Mohon tunggu...
Firman Rahman
Firman Rahman Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger Kompasiana

| Tertarik pada finance, digital marketing dan investasi |

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Awas Jebakan Student Loan, Jangan Mengulang Kesalahan Amerika Serikat

31 Mei 2024   13:40 Diperbarui: 31 Mei 2024   13:58 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya tidak ada yang tahu, apa yang menjadi pertimbangan pemerintah hingga lebih memilih memberikan pinjaman daripada beasiswa, terlepas benar atau tidak langkah pemerintah menawarkan kredit pendidikan pada banyak siswa yang berpotensi dan berbakat dan tidak dapat melanjutkan studi ke perguruan tinggi karena keterbatasan finansial. Tentu hal ini menjadi pertanyaan besar, dimana peran dan kehadiran pemerintah untuk membantu mencari solusi dan tidak hanya dengan memberikan pinjaman.

Nah yang menjadi pertanyaan terkait model pelunasan, darimana para mahasiswa ini bisa menyelesaikan pinjaman, sedangkan tugas mereka adalah belajar. Apakah dengan belajar, juga harus bekerja sehingga bisa menyelesaikan pinjaman? Bila student loan harus selesai sebelum menyelesaikan studi, kemudian mendapat beasiswa, apakah beasiswa tersebut itu yang digunakan untuk membayar student loan?

Bila pinjaman tersebut hasus diselesaikan setelah mahasiswa lulus dan mendapatkan pekerjaan, tentu saat mendapat pekerjaan, gaji yang diterima juga tidak besar, dan tentu membutuhkan waktu untuk menyelesaiakn pinjaman.

Apakah ada solusi terbaik untuk hal ini? Maka wajar bila banyak pengamat, kalangan dan pemerhati pendidikan yang menilai skema student loan sebagai bentuk komersialisasi pendidikan yang sangat berbahaya.

Jadi, masalah atau problem yang timbul, seperti tidak tahu ujungnya, pemerintah seperti tidak mau campur tangan dalam hal mencerdaskan bangsa, hingga untuk belajar saja harus berhutang, dan pada akhirnya setelah menyelesaikan pendidikan para mahasiswa masih terkena kewajiban untuk melunasi pinjamannya.

Tidak dapat dipungkiri, di kala Pemerintah getol membutuhkan dana pembangunan yang secara masif, pemerintah juga harus melaksanakan mandat negara dalam menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dan merata untuk semua anak bangsa.

Disinilah yang miris, sejak mulai menjadi mhaisswa, sudah diajari untuk berhutang sejak dini, yang menakutkan, hutang tersebut tidak tahu harus dilunasi dari mana uangnya.

Bahkan menurut Tauhit Ahmad yang merupakan peneliti Senior Indef (Institute for Development of Economics and Finance), menyampaikan bahwa seharusnya skema pinjaman pendidikan adalah solusi alternatif dan bukan menjadi jalan keluar utama untuk membenahi biaya perguruan tinggi yang membengkak. (tirto.id)

Jangan Mengulang Kegagalan Amerika Serikat dalam Student Loan, Awas Risiko Gagal Bayar

Bila Pemerintah Indonesia memang berkaca pada Amerika Serikat dalam wacana pemberian student loan, seharusnya juga melihat bahwa program student loan di negara tersebut dinilai telah gagal.

Bahkan program yang dilakukan pemerintahan Presiden Joe Biden saat ini, salah satunya adalah dengan menghapus beban mahasiswa yang terjebak utang skema pendidikan pinjaman.

Seperti diketahui, Amerika Serikat menjalankan program student loan sejak lama. Bahkan pada tahun 2023 saja, student loan sudah berjumlah sektar US4 1,75 Triliun atau setara dengan Rp 27.982 Triliun bila dirupiahkan dengan kurs per 1 US$ sebesar Rp. 15.990,-. (cncbindonesia.com).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun