verbal atau fisik, memberikan ketidakpastian, dan sebagainya. 

Bila Anda berada dalam lingkungan kerja yang berisi orang-orang toxic dan atau bos Anda sendiri sangat toxic, sehingga Anda selalu cemas dalam bekerja dan menghadapi orang-orang ini, maka lingkungan ini tidak baik bagi kesehatan mental Anda. Segera keluar dari perusahaan ini dengan terlebih dahulu mencari pekerjaan lain. Bila Anda terkendala dengan usia, Anda dapat berpikir untuk banting stir menjadi seorang pengusaha. 

Bila Anda merasa segala yang Anda kerjakan dalam hidup selalu kurang, pencapaian kurang, takut tidak dapat membahagiakan orang tua/pasangan/anak, takut kurang berhasil dengan usaha Anda, membandingkan diri dengan teman/orang lain yang lebih sukses, atau cemas akan masa depan, maka ini sudah menggambarkan bahwa Anda mengalami gambaran diri yang buruk.

Pemikiran ini membuat Anda cukup tersesat akan pandangan Anda terhadap diri, dimana Anda belum memahami diri sendiri. Pemahaman akan diri mampu menunjukkan rasa syukur dan cinta terhadap diri dengan apa yang telah diperjuangkan dalam hidup. Maka segala yang ada di luar kendali, tidak perlu dicemaskan. 

Tiga hal di atas paling umum penyebab dari kecemasan itu sendiri. Kecemasan akan hal yang tidak pasti membuat kita sulit mengendalikan pikiran. Menerima diri merupakan cara terbaik untuk memanipulasi kecemasan. Menerima diri menjadikan kita paham dan sadar, bahwa kapasitas kemampuan kita berada pada batas tertentu. Kita dapat memilih untuk mengendalikan pikiran dengan fokus pada apa yang menjadi tugas kita setiap hari dan membiarkan apa yang bukan urusan kita seperti tidak ikut memikirkan urusan orang lain dan omongan orang lain. 

Kecemasan mudah membuat kita mengeluh, marah, tidak sabar, sangat emosian, berbicara kasar, menganggap segalanya remeh/tidak berguna, dan sebagainya. Karena perubahan sikap kita yang seperti inilah membuat keadaan sekitar kita lebih toxic. Kita merasa segala sesuatu berjalan tidak sesuai ekspektasi. Sikap tidak sabar membuat kita semakin memburuk. Akhirnya segala dumelan hidup ini menambah beban pikiran. Kita terjerembab dalam pikiran sendiri. 

Pikiran buruk terus menguasai diri kita sehingga kita mudah menjadi layu. Apa pun akan sulit berjalan dengan lancar. Kesehatan memburuk dengan bermunculannya penyakit kronis seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, hingga kanker. Penyakit kronis ini dapat menyebabkan kematian. Semua penyakit ini biasanya diawali dari rasa cemas berlebih.

Maka dari itu, kuasai diri dengan melepaskan beban pikiran dari hal-hal yang tidak dapat kita kendalikan. Manipulasi kecemasan dengan latihan pernapasan, berolahraga, membaca buku, dan mengajak teman atau keluarga berlibur. Setelah itu, buang segala pikiran yang tidak perlu akan keadaan hidup kita. Entah apa pun yang berpeluang membuat kita menjadi tukang omel, mudah iri, sering kesal, dan sebagainya.

Menyeimbangkan diri dan pikiran mampu mengarahkan kita kepada kehidupan yang lebih baik. Kita jauh lebih tenang dan berkontribusi penuh melalui peran kita dalam pekerjaan, keluarga, masyarakat, dan negara. 

***

Penutup

Jika kita mampu mencintai diri dalam batas yang baik, maka kita dapat lebih bahagia dalam menjalani kehidupan. Selain itu, pikiran yang sehat mampu menarik segala hal yang baik dari alam semesta ini kepada kita. Aura kita menjadi lebih terbuka. Kita pun merasa rejeki lebih mengalir, hubungan dengan sesama lebih baik, dan masa depan yang lebih baik. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun