Mohon tunggu...
Firman Adi
Firman Adi Mohon Tunggu... Insinyur - ekspresi sederhana

arek suroboyo yang masih belajar menulis. nasionalis tak terlalu religius. pendukung juventus sekaligus liverpudlian. penggemar krengsengan, rawon dan tahu campur.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Putaran Nasib 1: Gentayangan

15 November 2020   06:48 Diperbarui: 6 Januari 2021   09:18 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Itu ayah kami yang dibunuh, Bu. Tapi ceritanya menurut polisi perampokan. Kami malah belum pernah dengar cerita soal menabrak motor terus dibunuh sama pengemudi motornya", jawab Aswin terheran.

"Eh .... gitu ya. Begini aja, ayo ikut ibu ke rumah. Nanti biar Ibu bantu rawat luka lukanya", ajak sang ibu.

Ibu yang menolong Sandi dan Aswin itu wajahnya lumayan cantik dan berumur sekitar 40 tahunan. Anak perempuannya sekitar usia 6 tahun. Mereka tinggal di sebuah gubuk kecil di  tepi hutan yang berbatasan dengan sebuah tanah lapang.

"Ayo masuk ... saya bantu rawat luka kalian berdua", kata sang ibu.

"Terima kasih bantuannya, bu. Sebenarnya ada 1 lagi teman kami yang jadi korban kecelakaan, tapi sepertinya sudah meninggal. Tadi kami coba ajak, tapi sudah tidak bergerak", balas Sandi.

Ibu itu dengan alat seadanya mencoba membersihkan luka Sandi dan Aswin dengan air, kemudian membalutnya dengan kain putih yang kebetulan ada di bagian belakang gubuk.Tidak ada kata-kata apapun dari sang ibu selama merawat Sandi dan Aswin.

"Anak perempuan itu kok melihat kita terus dengan pandangan tajam gitu ya?", tanya Aswin ke Sandi pelan.

Setelah saling terdiam beberapa saat, Sandi mencoba memulai lagi percakapan, "Bu, anaknya marah sama kami ya? Mohon maaf kalau jadi merepotkan dan anaknya jadi marah sama kami".

"Oh.. nggak apa apa. Rara memang gayanya begitu, dia tidak terlalu suka sama orang baru. Sama bapaknya sendiri aja suka begitu, karena bapaknya juga jarang ada di rumah.."

"Ayo dimakan dan diminum, biar kalian kuat dan bisa melanjutkan perjalanan", kata sang ibu sambil menyuguhkan kopi panas dan singkong rebus untuk Sandi dan Aswin.

"Terima kasih banyak, Bu. Kami setelah ini akan kembali ke lokasi kecelakaan supaya bisa merawat jenazah teman kami dengan layak", Aswin menerangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun