Mohon tunggu...
Firmus Isalno Naur
Firmus Isalno Naur Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Mahasiswa STFT Widya Sasana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perempuan Tidak Menutup Mata

9 Desember 2024   11:29 Diperbarui: 9 Desember 2024   12:35 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mata masih melihat, telinga masih medengar (sumber: pixabay.com)

Peran perempuan dalam sejarah panjang umat manusia telah berkembang pesat, dari posisi terbatas di masa lalu hingga kini, di mana mereka semakin diakui sebagai agen perubahan, pemimpin, dan pionir di berbagai bidang. Meski terkadang dihadapkan pada berbagai hambatan sosial, budaya, dan politik, perempuan telah menunjukkan ketangguhan luar biasa dalam meraih hak-hak mereka, serta berkontribusi dalam berbagai aspek kehidupan. Pembahasan ini akan mengungkapkan perjalanan peran perempuan dari kejayaan masa lalu hingga kini, menunjukkan bagaimana perempuan berhasil meruntuhkan batasan-batasan yang membelenggu mereka dan meraih kesempatan untuk berpartisipasi secara penuh dalam masyarakat.

Perempuan di Masa Lalu: Terbatas Tapi Penuh Kontribusi

Pada masa lalu, peran perempuan umumnya terbatas pada ranah domestik---mengurus rumah tangga, merawat anak, dan mendukung kehidupan suami. Struktur sosial yang patriarkal mendominasi hampir semua kebudayaan, menempatkan perempuan pada posisi yang dianggap lebih rendah daripada laki-laki. Namun, meskipun banyak masyarakat membatasi ruang gerak perempuan, mereka tetap memainkan peran yang sangat penting dalam menjaga kelangsungan hidup masyarakat dan keluarga.

Di Mesir Kuno, Cleopatra VII menjadi salah satu pemimpin wanita yang paling terkenal. Sebagai ratu, ia tidak hanya memimpin negara, tetapi juga menjadi tokoh penting dalam diplomasi dan politik internasional, menjalin aliansi dengan Julius Caesar dan Mark Antony, dua tokoh besar Roma. Kepemimpinan Cleopatra membuktikan bahwa perempuan di masa itu bisa berperan dalam pemerintahan dan politik dengan cara yang sangat berpengaruh.

Dalam bidang seni dan sastra, perempuan juga tidak tinggal diam. Sappho, seorang penyair dari Yunani Kuno, terkenal dengan karya-karyanya yang memengaruhi budaya Barat, sementara di Cina, Li Qingzhao, seorang penyair perempuan, menciptakan karya-karya sastra yang abadi. Di banyak kebudayaan, meskipun perempuan tidak memiliki akses yang sama terhadap pendidikan, mereka masih mampu menghasilkan karya-karya luar biasa yang berpengaruh dalam seni dan budaya.

Di bidang keagamaan, perempuan seperti Perawan Maria dalam agama Kristen dan Aisyah dalam Islam memiliki peran sentral dalam sejarah agama mereka. Mereka bukan hanya berperan sebagai tokoh penting dalam penyebaran ajaran agama, tetapi juga sebagai simbol pengorbanan dan kepemimpinan moral yang menginspirasi banyak orang.

Perempuan pada Masa Perjuangan: Mencapai Kesetaraan

Memasuki era modern, perempuan mulai menuntut hak-hak yang lebih setara dengan laki-laki, meskipun perjuangan ini tidak mudah. Abad ke-19 dan awal abad ke-20 merupakan periode di mana perempuan di banyak negara mulai bangkit untuk memperjuangkan hak pilih (sufraget), pendidikan, dan kebebasan individu mereka.

Gerakan hak pilih perempuan, yang dimulai pada akhir abad ke-19 di Inggris dan Amerika Serikat, adalah salah satu tonggak penting dalam perjuangan perempuan untuk mendapatkan hak-hak dasar mereka. Emmeline Pankhurst di Inggris dan Susan B. Anthony di AS adalah contoh tokoh yang memperjuangkan hak suara perempuan, dengan berani menentang ketidakadilan dan ketidaksetaraan. Perjuangan ini tidak hanya berdampak pada perempuan, tetapi juga membawa perubahan besar dalam cara masyarakat memandang peran perempuan dalam politik dan kehidupan publik.

Di Asia, perjuangan perempuan di India dipimpin oleh Sarojini Naidu dan Kamini Roy, yang berjuang untuk pendidikan perempuan dan hak-hak politik mereka. Di Indonesia, perempuan juga memiliki peran yang signifikan dalam perjuangan kemerdekaan. Raden Ajeng Kartini, dengan pemikiran progresifnya, membuka jalan bagi pendidikan perempuan di Indonesia melalui surat-suratnya yang terkenal. Meskipun terbatas oleh budaya dan tradisi pada masanya, perjuangan perempuan di seluruh dunia mulai menunjukkan bahwa mereka dapat, dan harus, berperan dalam kehidupan sosial, politik, dan ekonomi.

Perempuan dalam Era Kontemporer: Mengambil Banyak Bidang

Seiring waktu, perjuangan perempuan untuk kesetaraan mendapatkan hasil yang signifikan. Di abad ke-20 dan ke-21, perempuan mulai mengakses pendidikan yang lebih tinggi, memasuki dunia profesional, dan berpartisipasi aktif dalam politik, ekonomi, serta berbagai bidang lainnya. Pencapaian perempuan saat ini tidak terhitung banyaknya, dan mereka telah berhasil menunjukkan bahwa mereka tidak hanya dapat menempati posisi-posisi penting, tetapi juga membawa perubahan besar dalam masyarakat.

Margaret Thatcher, Perdana Menteri Inggris yang pertama, dan Indira Gandhi, Perdana Menteri India yang pertama, adalah contoh pemimpin perempuan yang mampu mengubah jalannya sejarah. Kepemimpinan mereka di tengah dominasi laki-laki dalam politik menunjukkan bahwa perempuan tidak hanya bisa mengelola negara, tetapi juga membuat keputusan besar yang berdampak internasional.

Di dunia bisnis, tokoh seperti Sheryl Sandberg yang menjabat sebagai COO Facebook, dan Mary Barra, CEO General Motors, telah memimpin perusahaan-perusahaan besar dan menunjukkan bahwa perempuan bisa menjadi pemimpin korporat yang sukses. Mereka membuktikan bahwa perempuan bisa bersaing di dunia yang sangat kompetitif dan sukses dalam industri yang didominasi oleh laki-laki.

Di dunia sains, Marie Curie, yang meraih dua Penghargaan Nobel, serta Rosalind Franklin, yang berperan penting dalam penemuan struktur DNA, telah membuka jalan bagi perempuan untuk menjadi ilmuwan terkemuka. Di bidang teknologi, tokoh seperti Ada Lovelace, yang dianggap sebagai programmer komputer pertama, dan Radia Perlman, yang dikenal sebagai ibu internet, menantang anggapan bahwa dunia teknologi hanya untuk laki-laki.

Selain itu, gerakan feminisme yang semakin berkembang telah membantu membuka banyak kesempatan bagi perempuan untuk menuntut hak-hak mereka secara lebih kuat, dengan melibatkan perempuan dalam perdebatan sosial tentang kekerasan berbasis gender, kesetaraan dalam pekerjaan, dan hak-hak reproduksi.

Perempuan di Masa Kini dan Tantangan yang Masih Ada

Meskipun perempuan telah mengalami banyak kemajuan, tantangan untuk mencapai kesetaraan gender secara penuh masih ada. Di banyak negara, perempuan masih menghadapi diskriminasi di dunia kerja, ketidaksetaraan dalam pendidikan, serta kekerasan berbasis gender yang terus merajalela. Namun, perempuan kini semakin menunjukkan ketangguhan dan peran penting mereka dalam mengatasi masalah-masalah ini.

Di bidang olahraga, misalnya, perempuan seperti Serena Williams dan Megan Rapinoe tidak hanya menjadi ikon dalam dunia olahraga, tetapi juga berjuang untuk kesetaraan gaji dan pengakuan yang lebih besar bagi atlet perempuan. Mereka membuktikan bahwa perempuan bisa bersaing di level tertinggi dan menuntut hak yang sama dengan laki-laki dalam dunia olahraga.

Di bidang sosial dan lingkungan, perempuan juga semakin menonjol sebagai agen perubahan. Greta Thunberg, yang dikenal sebagai pemimpin gerakan perubahan iklim global, telah menggerakkan jutaan orang di seluruh dunia untuk bertindak demi melindungi planet ini. Aksi-aksinya membuktikan bahwa perempuan bisa memimpin gerakan sosial yang mendunia dan membawa perubahan nyata.

Perjalanan peran perempuan dari kejayaan masa lalu hingga kini menunjukkan perubahan besar dalam cara perempuan dipandang dan diberi kesempatan di berbagai bidang. Meskipun perempuan telah menghadapi banyak tantangan sepanjang sejarah, mereka terus menunjukkan bahwa mereka tidak hanya mampu mengelola rumah tangga atau menjalani peran tradisional, tetapi juga bisa menjadi pemimpin, ilmuwan, pengusaha, aktivis, dan banyak lagi. Perempuan telah menunjukkan bahwa tidak ada batasan yang bisa menghentikan mereka untuk mencapai potensi penuh mereka. Dengan terus memperjuangkan kesetaraan, perempuan dapat terus memainkan peran penting dalam membentuk dunia yang lebih baik bagi semua orang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun