Eksistensialisme merupakan filsafat yang tidak mudah, sebab tidak ada tempat untuk disalahkan. Hal ini disebabkan oleh penekanan yang sangat kuat terhadap subyek, atau subyek menjadi titik centrum refleksi dan pembentuk realitas. Tidak ada pihak luar yang memutuskan perasaan kita, hidup kita, atau siapakah diri kita. Titik sentral persoalan dalam eksistensialisme adalah eksistensi manusia. Dan eksistensi manusia itu diperoleh manusia itu sendiri, tanpa ada bantuan dari orang lain, manusia bersandar sepenuhnya pada pilihan-pilihannya.
 Namun, dari pemaparan di atas dapat kita pahami bahwa, Sartre, disamping menekankan subyek sebagai pusat untuk menciptakan realitasnya sendiri, di sisi lain, ia juga menekankan kesadaran subyek terhadap keberadaan yang lain. Dan lebih dari itu, walaupun setiap subyek itu memiliki kebebasan total, tetapai ia tetap dalam kesadaran akan keberadaan orang lain juga memiliki kebebasan yang sama. Dimana saya dapat meng-obyek-kan yang lain, tetapi diri saya juga dapat di-obyek-kan oleh mereka.
 Maka untuk menjembatani dua ekstrem tersebut, Sartre menekankan tanggung jawab. Hal ini saya lihat sebagai sebuah etika relasional inter-subyektif. Dimana kita bebas untuk bertumbuh menjadi diri sendiri yang otentik, tetapi selalu dalam penghargaan terhadap subyek yang lain. Dimana pribadi-pribadi yang lain juga bebas untuk menjadi diri mereka sendiri tanpa tekanan dan paksaan dari pihak manapun. Pemikiran Sarte ini masih relevan bagi kita di zaman sekarang ini, yang ditanadai oleh masyarakat yang sangat menekankan kebebasan bagi setiap pribadi. Namun, kebebasan yang ditawarkan oleh Sartre bukan kebebasan yang egoistik, melainkan kebebasan yang selalu dalam kaitan dengan kebebasan kebebasan orang lain. Jika hal ini disadari dan diwujudkan dalam tindakan nyata, maka nilai-nilai kemanusiaan universal dapat terwujud dalam kehidupan bersama.
catatan akhir:
[1] Yunus, Firdaus, "Kebebasan Dalam Filsafat Eksistensialisme": Jean Paul Sartre, Jurnal Al- Ulum, Volume. 11, Nomor 2, (2011) hlm  Hal. 267-282
[1] Lorens bagus, Kamus Filsafat,(Jakarta: Gramedia, 1996), hlm 187
[1]  Linda Smith & William Raper, Ide-ide, Filsafat dan Agama Dulu dan Sekarang  (Yogyakarta: Kanisius, 2000)  hlm77-78
[1] Muzairi, Eksistensialisme Jean Paul Sartre, Sumur Tanpa Dasar Kebebasan Manusia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002) Â hlm. 71.
[1] https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/21/sartre-biografi-dan-pemikiran/. Di akses pada Senin, 04 Mei 2020, pkl 12.05.
[1] K. Bertens, Filsafat Barat Abad XX Prancis, (Jakarta: Gramedia, 1985), hlm 314.
[1] Armada Riyanto, CM, Menjadi-Mencintai: Berfilsafat Teologis Sehari-hari, (Yogyakarta: Kanisius, 2013) hlm 98.