Hutan kota yang menjadi daya tarik ini perlu adanya penataan hutan kota yang menarik, penataan tersebut biasanya dibagi menjadi blok intensif dan non intensif yang dapat dilihat dari jenis kawasannya. Intensif sendiri lebih dimanfaatkan sebagai area interaksi pengunjung, sehingga pada blok ini tidak diizinkan penanaman pepohonan yang beracun, bergetah, dan berduri.Â
Non intensif adalah blok yang memiliki area khusus seperti area rawan longsor, area penelitian, area meditasi, atau didalamnya terdapat pepohonan yang memiliki nilai berharga. Implikasi selanjutnya adalah bagaimana sebuah hutan kota dapat menyediakan banyak jenis objek wisata, jadi semakin banyak objek wisata maka secara tidak langsung semakin banyak pula orang yang berkunjung.Â
Namun kita juga tetap harus menghitung daya dukung suatu hutan kota, seperti berapa banyak orang yang boleh berkunjung, apa saja kegiatannya, dan kapan waktu kunjungan.
Untuk kegiatan rekreasi, sebuah hutan kota dapat menciptakan daya tarik berupa olahraga minat khusus, seperti area panjat tebing yang dulu disediakan oleh hutan kota srengseng. kemudian rekreasi selanjutnya adalah untuk kepentingan pendidikan dan penelitian, serta rekreasi healing.Â
Dari berbagai macam rekreasi yang disediakan tentu perlu diimbangi dengan beberapa fasilitas pendukung dengan harapan pengunjung yang datang ke hutan kota dapat pengalaman yang mereka rasakan. Fasilitasnya sendiri tentu saja harus menyediakan fasilitas yang memadai dan juga ramah lingkungan.
Sebuah hutan kota juga harus memberikan keamanan, kenyamanan, dan menjamin keselamatan pengunjung. Semua pihak yang berkepentingan entah pengelola maupun orang-orang yang berjualan harus memiliki keramah tamahan kepada para pengunjung agar timbul rasa nyaman bagi mereka yang datang.Â
Menekankan keamanan bisa dilakukan dengan cara pencegahan tindak kriminal seperti penyediaan sumber daya penjaga disetiap titik hutan kota. Pengindentifikasian juga perlu dilakukan demi mencegah terjadinya kejadian fatal bagi pengunjung seperti misalnya terjadi gangguan hewan liar, pepohonan yang tumbang dan keadaan tanah yang longsor.
*Materi diperoleh dari seminar Hutan Kota & Urban Tourism oleh Bpk Dr. Ir. Rachmad Hermawan, MSc.F (21/6/22).
Mungkin cukup sekian artikel terkait implikasi hutan kota dan urban tourism ini, semoga dapat dijadikan referensi informasi serta edukasi bagi kalian semua, kurang dan lebihnya mohon dimaafkan.
Salam sehat dan Sampai jumpa!!.
Penulis: Davi Firzani (Mahasiswa program KIP-Kuliah di STP Trisakti).