"Masalahnya ini masalah hati, Dien. Gimana dong. Elo deh yang cari dia sekarang di mana," Agni melirik manja.
"Najis, ogah bener. Nambah-nambahin kerjaan gue aja. Gak!" Diana mengomel. Agni terbahak-bahak. Derai tawa mereka masih berlanjut sampai tiba di warung Emak.
Dalam hati, Agni benar-benar merindukan Agni. Ya. Ia sangat merindukan Agni laki-laki, yang sebenarnya baru saja pergi dari warung Emak setengah jam sebelumnya.
Bersambung..