Jika pemerintah tidak mampu menjamin kebutuhan ekonomi warganya (terutama yang bergerak di sektor informal dan menggantungkan hidupnya di daily work) selama masa lockdown, maka kondisi sosial masyarakat +62 ini juga harus menjadi pertimbangan terutama biasanya kepanikan massal, yang terus diikuti dengan :
1. Membeli bahan makanan dalam jumlah yang di luar logika kebutuhan.
2. Karena kuatir kondisi makro ekonomi yg makin memburuk kemudian melakukan penarikan dana di bank dalam jumlah besar untuk dialihkan ke luar negeri.
3. Kesenjangan ekonomi akibat harga harga yang makin naik karena panic buying, warga yang tidak mampu membeli akan mulai resah dan dikhawatirkan melakukan hal-hal yang tidak diinginkan.
4. Kegiatan ekonomi yang semakin terbatas dan efek sosial yang negatif akan memperburuk kondisi makro ekonomi yang berakibat menurunnya daya beli.
5. Jika lockdown diikuti dengan pemeriksaan deteksi positif covid-19 pada banyak warga, maka harus diimbangi dengan kesiapan infrastruktur layanan kesehatan. Jika langkah ini menyebabkan banyaknya warga yang terdeteksi positif covid-19 sedangkan kapasitas dan tenaga layanan kesehatan tidak siap, maka akan terjadi seleksi pengguna layanan kesehatan yg berpotensi kekacauan.
Pemerintah rasanya secara sosial, ekonomi dan keuangan belum siap untuk memberlakukan lockdown terutama adanya efek samping. Kebijakan regional yang diambil oleh masing2 kepala daerah dengan mengistilahkan partial lockdown yang mendorong social distancing seperti yang saat ini dilakukan rasanya adalah keputusan yang proporsional, sambil terus memperbaiki infrastruktur layanan kesehatan yang di masa penyebaran virus covid-19 ini terlihat fragile dan butuh banyak improvement.Â
Mulai ketersediaan reagen, masker sampai dengan hand sanitizer termasuk jumlah tenaga medis yang mumpuni dalam melakukan test dan analisa sample Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pemantauan (PDP).
Semoga kebijakan yang dipilih pemerintah saat ini ditaati oleh publik dan mampu mengatasi penyebaran virus serta merecovery penderita yang saat ini postif covid-19.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H