Proses komunikasi di atas dikenal dengan istilah Martarombo. Vergouwen (1986) mengatakan Martarombo berasal dari kata mar dan tarombo. Tarombo berarti silsilah, sedangkan mar berarti ber, sehingga martarombo bermakna cara untuk mencari silsilah.
Martarombo adalah mencari atau menentukan titik pertalian darah yang terdekat, dalam rangka menentukan hubungan kekerabatan (partuturanna) dalam satu klan atau marga.
Bagi suku Batak, martarombo digunakan untuk mengetahui sistem kekerabatan dan posisinya dalam sistem peradatan, Dalihan Na Tolu.
Mangihut Siregar dalam Jurnal Studi Kultural (2017) menjelaskan Dalihan Na Tolu sebagai berikut:
"Dalihan na tolu adalah sistem kekeluargaan yang mengatur Suku Batak antara satu dengan lainnya. Dalihan secara harfiah adalah tungku, na tolu artinya yang tiga. Dengan demikian dalihan na tolu adalah tungku yang terbuat dari tiga buah batu yang dijadikan sebagai tempat memasak.
Tungku (dalihan) ini dapat digunakan secara baik untuk tempat memasak karena terdiri dari tiga elemen (unsur). Demikian halnya upacara adat yang dilakukan Orang Batak berjalan dengan baik apabila ketiga unsur dalihan na tolu dapat melaksanakan peranannya masing-masing. Salah satu dari ketiga unsur ini terganggu maka upacara adat tidak sempurna.
Dalihan na tolu terdiri dari: hula-hula, dongan tubu dan boru. Hula-hula adalah pemberi isteri, dongan tubu adalah yang satu marga, dan boru adalah penerima isteri. Setiap Orang Batak akan masuk ke dalam unsur dalihan na tolu.
Orang Batak sangat bangga memiliki sistem dalihan na tolu dan berusaha untuk melestarikannya. Dalam sistem dalihan na tolu terdapat kesetaraan antara satu sama lain karena dalam sistem ini tidak mengenal kasta. Selain itu, posisi masing- masing akan selalu berganti dengan kata lain tidak ada satu orang yang selalu memiliki posisi hula-hula atau boru tetapi silih berganti tergantung situasi dan kondisi,"
Untuk mengetahui kedudukannya dalam sistem dalihan na tolu itu, maka orang Batak Toba wajib Martarombo dimanapun mereka berada terutama saat bertemu orang batak yang baru dikenal.
Oleh sebab itu, bagi suku Batak penting untuk mengetahui seluk beluk marganya sendiri, marga ibu serta marga dari nenek kedua orangtuanya.