Mohon tunggu...
Firyal EqwaYanayir
Firyal EqwaYanayir Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiwa Kedokteran Universitas Sebelas Maret

Email: firyaleee25@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenal Tradisi "Sawer" Suku Sunda

11 Februari 2019   18:04 Diperbarui: 11 Februari 2019   19:10 1794
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai berbagai macam suku bangsa, masing-masing suku tersebut memiliki adat tradisi yang diturunkan oleh nenek moyang, begitu juga suku sunda.

Salah satu tradisi suku sunda yang terkenal dan sering ditunggu-tunggu adalah saweran. Bagaimana tidak, tradisi sawer sering disajikan dengan menjiprat-jipratkan beras yang dicampur uang .

Tapi, pernah nggak sih kalian terpikirkan apa ya makna dari tradisi sawer ini ? Apa iya hanya untuk memberikan uang secara cuma-cuma ?

Bagi kalian yang belum mengetahui makna dari tradisi sawer, yuk simak !

Upacara Sawer
Sawer atau nyawer berasal dari kata awer yang artinya air jatuh menjiprat. Pengertian lain sawer itu adalah taweuran, yang artinya perkerjaan itu dilaksanakan di dalam panyaweran atau cucuran atap. 

Berdasarkan pengertiannya seperti itu , maka pelaksanaannya pun dilakukan oleh juru sawer .

Sebagai contoh, kalau pengertiannya sebagai air jatuh menjiprat, sesuai dengan pengertiannya, juru sawer menjiprat-jipratkan atau menabur- naburkan perlengkapan benda-benda sawer ke arah pengantin dan tak lupa juga kearah hadirin yang turut memeriahkan saweran.

Benda Pelengkap Sawer

Dalam kegiatan penyaweran, terdapat benda-benda perlengkapan yang di jiprat-jipratkan, lho. Benda-benda tersebut antara lain beras, sirih, kunyit,bunga-bungaan, dan uang logam maupun kertas. 

Benda-benda tersebut tidak sembarangan, lho. Ada makna yang terselip dari masing-masing benda sawer.  

Beras
Beras melambangkan kebahagiaan masalah pangan. Pengantin baru diharapkan akan mengarungi samudra luas , membentuk rumah tangga baru yang sudah lepas dari tanggung jawab orang tua harus hidup sejahtera sebagaimana yang kita harapkan bersama.

Menurut istilah sunda nya itu bro di panto bru di juru ngalayah di tengah imah yang artinya lubak-libuk ( banyak dengan kekayaan ) yang diridhoi oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Sirih
Sirih melambangkan kerukunan. Jadi, pengantin itu di dalam mengarungi kehidupan berumah tangga itu harus rukun dan damai, serasi sekata antara keduanya.

Konon, nenek moyang zaman dulu baik laki-laki maupun wanita sirih itu merupakan makanan utama. Makan nasi hanya dua kali dalam sehari, tetapi makan sirih tak bisa dihitung karena begitu seringnya.

Oleh karena itu, sirih masih digunakan hingga saat ini.

Kuning yang berasal dari kunyit
kuning melambangkan emas yang merupakan lambang dari kemuliaan. Orang yang reunceum atau banyak memakai emas itu pertanda orang tersebut sudah kaya raya alias mulia.

Kebutuhan sandang, pangan, dan papan diharapkan nantinya akan terpenuhi kemudian ada uang yang berlebih untuk membeli emas perhiasan. 

Itu yang diharapkan orangtua melalui simbol upacara sawer. 

Bunga-bungaan
Bunga-bungaan melambangkan keharuman. Setiap orang pasti menyukai bunga baik karena keharumannya maupun indah dilihat.

Nah, begitu pula harapan orangtua kepada pengantin bagaikan simbol bunga tadi.

Harus mempunyai nama harum karena memiliki perilaku yang baik, pengetahuan yang baik dan bermanfaat serta suka membantu dan memberi rezeki kepada manusia yang membutuhkannya.

Uang Logam maupun Kertas
Uang logam maupun kertas melambangkan rezeki atau harta. Setiap manusia pasti membutuhkan uang untuk membeli keperluan hidupnya.

Begitu pula harapan orangtua, semoga kelak pengantin dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga nya.

Jadi, intinya isi atau makna dari sawer itu adalah nasihat, petuah atau wasiat penting dari orangtua yang diwakilkan kepada juru sawer.

Bagaimana sudah tahu kan sekarang makna dari saweran ? Semakin bangga dong ya sama Indonesia yang memiliki tradisi adat beraneka ragam. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun