Apakah sebetulnya yang kita cari dan inginkan dari kehidupan ini?
Sebagai manusia kita dilahirkan ke dunia untuk memberikan kebaikan pada diri dan sesama. Setiap manusia terlahir bagaikan selembar kertas putih dan meninggalkan dunia tanpa membawa apapun. Manusia dan kehidupannya saling berkaitan erat. Setiap manusia memandang hidupnya dengan cara yang berbeda. Sebagai manusia kita tidak dapat memilih ibu seperti apa saat dilahirkan.
Sebagai manusia kita hanya dapat menentukan akan menjadi manusia seperti apa kita di dalam kehidupan ini. Kita dapat memegang kendali atas pikiran, perkataan, sikap, dan perbuatan kita. Namun kita tidak dapat mengendalikan apa yang sudah terjadi, akan terjadi, dan belum terjadi. Sebagai contoh saat sedang berjalan kaki tiba-tiba hujan deras. Kita tidak dapat mengendalikan hujan tersebut, namun kita dapat berlari mencari tempat untuk berteduh.Â
Banyak hal yang membelenggu kita yang hanya berasal dari pikiran kita sendiri. Sebagai manusia kita memiliki ambisi dan obsesi dalam hidup seperti menjadi sukses, kaya, makmur, dan sejahtera. Kita juga terkadang dapat membandingkan diri dengan kehidupan orang lain, menggerutu, mengeluh, dan memandang rendah diri sendiri hanya karena memiliki hidup yang tidak lebih baik dari orang lain.
Hal apa saja yang kita rasakan dan pikirkan itu hanya terjadi pada diri kita sendiri. Kita membuat diri sengsara dengan banyak memikirkan hal buruk dan negatif yang akhirnya membuat kita stress dan berakhir dengan depresi. Beberapa kali kita mungkin pernah di situasi merasa sial dan malang. Pekerjaan kita terasa menjenuhkan, menyulitkan, atau membosankan sehingga kita menjadi pengeluh ulung dan sedikit-sedikit ingin healing.
Selain itu, kita juga merasa kehidupan orang lain sangat nyaman, makmur, dan bahagia, mereka mudah membeli rumah yang besar, makanan mahal, dan berpakaian mewah. Hal yang terdekat juga dapat membuat kita mudah iri seperti saudara kita lebih suksea dengan pekerjaannya dan mendapatkan pasangan hidup yang kaya raya.
Lantas? Mengapa kita sebagai manusia mudah terdistraksi dengan kehidupan di sekitar kita?Â
Dunia ini memamerkan segala hal yang tampak mewah. Apalagi siluet negara lain sangat mempesona sehingga banyak orang saling adu postingan video dan foto berlibur mereka di luar negeri lewat media sosial. Pada masa belum adanya media sosial, orang yang berlibur ke luar negeri sudah pasti dianggap orang kaya dan makmur. Namun jaman sekarang, banyak biro perjalanan menawarkan harga kompetitif bagi siapa saja yang ingin berlibur ke luar negeri.
Tidak dipungkiri pada jaman sekarang, orang-orang sudah banyak yang ingin menginjakkan kaki di negara lain. Mereka ingin merasakan sensasi empat musim  dan keindahan wilayah di luar negeri. Maka banyak orang yang rela berhemat untuk mewujudkan impiannya ke luar negeri.
Adapula orang yang sangat rela bekerja keras untuk membeli handphone keluaran terbaru, kendaraan impian, tiket konser, dan sebagainya. Apakah hal ini salah? Tentu saja tidak, manusia diberikan kendali untuk memilih apapun yang mereka inginkan. Maka dari itu, hasrat lah yang membuat manusia bersemangat untuk menjalani kehidupan.Â
Lantas apakah hal-hal yang sudah umum dalam masyarakat perlu kita ikuti? Seperti memiliki rumah besar, kendaraan, handphone keluaran terbaru, baju branded, berlibur keluar negeri, bersekolah di luar negeri, dan sebagainya? Jawabannya, tidak perlu kita ikuti hal-hal yang umum seperti ini. Kita tidak perlu sampai harus berusaha mengikuti standar masyarakat global saat ini.
Tolak ukur kehidupan sebetulnya bukanlah hal-hal duniawi yang rapuh. Benda fisik apapun tidak dapat menjadikan patokan kebahagiaan. Kita mendapatkan rejeki apapun patut disyukuri. Pekerjaan yang kita jalani, selama itu membawa kebaikan harus selalu disyukuri. Keadaan yang kita hadapi dan alami baik dalam susah dan senang setiap harinya begitu berarti.Â
Kita dapat bangun tidur dalam kondisi sehat. Kita dapat menikmati makanan setiap hari. Kita dapat diberikan kepercayaan untuk bekerja. Kita dapat tidur setiap hari. Kita memiliki tempat tinggal. Semua itu merupakan kebaikan yang telah kita peroleh. Banyak orang di luar sana belum mengalami keberuntungan. Namun tidak mengurangi kebaikan yang mereka rasakan. Tidak juga mengambil kebahagiaan mereka. Kondisi apapun dapat membuat manusia bahagia.Â
Kecemasan hanya datang sebagai akibat pikiran yang tidak dapat dikontrol. Kita mudah merasa kurang akan hal apapun. Inilah justru yang membuat cemas. Cemas menghadapi orang lain, cemas berpidato, cemas bertemu klien, dan sebagainya. Sebetulnya ini hanya terjadi di pikiran kita. Pada kenyataannya ini belum terjadi. Sebaiknya hadapi saja dan kita akan dikuatkan setelah menghadapinya. Kita hanya perlu mengatur napas dan tidak fokus akan ketakutan yang belum terjadi atau bahkan tidak terjadi.
Dalam kehidupan ini kita diberikan berkat dalam bentuk keahlian yang dikuasai untuk memberikan kebaikan bagi sesama. Kita diberikan kemampuan untuk menyembuhkan, membuat rencana perusahaan, mengolah data, dan sebagainya. Ini merupakan bentuk kekuatan yang dapat kita salurkan untuk membawa kemajuan bagi kehidupan. Kita berkontribusi melalui bidang pekerjaaan kita, sehingga kita tidak perlu merasa sangat khawatir dalam menjalani kehidupan.
Adanya kemampuan yang kita kuasai tidak akan membuat kita hidup susah dan sengsara. Justru kita juga perlu bersiap untuk hidup susah. Hidup susah itu bukanlah benar-benar susah, namun hidup yang sangat disederhakan wujudnya. Banyak hal yang dapat kita buat menjadi sederhana. Kenapa kita perlu menyederhakan segala hal dalam hidup? Tujuannya hanya satu yaitu menjauhkan kita dari rasa cemas. Kecemasan yang terjadi merupakan hasil dari pemikiran yang tidak perlu dan hasrat akan sesuatu yang sia-sia belaka.
Wujud hidup yang dapat kita sederhanakan yaitu tidak memilih-milih makanan, tidak berpakaian berlebihan, menggunakan angkutan umum saat pergi dan pulang bekerja, dan sebagainya. Kita dapat menikmati kehidupan yang diberikan dengan sebaik-baiknya. Mensyukuri penghasilan kita dan masih dapat tidur di rumah yang kita tempati.
Kesederhanaan hidup dengan menggunakan barang tanpa berlebihan, mengatur pengeluaran untuk hal yang penting, tisak berhura-hura, dan selalu sisihkan penghasilan untuk ditabung. Memakai pakaian yang pantas sesuai dengan keadaaan, tidak merokok, minum, menggunakan obat terlarang, dan sebagainya. Hal ini dapat membelenggu hidup. Selain itu, meracuni diri dengan kebiasaan merokok, makan berlebihan, minum-minum, dan menggunakan obat terlarang dapat merusak kesehatan dan masa depan.Â
Tidak mencemaskan hal-hal dalam kehidupan yang tidak dapat kita kendalikan. Kita tidak perlu menghabiskan pikiran untuk khawatir akan pendapat dan perasaan orang lain. Tidak perlu juga cemas karena belum berhasil, tidak kaya, tidak punya kendaraan, dan sebagainya. Hal-hal duniawi hanya bersifat fana yang dapat ditarik dari kita sewaktu-waktu. Kita hanya mampu mengendalikan pikiran dan keputusan kita dalam hidup ini.
Hidup sederhana adalah pilihan dan menyederhanakan hidup sama dengan menyederhanakan pikiran untuk menjauhkan diri dari segala bentuk kecemasan diri akan kehidupan yang tidak ada ujungnyamÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H