"Karena apa, hah?" tantang Rinjani dengan angkuh.
"Karena........" Kata-kata Daffa mendadak terhenti di ujung lidah. Seperti ada yang tertahan dan tak sanggup diucapkannya. Daffa segera melempar pandangannya ke arah lain. Sejenak kemudian, tampak tensi perdebatan mereka malam itu perlahan mulai surut kembali. Daffa menghela nafas panjang sambil mengusap wajahnya dengan gusar. Seperti tak tahu harus berbuat apalagi.
Melihat reaksi Daffa yang membeku, kini giliran Rinjani yang kembali melempar senyum sinis. "Selalu ada alasan di setiap tindakan, Mas! Dan aku akan menunggu kapan saatnya kau mengatakan alasan itu.... mengapa kau mau menikahi aku? Selamat malam...." Rinjani pun melenggang penuh kemenangan meninggalkan Daffa yang masih berdiri mematung. Senyum puas menghiasi wajah cantiknya karena merasa mampu membuat Daffa tak bisa berkutik malam itu....
**
Plak!! Sebuah tabloid dihempaskan Diza di atas meja kelas siang itu, tepat di hadapan Rinjani. Rinjani sontak terkejut, tak siap menerima 'serangan' Diza tadi. Untung saja kelas Komunikasi Bisnis sudah selesai, jadi tak ada seorang mahasiswa pun lagi di dalam ruangan itu kecuali mereka berdua.
"Apa sekarang loe bisa ngejelasin semua ini?" Diza menatap sahabatnya itu dengan jengah.
Rinjani mengerut dahi. Ia masih tak mengerti dengan sikap Diza. Tanpa ba-bi-bu diraihnya tabloid itu dengan berjuta penasaran.
Jderrr!!! Bagai tersambar petir di siang bolong, mendadak tubuh Rinjani melemas seketika. Matanya terbelalak dan tenggorokannya serasa tercekat. Tangan halusnya gemetaran memegang tabloid itu. Sebuah headline yang ditulis dengan huruf-huruf besar dan barisan foto-foto eksklusif yang terpampang di lembaran tabloid itu seolah menghantam jiwanya dengan bertubi-tubi.
PACAR RAHASIA ROBBY JAYADI : ISTRI SEORANG DOSEN???
Sedetik kemudian Rinjani merasa dunianya akan runtuh......
***