Mohon tunggu...
Firmansyah
Firmansyah Mohon Tunggu... Musisi - Mahasiswa

Mahasiswa Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat UIN-Sumatera Utara Kota Medan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pengaruh Budaya K-Pop di Kalangan Pelajar Indonesia

28 November 2019   23:36 Diperbarui: 25 Juni 2021   01:44 4161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi musik K-Pop (unsplash/joel-muniz)

Belakangan ini kegandrungan akan musik K-pop semakin merajarela dikalangan pelajar Indonesia, dimana banyak pelajar tidak mampu menyaring setiap budaya asing yang masuk sehingga berimbas terkena dampak negatif dari budaya asing tersebut.

Kegandrungan akan musik K-Pop merupakan bagian yang tak terpisahkan dari semakin mewabahnya demam Korea (Korean Wave) di bebagai negara, termasuk Indonesia.

Di era globalisasi saat ini dengan kemajuan teknologi yang begitu pesat, unsur-unsur budaya asing dari suatu negara sangat mudah untuk masuk ke negara lain. Tentunya budaya asing yang masuk akan berdampak bagi budaya asal negara tersebut, hal ini tergantung bagaimana setiap individu menyikapi budaya asing yang masuk, sesuai atau tidak dengan norma-norma budaya asal yang ada. 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dampak adalah benturan, pengaruh yang mendatangkan akibat baik positif maupun negatif. Jadi secara sederhana dampak bisa diartikan sebagai pengaruh atau akibat yang ditimbulkan dari sesuatu.

Banyak hal yang melatar belakangi mengapa musik K-Pop mampu menghipnotis jutaan pelajar dan remaja di Indonesia, khususnya kaum hawa. Tidak hanya kaum hawa, beberapa pelajar pria pun juga menyukai musik K-Pop dengan alasan yang berbeda-beda.

Baca juga : Aktivisme Fans Kpop dalam Meramaikan Isu Sosial dan Politik di Media Sosial

Selain musik K-Pop, film Korea (Drama Korea) juga berhasil mencuri perhatian sejumlah remaja dan pelajar Indonesia. Ciri khas romantisme yang ditampilkan didalamnya merupakan salah satu alasan mengapa film Korea juga begitu digandrungi oleh para pelajar dan remaja saat ini.

Saat ini budaya Korea sangat mewabah dikalangan para pelajar. Banyak pelajar yang begitu terobsesi pada kebudayaan Korea, terutama dari segi musik dan style nya sehingga melupakan kebudayaan bangsa sendiri, bahkan bisa dibilang kehilangan jati dirinya.

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan lima orang remaja, dimana semuanya adalah mahasiswi dari sebuah perguruan tinggi negeri di Medan, bahwa mayoritas mereka meyukai musik Korea karena pengaruh dari teman-teman yang sebelumnya begitu fanatik dengan musik K-Pop.

K-Pop kepanjangan dari Korean Pop (Musik Pop Korea) adalah jenis musik populer yang berasal dari Korea Selatan. Musik Korea mempunyai dua unsur utama yaitu fashion dan musik itu sendiri.

Biasanya musik Korea mengusung musik dance, beraliran hiphop, serta unsur koreografi, dan kostum yang menarik. Disini keunggulan dalam " ketampanan dan kecantikan" juga ditonjolkan, selain kualitas pencipta musik oleh mereka sendiri (Bens Leo, 2012).

Baca juga : Idol Kpop Generasi 1 Pelopor Idol Grup Industri Kpop Masa Kini

Dampak positif K-Pop
Merebahnya wabah demam Korea (Korean Wave) bagi pelajar di Indonesia memicu minat pelajar untuk mempelajari bahasa asing, sehingga hal ini akan mempermudah mereka untuk mencari pekerjaan dengan keahlian bahasa asing yang dimilikinya.

Kemampuan bahasa asing juga sebagai basic skill keterampilan dasar yang akan mempermudah seseorang diterima di berbagai sektor perkerjaan dan jenjang pendidikan selanjutnya. Biasanya perusahaan akan memberikan perhatian khusus bagi calon pelamar kerja yang memiliki kemampuan bahasa asing yang tinggi.

Bahkan beberapa perusahaan juga memasukan kemampuan bahasa asing di dalam kualifikasi yang harus dimiliki oleh calon karyawannya. Kemampuan berbahasa dianggap sebagai salah satu keterampilan khusus yang menunjang dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi.

Apalagi di era modern seperti saat ini kemampuan komunikasi bahasa asing yang baik sangatlah penting bagi perusahaan untuk mempromosikan produk atau jasa kepada seseorang diseluruh dunia, dengan beragam pemahaman bahasa yang berbeda-beda di masing-masing negara agar produknya mampu menembus pasar global atau internasional.

Baca juga : Identik dengan Billboard Music Awards, BTS Kpop atau Bukan?

Kemampuan bahasa asing ini juga bermanfaat bagi pelajar apabila ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi di luar negeri seperti Korea Selatan. Pelajar tidak perlu lagi untuk mengikuti kursus bahasa Korea dengan biaya yang mahal, sebab dengan belajar secara otodidak pun mereka mampu menguasai bahasa Korea dengan mudah dan cepat.

Seperti mendengarkan lagu-lagu K-Pop dan menonton serial drama Korea yang akan menambah kosakata dan pemahaman mereka tentang bahasa Korea. 

Nyatanya banyak pelajar yang merasa penasaran dengan lirik yang dinyanyikan dari musik K-Pop itu sendiri sehingga memicu minat mereka untuk mengetahui arti dari lirik lagu tersebut, bahkan rasa penasaran ini membuat mereka ingin mempelajari bahasa Korea lebih dalam, karena bahasa Korea dianggap menarik untuk dipelajari.

Hal ini tentunya akan menguntungkan bagi mereka apabila ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi ke Korea, dan melamar pekerjaan di sebuah perusahaan yang meletakkan syarat kemampuan berbahasa Korea sebagai kualifikasi untuk diterima bekerja di perusahan tersebut.

Banyaknya beasiswa luar negeri dari pemerintah Indonesia, akan berpeluang besar didapatkan oleh seseorang yang memiliki kemampuan berbahasa asing yang baik.

Baca juga : Tren Hengkang Serempak di Kalangan Idol Group Kpop

Pepatah mengatakan "Dengan menguasai bahasa asing maka dunia berada di genggamanmu". Memang tidak bisa di elakan, di era globalisasi modern seperti sekarang ini, dunia global menjadikan bahasa asing merupakan salah satu hal yang penting dalam berkomunikasi kepada masyarakat dunia.

Menurut Frank Smith seorang psikolinguistik kontemporer yang mengatakan bahwa satu bahasa menunjukan anda pada satu koridor kehidupan, dua bahasa menunjukkan anda jalan menuju semua koridor.

Maksud dari pernyataan Frank Smith tersebut adalah ketika kita mempunyai bahasa asing selain bahasa ibu kita, maka besar kemungkinan kita mempunyai peluang lain yang mana peluang tersebut dapat berupa relasi ataupun finansial.

Hal ini membuktikan bahwa kemampuan berbahasa asing akan memberikan keuntungan tersendiri baik dari segi aspek keuangan, sosial, karier dan komunikasi yang lebih luas ke kancah internasional.

Masuknya budaya Korea atau K-Pop di Indonesia selain memicu minat pelajar untuk mempelajari bahasa asing, Musik K-Pop juga menginspirasi dunia musik remaja atau pelajar Indonesia menjadi lebih berwarna. Hal ini terlihat dengan kemunculan boyband atau girlband yang terinspirasi dari budaya Korea di tanah air, seperti SMASH, XO-IX, CherryBelle, 7ICON, S.O.S, dan lain-lain.

Selain itu masuknya budaya K-Pop juga memberikan keuntungan tersendiri bagi pengusaha, dengan memanfaatkan minat para pelajar Indonesia sebagai ajang untuk mencari keuntungan. Keuntungan tersebut dilakukan dengan menjual barang-barang yang berbau Korea seperti baju, jaket, sampai tempat minuman.

Dampak negatif K-Pop

Segala sesuatu hal pasti akan menimbulkan dampak, baik dari segi positif maupun segi negatif. Berkembangnya musik K-Pop di Indonesia, pasti juga akan memberikan dampak buruk bagi pelajar Indonesia, apabila pelajar tidak mampu untuk menyaring setiap nilai-nilai dari budaya asing yang masuk.

Banyak pelajar yang akhirnya lebih mencintai budaya asing daripada kebudayaan bangsanya sendiri. Hal ini meangakibatkan budaya bangsa semakin terabaikan dan bahkan mematikan kebudayaan itu sendiri. Sehingga dikawatirkan budaya asal akan hilang atau punah tergantikan oleh budaya asing, yang mungkin saja tidak sesuai dengan norma-norma yang ada.

Selain itu pelajar juga bisa terpengaruh dengan prilaku-prilaku menyimpang dari sang idolanya. Rasa cintanya pada sang idola yang begitu fanatik membutakan pikirannya dengan menganggap bahwa semua hal yang dilakukan idolanya adalah hal yang benar, padahal belum tentu hal itu baik dan sesuai dengan norma-norma budaya asal yang ada.

Prilaku menyimpang dari sang idola seperti budaya pacaran yang begitu berani, minum-minuman keras, gaya berpakaian yang terlalu vulgar, serta budaya operasi plastik yang dianggap lumrah, memungkinkan sang penggemar untuk meniru prilaku menyimpang dari idolanya tersebut.

Budaya operasi plastik dianggap wajar bagi warga Korea namun hal ini sangat bertentangan dengan nilai nilai budaya dan norma agama yang berlaku di Indonesia. Namun pada kenyataannya masih banyak remaja atau pelajar Indonesia yang nekad melakukan operasi plastik semata mata hanya ingin terlihat mirip dengan artis idolanya.

Islam mengharamkan perbuatan operasi plastik yang hanya bertujuan untuk mempercantik atau memperindah bentuk tubuh semata karena nafsu duniawi tanpa ada niat mengobati atau memperbaiki suatu kecacatan.

"Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik baiknya." (Q.S At Tin : 4). Ayat tersebut menjelaskan kecaman atas perbuatan syetan yang senantiasa mengajak manusia untuk melakukan berbagai perbuatan maksiat diantaranya mengubah ciptaan Allah (taghyir khalqillah).

Rasa cintanya yang begitu fanatik kepada sang idola juga membuat pelajar rela menghambur-hamburkan uang hanya demi menonton konser idola K-Pop mereka. Walaupun dengan biaya tiket konser yang mahal.

Segala hal mungkin akan dilakukannya hanya demi berfoto bersama sang idolanya dan menonton konser idolanya walaupun di tempat yang jauh sekalipun. Serta membuang-buang waktu hanya untuk mencari tau semua hal kehidupan sehari-hari dari sang idolanya.

Hal ini membuat waktu pelajar yang seharusnya digunakan untuk belajar, terbuang sia-sia sehingga menurunkan minat belajar dan prestasi pelajar disekolah.

Dari paparan tersebut dengan adanya wabah Korean pop atau biasa disingkat dengan K-Pop dapat disimpulkan bahwa dampak terbanyak yang memengaruhi para pelajar Indonesia terkait semakin merebahnya budaya K-Pop di Indonesia adalah dampak negatif.

Sedangkan dampak paling sedikit yang mempengaruhi pelajar Indonesia adalah dampak positif. Hal ini membuktikan bahwa masuknya budaya K-Pop memberikan pengaruh yang buruk bila setiap individu atau pelajar tidak mampu memfilter mana hal yang baik dan buruk bagi dirinya terkait merebahnya wabah Korean wave tersebut.

Budaya operasi plastik, minum-minuman keras, prilaku bercinta yang lebih berani, serta gaya berpakaian yang terbuka adalah hal biasa di negeri Korea tersebut. Hal-hal tersebut dianggap tidak sesuai dengan norma-norma budaya yang ada di Indonesia. Pelajar harus bisa meminimalisasi budaya buruk dan memaksimalisasi budaya baik didalam kehidupannya.

Di era globalisasi dan semakin pesatnya perkembangan teknologi adalah hal yang wajar, apabila ada budaya asing yang dengan mudah masuk ke suatu negara. Setiap individu harus bijak untuk menyaring setiap budaya asing yang masuk, dengan berpikir kritis dalam menyikapi budaya asing yang masuk apakah budaya itu sesuai dengan norma-norma budaya asal yang ada.

Sehingga budaya negara tidak luntur akibat pengaruh yang ditimbulkan dari budaya asing tersebut. Sikap terbaik yang dilakukan adalah dengan tidak langsung menerima budaya asing tersebut, dimana pelajar dituntut untuk lebih bijak melihat sisi positif dan negatif yang ditimbulkan dari masuknya budaya asing tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun