Mohon tunggu...
Fisio Yuliana
Fisio Yuliana Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Praktisi Fisioterapi

Membaca dapat mengantarkan kita pada dunia yang lebih luas dan memacu untuk menggali pengetahuan mendalam pada berbagai hal. Mulailah membaca minimal lima halaman pada sebuah buku atau satu artikel setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Faktor Keberuntungan dan Upaya Erat Kaitannya dengan Kesuksesan Seseorang

17 September 2024   08:29 Diperbarui: 17 September 2024   18:32 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

sumber: .unsplash.com
sumber: .unsplash.com

Sekuat dan segigih apapun kita berusaha, bila kita tidak beruntung, kita belum menjadi apa-apa. Sama seperti JK Rowling, dari sekian banyak penerbit, ada 1 penerbit dimana anaknya diminta untuk membaca karya JK Rowling, anak itu menyukai karya JK Rowling, maka si Ayah pun menerbitkan karya JK Rowling. Seandainya saja, si anak penerbit tidak menyukai karya JK Rowling, mungkin hingga saat ini kita belum mengenal JK Rowling, atau Ia masih mencoba peruntungannya di luar sana. Beruntungnya lagi, ia menemukan penerbit yang memiliki kharisma sangat kuat di industri penerbitan buku. 

Kita kembali pada dua kisah di awal, dimana satu orang yang terlihat belum beruntung, walau ia sangat rajin, tekun, tidak pernah terlambat, dan bekerja keras, masih mengalami kehidupan yang biasa. Ini mungkin belum keberuntungannya, bisa saja ia masih dalam tahap berusaha, ia belum menemukan jodoh kesuksesannya saat ini. 

Sedangkan orang satunya, ia terlihat begitu beruntung, menjadi orang kepercayaan, hanya saja sikapnya sudah tidak menggambarkan seseorang yang patut menjadi panutan. Ia semakin sering terlambat, bekerja tidak maksimal, tidak termotivasi, namun tidak pernah mendapat teguran dari atasan. Kenapa ia bersikap demikian? 

Tahap kehidupan saat ini yang sudah ia idamkan sejak dahulu selagi ia masih berupaya keras sudah terwujud, maka ia pun sudah pada tahap bosan dan tidak bergairah. Itulah yang kita lihat pada dirinya saat ini. Mungkin saja apa yang didapatnya saat ini suatu hari nanti tidak  lagi menjadi keberuntungannya. 

Sumber: unsplash.com
Sumber: unsplash.com

Selagi saat ini di antara kita masih dalam proses belajar, berusaha, dan berjuang, jangan pernah untuk menyerah pada keadaan dan kesulitan. Kesulitan itu hadir untuk memperkuat kita. Terus berusaha dan keberuntungan kita akan mendekat. Bila tidak berusaha, kita tidak akan pernah beruntung. 

Bila kita sudah mencapai posisi kesuksesan saat ini, nikmati kebosanan tersebut, namun jangan pernah mengubah kualitas Anda. Tetaplah menjadi diri Anda yang selalu mau belajar, berinovasi, dan ajarkan ilmu yang Anda kuasai pada orang-orang di sekitar Anda. Maka, kebosanan dalam tahap kehidupan makmur yang Anda jalani saat ini, tidak menurunkan kualitas kepribadian Anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun