Mohon tunggu...
R Firman Santoso
R Firman Santoso Mohon Tunggu... Lainnya - Forester

Forester

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menjejak Potensi Ekowisata Air Terjun Gunung Rian

21 Januari 2024   15:07 Diperbarui: 21 Januari 2024   15:13 972
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tingkat 2 Air Terjun Gunung Rian (Dok. Pribadi)

Terik siang menyambut saat mobil yang membawa kami memasuki area parkir kawasan wisata Air Terjun Gunung Rian. Di area parkir yang di sekelilingnya berjajar warung penjual makan dan minuman ringan, nampak sepi. Hanya mobil kami saja yang bersandar di salah satu sudut parkir. 

Menurut D. Koswara, pendamping kami, pengunjung akan memadati kawasan ini pada akhir pekan. Pantas saja sepi, kami mengunjungi area ini pada hari Kamis.

Secara administratif, Wisata Air Terjun Gunung Rian terletak di Kecamatan Sesayap, Kabupaten Tana Tidung, Provinsi Klaimantan Utara. Masyarakat Kabupaten Tana Tidung biasa menyebut nama daerahnya dengan sebutan 'KTT', yang merupakan singkatan dari Kabupaten Tana Tidung. 

Kawasan ini juga masuk dalam areal kawasan lindung di Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH) PT Intraca Hutani Lestari (IHL). Mengapa diberi nama Air Terjun Gunung Rian? Ya, air terjun ini terletak di sebuah gunung yang namanya merupakan nama kampung, yaitu Kampung Rian.

"Air Terjun Gunung Rian memilki 7 (tujuh) tingkat, namun biasanya yang dikunjungi hanya sampai tingkat 2 (dua) saja. Jalan dari tingkat dua menuju tingkat selanjutnya juga hanya jalan setapak yang cukup sempit dan sulit dilalui" tutur Koswara. 

Untuk mencapai titik air terjun tingkat dua, para pengunjung harus terlebih dahulu berjalan dari titik awal, yaitu areal parkir, menapaki jalan yang sudah dibangun menjadi tangga. Butuh waktu kurang lebih 10 menit dengan berjalan kaki untuk sampai pada air terjun di tingkat dua. 

Sepanjang perjalanan, ekosistem hutan alam yang identik dengan pohon berukuran besar dan keanekaragaman hayati melimpah, menemani para pengunjung dalam perjalanan menuju titik air terjun. Udara segar dan suara gemericik air menjadi suguhan yang fantastis bagi pengunjung.

Kondisi Air Terjun di Tingkat 2 (Foto: Bayu S. Pramana)
Kondisi Air Terjun di Tingkat 2 (Foto: Bayu S. Pramana)
Titik air terjun di tingkat dua juga memang menjadi titik yang paling luas dibanding tingkat yang lain, sehingga pengunjung dapat leluasa bermain air. 

Sepanjang jalan menuju tingkat dua juga terdapat gazebo yang dapat digunakan pengunjung untuk beristirahat atau bersantai menikmati suasana alam yang segar nan sejuk.

Fasilitas toilet juga tersedia tak jauh dari titik tingkat dua. Tempat sampah juga berjajar sepanjang jalan. Bagi yang muslim, terdapat fasilitas mushola yang terletak tak jauh dari titik mulai di areal parkir. Plang himbauan untuk tidak membuang sampah sembarangan, tidak merusak lingkungan juga terpasang di beberapa titik.

Bagi penikmat panjat tebing, kawasan Gunung Rian juga menjadi tempat yang cocok untuk menyalurkan hobinya. Pasalnya, untuk dapat mencapai tingkat tertinggi yaitu tingkat tujuh, dapat dicapai dengan memanjat tebing. 

"Menurut orang yang pernah sampai puncak (gunung), keindahannya luar biasa. Dapat melihat pemandangan dari atas mencakup daerah Malinau dan KTT" tambah Koswara.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Cukup lengkapnya fasilitas yang ada ini menunjukkan keseriusan dari pengelola untuk mengembangkan potensi wisata alam ini. 

Bagi PT IHL, dengan didorongnya multi usaha kehutanan (MUK) oleh pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dapat menjadi salah satu potensi jasa lingkungan melalui ekowisata. 

Didorongnya skema MUK oleh pemerintah ini bertujuan agar para pemegang PBPH dapat memaksimalkan potensi yang ada di wilayah konsesinya. 

Tidak hanya bertumpu pada hasil hutan kayu, namun juga memaksimalkan potensi hasil hutan bukan kayu, jasa lingkungan, dll. Dengan demikian, cita-cita pengelolaan hutan yang lestari dapat tercapai demi kelangsungan hidup anak cucu kita nanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun