Mohon tunggu...
Davi Firzani
Davi Firzani Mohon Tunggu... Mahasiswa - IP TRISAKTI

Mahasiswa Penerima Beasiswa KIP - Kuliah Intitut Pariwisata Trisakti

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Implikasi Hutan Kota sebagai Destinasi Urban Tourism

5 Agustus 2022   17:18 Diperbarui: 5 Agustus 2022   17:26 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Freepik.com

Selamat pagi, siang, sore, ataupun malam.

Hutan kota merupakan hamparan pohon atau hutan yang tumbuh pada suatu lahan didalam area perkotaan, hutan biasanya pada plural area, kota adalah area yang memiliki banyak pusat kegiatan, jadi Hutan kota adalah bagaimana memindahkan fungsi hutan ke dalam kota untuk memperbaiki kualitas lingkungan.

Hutan kota yang notabenenya memiliki banyak pohon, maka pengendalian emisi Co2 yang menyimpan dan menyerap banyak emisi akan ikut membantu mengurangi pencemaran udara. 

Area hutan yang ditentukan oleh pemerintah minimal cakupannya adalah 30% dari luas area, jika misal kawasan yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai hutan kota sekitar 10 hektar, maka coveragenya adalah minimal 3 Hektar. 

Jangan sampai fungsi utama dari hutan kota sebenarnya sebagai penyedia dan pengatur jasa ekosistem hilang karena area kawasan yang dipenuhi oleh fasilitas.

Di Jakarta sendiri pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) sudah cukup lama, namun kecepatan pembangunannya belum maksimal karena jika target pembangunannya adalah 30% dari luas kota, maka Jakarta sendiri dikatakan belum mencapai karena untuk sekarang kurang lebih baru 12-13%. 

Menurut peraturan pemerintah, hutan kota luasnya 10% dari wilayah kota, di Jakarta sendiri kurang lebih terdapat 600 hektar hutan kota, padahal luas kota Jakarta sendiri kurang lebih 60.000 hektar, sehingga jika merujuk pada peraturan pemerintah tadi hal tersebut dirasa masih sangat jauh.

Urban tourism ini sendiri adalah kegiatan wisata yang berlangsung di wilayah perkotaan, dan atraksi yang bisa ditampilkan adalah hal-hal yang ada di area tersebut, baik yang bersifat alami maupun yang sifatnya buatan. 

Hal penting yang berkaitan dengan kegiatan urban tourism antara lain adalah atraksi wisata kota, dalam konteks ini maksudnya adalah hutan kotanya sendiri, kemudian bagaimana sistem pelayanan wisatanya, lalu pertimbangan terkait bagaimana infrastrukturnya. 

Hutan kota yang terkait dengan urban tourism lebih banyak dimanfaatkan sebagai kegiatan rekreasi, sebagian besar pengunjung sebuah hutan kota biasanya memiliki tempat tinggal yang tidak jauh dari area hutan kota tersebut, berbagai macam aktivitas dilakukan seperti keliling kebun, swafoto, olahraga ringan seperti jogging dan senam, serta juga ada yang melakukan kegiatan penelitian.

Hutan kota yang menjadi daya tarik ini perlu adanya penataan hutan kota yang menarik, penataan tersebut biasanya dibagi menjadi blok intensif dan non intensif yang dapat dilihat dari jenis kawasannya. Intensif sendiri lebih dimanfaatkan sebagai area interaksi pengunjung, sehingga pada blok ini tidak diizinkan penanaman pepohonan yang beracun, bergetah, dan berduri. 

Non intensif adalah blok yang memiliki area khusus seperti area rawan longsor, area penelitian, area meditasi, atau didalamnya terdapat pepohonan yang memiliki nilai berharga. Implikasi selanjutnya adalah bagaimana sebuah hutan kota dapat menyediakan banyak jenis objek wisata, jadi semakin banyak objek wisata maka secara tidak langsung semakin banyak pula orang yang berkunjung. 

Namun kita juga tetap harus menghitung daya dukung suatu hutan kota, seperti berapa banyak orang yang boleh berkunjung, apa saja kegiatannya, dan kapan waktu kunjungan.

Untuk kegiatan rekreasi, sebuah hutan kota dapat menciptakan daya tarik berupa olahraga minat khusus, seperti area panjat tebing yang dulu disediakan oleh hutan kota srengseng. kemudian rekreasi selanjutnya adalah untuk kepentingan pendidikan dan penelitian, serta rekreasi healing. 

Dari berbagai macam rekreasi yang disediakan tentu perlu diimbangi dengan beberapa fasilitas pendukung dengan harapan pengunjung yang datang ke hutan kota dapat pengalaman yang mereka rasakan. Fasilitasnya sendiri tentu saja harus menyediakan fasilitas yang memadai dan juga ramah lingkungan.

Sebuah hutan kota juga harus memberikan keamanan, kenyamanan, dan menjamin keselamatan pengunjung. Semua pihak yang berkepentingan entah pengelola maupun orang-orang yang berjualan harus memiliki keramah tamahan kepada para pengunjung agar timbul rasa nyaman bagi mereka yang datang. 

Menekankan keamanan bisa dilakukan dengan cara pencegahan tindak kriminal seperti penyediaan sumber daya penjaga disetiap titik hutan kota. Pengindentifikasian juga perlu dilakukan demi mencegah terjadinya kejadian fatal bagi pengunjung seperti misalnya terjadi gangguan hewan liar, pepohonan yang tumbang dan keadaan tanah yang longsor.

*Materi diperoleh dari seminar Hutan Kota & Urban Tourism oleh Bpk Dr. Ir. Rachmad Hermawan, MSc.F (21/6/22).

Mungkin cukup sekian artikel terkait implikasi hutan kota dan urban tourism ini, semoga dapat dijadikan referensi informasi serta edukasi bagi kalian semua, kurang dan lebihnya mohon dimaafkan.

Salam sehat dan Sampai jumpa!!.

Penulis: Davi Firzani (Mahasiswa program KIP-Kuliah di STP Trisakti).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun