Mohon tunggu...
Firmino Botan
Firmino Botan Mohon Tunggu... Lainnya - Mencoba dengan harapan. Dan berharap untuk terus mencoba

Kesuksesan bukan hanya milik orang-orang yang pintar, melainkan juga milik mereka yang tekun

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tuhan Izinkan Aku Mencintainya

7 Mei 2023   20:40 Diperbarui: 7 Mei 2023   21:03 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun lanjutku, saya memang mencintai dan menyayangi dirimu, tapi saya juga tidak memaksa, bahwa dirimu juga harus memiliki rasa yang sama. Ini hanyalah ungkapan kejujuran akan rasa yang sedang menggelora dalam hatiku. Bahwa bagaimana rasamu padaku, itu bukanlah persoalannya, bagiku menerima dan tidak menerima bukanlah jawaban yang aku inginkan segera. Bukannya aku takut ditolak, atau melompat gembira karena diterima, tetapi lebih pada kelegaan hati yang aku impikan. Karena menyimpan dan memendam rasa hanyalah menambah beban buatku. Dan membuat hati terus gelisah. Mengungkapkannya adalah jalan keluar terbaik bagi diriku. Tetapi, bukan maksud untuk memainkan perasaanmu juga. Sebab, bagiku biarlah semuanya terjadi sebagaimana adanya. Kejujuran, ketulusan dan keberanian untuk mengungkapkan sudah cukup bagiku. Keputusanmu adalah hak dan kebebasanmu.

Sebab memaksamu untuk memiliki rasa yang sama, bukanlah cinta yang otentik dan sejati. Karena tujuan tidak menghalalkan segala cara. Tujuan yang baik harus dilakukan dengan cara yang baik pula. Demikian dengan cinta yang sejati, harus terjadi dalam cara dan tujuan yang baik. Sebab cinta akan mendatangkan derita, ketika kita mereduksi cara dan tujuannya yang mulia. Cinta itu putih bagaikan kapas yang menolak untuk dinodai. Ia juga ibarat burung, yang mengemis untuk ditangkap tapi menolak untuk dilukai, (Khalil Gibran).

Dicere quae puduit scriber jussit amor, "Cinta menuntut aku untuk menulis apa yang aku malu untuk mengatakannya" _ Ovidius

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun