Mohon tunggu...
Firyal Nur Afnania
Firyal Nur Afnania Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswi UIN

Semangat!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kapan Identitas Gender Seseorang Mulai Terbentuk?

22 Oktober 2022   03:23 Diperbarui: 22 Oktober 2022   03:37 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Orang tua berpengaruh penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Sebagian besar anak menghabiskan waktunya di lingkungan rumah, sehingga pendidik terpenting adalah orang tua.

Oleh karena itu, orang tua perlu memahami pola asuh yang benar agar dapat membesarkan anaknya dengan sukses. Teladan yang baik dan kebiasaan yang baik adalah cara termudah dan paling cerdas bagi orang tua untuk membantu anak-anak mereka memiliki kehidupan yang baik.

Keluarga merupakan orang yang di cintai dalam hidup, karena keluarga yang baik, pasti akan menjadi tempat pulang. Keluarga biasa terikat dengan pernikahan, dan keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Menurut Bailon dan Maglaya (1978) keluarga adalah individu atau lebih, yang hidup di dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan perkawinan, dan hubungan darah seperti anak. 

Dalam keluarga tentunya ada gender yang berbeda, apakah kalian sudah tau apa gender itu? Mari mempelajarinya bersama.

Gender merupakan sifat, peran, dan posisi sosial yang dilekatkan kepada laki-laki dan perempuan yang berasal dari hasil konstruksi sosial. Cara pandang atau persepsi manusia terhadap laki-laki atau perempuan yang didasarkan pada maskulinitas dan feminitas, bukan pada perbedaan jenis kelamin. Menurut Ben (1981) jenis peran gender dibagi menjadi 4 yaitu maskulin, feminim, androgin, dan undifferentiated.

Maskulin adalah manusia yang sifat laki lakinya lebih besar daripada sifat keperempuanannya dan sifat maskulin ini dipercaya sebagai ciri ideal yang dimiliki laki-laki. Sedangkan feminim adalah manusia yang sifat keperempuanannya lebih besar daripada sifat kelaki-lakiannya dan sifat feminim ini dipercaya sebagai ciri ideal yang dimiliki perempuan. 

Kemudian ada androgin, androgin adalah manusia yang tidak dapat sepenuhnya cocok dengan peranan gender maskulin dan feminim. Kemudian yang terakhir adalah undifferentiated adalah manusia yang sifat laki-laki dan keperempuanannya di bawah rata-rata.

Kemudian dapat di simpulkan jika seseorang memiliki sifat maskulin yang rendah dan sifat feminim yang tinggi maka seseorang tersebut memiliki gender feminim dan begitupun sebaliknya, jika seseorang tersebut memiliki sifat maskulin yang tinggi dan sifat feminim yang rendah maka ia bergender maskulin. 

Jika seseorang yang memiliki sifat maskulin dan feminim yang tinggi maka seseorang tersebut memiliki gender androgin. Kemudian yang terakhir, jika seseorang tersebut memiliki sifat maskulin dan sifat feminim yang rendah maka ia tergolong memiliki gender undifferentiated.

Faktor biologis dan sosial telah dianggap sebagai faktor yang mempengaruhi pembentukan identitas gender. Kapan identitas gender seseorang umumnya mulai terbentuk? Umumnya mulai terbentuk di usia 3 tahun, setelah usia 3 tahun akan sulit mengubah identitas gender seorang anak, jika upaya untuk mengubah identitas gender anak tersebut dilakukan, dapat menyebabkan disforia gender. 

Identitas gender adalah kesadaran dan pemahaman seseorang mengenai gendernya sendiri, identitas gender seseorang mungkin sama dengan gender yang di tetapkan saat lahir atau mungkin sama sekali berbeda.

Kemudian apa itu orientasi seksual? Menurut Nevid, Rathus, Greene (2005) orientasi seksual berhubungan dengan arah ketertarikan seksual seseorang terhadap anggota gendernya sendiri atau gender lawan. Orientasi seksual ini ada beberapa jenis, yaitu heteroseksualitas, homoseksualitas, biseksualitas, dan aseksualitas. 

Heteroseksualitas adalah ketertarikan seksual seseorang pada jenis kelamin yang berbeda, kemudian homoseksualitas adalah ketertarikan seksual seseorang pada sesama jenis, kemudian biseksualitas adalah ketertarikan seseorang pada kedua jenis kelamin, dan yang terakhir adalah aseksualitas, aseksualitas adalah ketertarikan seksual seseorang bukan pada satu jenis kelamin. Orientasi seksual dapat dikontrol oleh orang tua, agar anak-anaknya tetap normal. 

Orientasi seksual sendiri dapat diajarkan secara bertahap kepada anak, yaitu segala sesuatu mulai dari perbedaan penampilan antara laki-laki dan perempuan hingga sikap dan keterampilan yang dapat memperkuat orientasi seksual mereka terhadap lawan jenisnya.

Apa itu kepribadian? Apakah sama dengan orientasi seksual? Tentu saja berbeda. Kepribadian adalah suatu perpaduan yang utuh antara sikap, sifat, pola pikir, emosi, serta nilai-nilai yang mempengaruhi individu tersebut agar berbuat sesuatu yang benar sesuai dengan lingkungannya.

Menurut Atkinson, kepribadian adalah pola perilaku dan cara yang khas yang menentukan penyesuaian diri individu terhadap lingkungan. Apakah kalian tahu bahwa sebenarnya kepribadian itu diperoleh dari proses belajar? Belajar disini maksudnya, bahwa penyebab tingkah laku bukan dari dirinya sendiri melainkan dari seseorang di lingkungannya. Kepribadian dibagi menjadi 3, yaitu introvert, ekstrovert, dan ambievert.

Seseorang yang memiliki kepribadian introvert akan sering terlihat menyendiri, pendiam, sulit bergaul, dan suka dengan kegiatan yang tenang seperti membaca dan menulis. Sedangkan ekstrovert memiliki kepribadian percaya diri, terbuka, suka berkumpul, aktif, juga suka dengan keramaian. 

Anak yang ekstrovert juga lebih suka didengarkan bukan mendengarkan cerita orang lain. Kemudian yang terakhir ambievert, ambievert adalah kepribadian seseorang yang dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi juga mood mereka. Disatu waktu seseorang bisa menjadi introvert maupun ekstrovert.  

Pendidikan seksual dapat memberikan pemahaman kepada anak agar lebih peduli dengan kesehatan seksual mereka. Manfaat pendidikan seksual sejak dini yaitu membantu anak mengenal bagian tubuh mana yang boleh dan tidak boleh dipegang ataupun dilihat oleh orang lain, sehingga anak akan menjaga tubuhnya sendiri. 

Kemudian anak akan tumbuh menjadi pribadi yang terbuka, juga tentu akan menjadi bekal bagi anak dalam melindungi dirinya sendiri. 

Orang tua tentu berperan penting dalam mengenalkan pengetahuan gender pada anak usia dini, karena erat kaitannya dengan perkembangan dan pembentukan pola prilaku dan kepribadian anak di masa depan. Peran orang tua dalam perkembangan gender anak adalah membantu anak pada gender yang tepat dan sesuai dengan kodratnya. 

Jika orang tua tidak berperan dalam perkembangan gender anak, maka bisa saja anak pada gender yang tidak sesuai dengan kodratnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun