Tipe atap yang digunakan pada bangunan kelenteng Kyai Nyai Tumpeng dan Kyai Tjundrik Bumi adalah atap limasan dengan rangka kayu. Atap bagian luarnya dibuat bertumpuk-tumpuk dan menyerupai atap khas Cina, dengan tiga tingkat.
Atap pada kelenteng ini, bubungannya melengkung ke atas, yang memiliki makna untuk menghindarkan hal-hal buruk. Atap merupakan simbol surga karena fungsinya sebagai pelindung bagi siapapun dibawahnya.
Selanjutnya makna ornament yang terdapat pada atap bangunan kelenteng ini yaitu ornamen binatang. Ornamen binatang ini memiliki melambangkan shio-shio Cina yang terdiri dari binatang-binatang yang membawa keberuntungan. Harapannya dengan adanya kehadirannya ornamen ini makan banguna klenteng tersebut akan membawa keberuntungan.
Selain itu, penggunaan ornamen binatang pada atap ini terdiri dari binatang berkaki dua ataupun berkaki empat. Hal ini disesuaikan dengan fengshui yang berarti tanda baik, serta dipercaya bisa mendatangkan keberuntungan dan kebahagiaan.
Kemudian terkait plafond pada klenteng ini yang sudah memakai sistem arsitektur modern karena klenteng ini merupakan hasil renovasi di abad modern yang sudah lebih banyak mengenal teknik konstruksi atap terbaru. Plafond pada klenteng ini memadukan sistem balok horizontal dan vertikal yang menurut ajaran tridharma berarti tao dan te.
Sistem balok yang seperti ini bermakna adanya hubungan vertikal manusia dengan Tuhan serta hubungan horizontal manusia dengan manusia lainnya.
Terakhir penggunaan warna pada atap klenteng Sam Poo Kong yang menggunakan warna merah dan hijau. Menurut feng shui, warna merah berarti kebahagiaan, sedangkan warna hijau membawa keberuntungan dan umur yang panjang. Selain itu warna kuning keemasan menjadi simbol kekuasaan dan kerajaan yang diagungkan.
Makna dari penggunaan warna-warna tersebut pada atap klenteng ini adalah menaungi sesuatu yang berada dibawahnya (penghuni maupun pengunjung) dengan kebahagiaan, keberuntungan, umur yang panjang dan keagungan.
REFERENSI
Azzanti, D. (2015), Akulturasi Budaya Arsitektur Tiongkok Dengan Jawa Di Kawasan Kelenteng Sam Po Kong Semarang. Tugas Akhir, Sekolah Vokasi, Â Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Lestari, S. (2019). Bangunan dan Ornamentasi di Klenteng Sam Poo Kong. Jurnal Karya Seni, Institut Seni Indonesia Yogyakarya.