Mohon tunggu...
Firman Rahman
Firman Rahman Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger Kompasiana

| Tertarik pada finance, digital marketing dan investasi |

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Belajar Watak Entrepreneur dari Pebisnis Warkop

30 Mei 2023   09:34 Diperbarui: 31 Mei 2023   06:58 1167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Warung kopi Putri Salju milik Atak di Manggar, Belitung Timur (Sumber gambar: Kompas.com/Heru Dahnur)

Beberapa waktu lalu di berbagai diskusi dengan para pemilik bisnis di sebuah warkop sederhana dan tradisional, banyak yang mengeluh kondisi bisnis tidak senikmat dan segurih sebelum tahun 2023, bahkan banyak diantaranya yang harus menutup usahanya.

Tidak dapat dipungkiri bahwa ancaman resesi ekonomi, kini mengancam semua pihak, termasuk para karyawan. Resesi ekonomi sendiri merupakan suatu penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan dan meluas dan juga berkepanjangan.

Mengambil informasi dari sikapiuangmu.ojk.go.id, maka resesi ekonomi merupakan suatu kondisi ekonomi suatu negara yang memburuk, dengan dilihat dari PDB (Produk Domestik Bruto) yang negatif, pengangguran yang mengalami peningkatan, juga pertumbuhan ekonomi riil yang negatif selama dua kuartal berturut-turut.

Ilustrasi warkop (Sumber gambar: Dokumentasi pribadi)
Ilustrasi warkop (Sumber gambar: Dokumentasi pribadi)

Melihat kondisi tersebut, tentu saja hal ini berimbas pada kenaikan harga-harga yang memperlemah daya beli masyarakat, yang menyebabkan biaya operasional bisnis pun naik seiring dengan naiknya harga BBM.

Sebenarnya banyak sekali bisnis yang tahan resesi dan selau dibutuhkn,terlepas dari adanya badai pandemi hingga resesi, yaitu warung kopi tradisional. Setiap orang yang menyukai kopi akan rela mengeluarkan uang 2 ribu sampai 5 ribu untuk secangkir kopi ditambah 1 biji gorengan. 

Harganya yang murah dan terjangkau memang membuat masyarakat lebih banyak mengalihkan pembelian kopinya di warung-warung sederhana bila dibandingkan dengan caf-caf atau gerai kopi kekinian yang harganya cukup mahal.

Belajar Watak Entrepreneur dari Pebisnis Warkop Tradisional

Mungkin masih banyak dari kita yang meremehkan usaha ini, padahal diantara banyaknya bisnis yang bertumbangan, ternyata bisnis ini (warkop) mampu bertahan di tengah berbagai kondisi yang menghantam kehidupan ekonomi dan bisnis.

Atau anggapan mereka yang tidak mau berbisnis di warkop ini karena untung yang didapat hanya sedikit, memang memberi sisi keuntungan yang membuat para pebisnis warkop tradisional menjadi tidak terpengaruh dengan berbagai hal tersebut.

Sebenarnya dari bisnis yang dianggap sepele dengan hanya mengandalkan berbagai kopi sachet atau ada pula warung kopi yang menggiling sendiri kopinya ternyata memiliki makna entrepreneur yang tidak bisa dianggap remeh.

Warkop tradisional dengan penikmat kopi setianya (Sumber gambar: Kompas/Priyombodo)
Warkop tradisional dengan penikmat kopi setianya (Sumber gambar: Kompas/Priyombodo)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun