Mohon tunggu...
Firyal Nur Afnania
Firyal Nur Afnania Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswi UIN

Semangat!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Apa Benar Temperamen Bukan Hanya tentang Emosi?

25 September 2022   18:08 Diperbarui: 25 September 2022   18:10 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Anak-anak adalah seorang yang belum benar-benar mengerti benar dan salah. Anak-anak memiliki dunianya sendiri yaitu bermain. Mengapa dunia anak adalah dunia bermain? 

Karena sebagian aktivitas yang dilakukan anak adalah bermain. Bermain akan membuat anak mengenal akan lingkungannya, lewat bermain juga akan mengembangkan kreativitas seorang anak. Jika ada seorang anak yang tidak suka bermain, maka perlu dipertanyakan ada apa dengan anak tersebut. 

Setiap anak memliki karakteristik yang berbeda-beda, ada anak yang memiliki karakteristik berkemauan keras namun ada juga anak yang memiliki karakteristik yang konsisten sejak dini. 

Perlu kalian ketahui bahwa anak dengan karakteristik temperamen akan sering terlihat sejak dini. Temperamen ini bukan hanya tentang emosi, temperamen disini adalah bagaimana anak menghadapi lingkungan sekitar mereka dan bagaimana mereka bereaksi dengan diri mereka masing-masing sejak dini.

Jenis temperamen anak ada 3 yaitu Easy Temperament, Spirited Temperament, dan Shy Temperament. Mari kita pelajari bersama-sama.

Anak yang memiliki Easy Temperament ini cenderung memiliki suasana yang positif. Ciri-ciri anak yang memiliki Easy Temperament ini akan senang dan tidak menangis jika digendong oleh orang lain dan anak akan mudah beradaptasi pada lingkungan sekitarnya. 

Anak pada temperamen ini cenderung menjadi anak yang ceria, aktif, tangguh, mudah tersenyum jika kecewa, juga akan senang jika bertemu dengan orang baru. Anak yang tumbuh dengan temperamen ini akan lebih mudah menyampaikan perasaan yang dirasakannya. Anak yang memiliki Easy Temperament ini akan tumbuh menjadi anak yang suka mengeskplorasi banyak hal.

Kemudian Spirited temperament, Spirited temperament ini anak akan cenderung sulit untuk mengatur emosinya. Anak akan sulit beradaptasi, bahkan anak yang memiliki temperamen ini mudah menangis ataupun marah karena hal-hal yang kecil. 

Spirited temperament ini adalah temperamen yang berlawanan dengan Easy Temperament. Jika Easy Temperament anak tidak akan menangis jika digendong orang lain sedangkan Spirited temperament anak akan mudah menangis dan merengek ketika digendong orang lain.

Kemudian temperamen selanjutnya adalah Shy Temperament. Anak yang memiliki temperamen ini cenderung pemalu. Anak yang memiliki temperamen ini perlu dukungan dari orang sekitarnya agar menjadi anak yang percaya diri. Karena mungkin akan agak sulit bagi anak yang memiliki temperamen ini ketika bersama teman-temannya disekolah. Sekitar 15% anak yang pemalu juga membutuhkan waktu yang lama untuk menyesuaikan diri dengan hal yang baru.

Peranan keluarga sangatlah penting dalam mengatur emosi anak. Mengapa demikian? Karena keluargalah yang berinteraksi langsung dengan anak. Keluarga juga menjadi bagian terpenting dalam pembentukan temperamen seorang anak.

Temperamen seorang anak juga akan terbentuk dari bagaimana lingkungan sekitarnya. Emosi anak akan menjadi baik jika dari keluarganya sendiri melatih bagaimana mengatur emosi yang baik.

Emosi adalah respon seseorang terhadap kejadian apa yang sedang dialaminya. Menurut Psikolog Paul Ekman, manusia memiliki 6 emosi dasar yaitu, terkejut, marah, takut, sedih, senang, dan jijik.

  • Emosi terkejut.  Emosi terkejut merupakan emosi yang hanya terjadi pada beberapa saat, contohnya ketika kita di kagetkan oleh orang lain, maka reaksi kita adalah terkejut dan hal itu hanya berlangsung beberapa saat dan setelah beberapa waktu kemudian emosi kita akan kembali seperti biasa.
  • Emosi marah. Jika sedang marah kita harus bisa mengendalikan amarah kita. Mengapa? Karena emosi marah ini sangat berbahaya jika kita tidak dapat mengaturnya dengan baik. Kita bisa berbuat hal yang seharusnya tidak kita lakukan, bahkan dapat membahayakan orang lain.
  • Emosi takut, kita sering merasakan hal ini karena membayangkan hal yang seharusnya tidak kita bayangkan. Seperti membayangkan ada hantu di dekat kita maka emosi takut itupun muncul.
  • Emosi sedih, jika emosi ini muncul kadang kita tidak bersemangat dalam melakukan berbagai aktivitas. Bahkan emosi sedih ini bisa berlangsung cukup lama, maka dari itu jika sedih bawa lah diri kita untuk melakukan hal-hal yang membuat diri kita senang kembali.
  • Emosi senang, emosi ini akan muncul ketika melihat, merasakan hal-hal yang kita sukai. Emosi ini juga terjadi jika kita bersama orang yang kita sayang. Emosi ini dapat muncul dengan bersamaan dengan emosi lainnya.
  • Emosi jijik, kita akan merasakan emosi ini ketika ada hal yang kita lihat atau yang kita cium seperti terlihat menjijikkan. Jika kita merasa jijik maka kita akan berusaha menghindar dari hal yang menjijikkan tersebut.

Emosi-emosi di atas akan terjadi sesuai dengan apa yang kita alami saat itu. Dalam menghadapi setiap emosi ada baiknya kita mengaturnya dengan baik. Mengapa? Karena jika terlalu senang akan tidak baik, begitupun jika terlalu sedih. Itulah pentingnya mengatur emosi dalam hidup, jika terbiasa dengan emosi yang buruk maka itu akan berdampak buruk pula bagi lingkungan sekitar kita. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun