Apa yang menyenangkan saat bisnis yang sudah dibuka berkembang lebih dari ekspektasi? Tentunya ingin melakukan pengembangan bukan? Tentu ada hal menarik yang bisa dilakukan antara bingung ekspansi binsis? Pilih cabang baru atau buka franchise? Tentu menjadi pilihan yang sulit bagi seorang pebisnis.
Dua pilihan tersebut antara membuka cabang baru atau membuka franchise memang harus dipikirkan secara matang, karena dua konsep ekspansi tersebut memang membawa hal positif dan negatif, apalagi kalau bisnis yang Anda jalani adalah bisnis kuliner, tentu dibutuhkan perencanan dan konsep yang matang.
Membuka Cabang Baru dari Sudut Pandang Pebisnis
Memang sangat berbeda sudut pandang cara melihat bisnis antara seorang pebisnis dan seorang konsumen saat melihat bisnis yang Anda buka sudah mulai ramai. Kebanyakan para customer akan mendorong untuk membuka cabang saat melihat bisnis tersebut selalu ramai.
Namun hal berbeda bila dari kacamata pebisnis, pada saat bisnis mulai ramai, ekspansi bisnis memang selalu ada di benak mereka. Entah membuka cabang baru atau memperbesar bisnis yang ada saat ini.
Dari berbagai diskusi dengan pebisnis yang bisnisnya selalu ramai dan kebetulan di daerah kabupaten, ada catatan tersendiri mengapa mereka lebih memilih tidak membuka cabang lagi. Salah satu alasan dan hal ini lebih masuk akal adalah turunnya omset dan profit yang di dapat bila membuka cabang di daerah atau kabupaten yang sama, oleh karena itu di daerah tidak memerlukan cabang yang banyak.
Kalau dipikir ada benarnya, sebuah kota kecil dengan beberapa cabang, tentu akan terjadi pembagian omset antara resto utama dan cabang dan tentu saja ini yang menjadi pemikiran para pebisnis.
Berbeda kalau cabang tersebut dibuka di kota lain, yang nota bene kota wisata atau kota pendidikan, seperti di Yogyakarta, Malang dan kota-kota lain yang memiliki karaktersitik sama.
Yang perlu diingat adalah membuka cabang tentu saja sama dengan membuka bisnis baru, namun yang membedakan dalam hal ini, cabang tentu saja sudah memiliki nama, tidak perlu melakukan branding lagi secara mendalam.
Yang perlu dipersiapkan tentu saja, mulai dari merencanakannya dengan mtang, termasuk kesiapan sistem, perekrutan pegawai minimal bisa memberikan pelayan yang sama dengan restoran utama, dan juga kualitas dan rasa yang sama-sama enaknya dengan resto sebelumnya, dan juga persiapan modal dan juga modal cadangan.
Bagaimana dengan Pilihan Membuka Franchise?
Sepertinya sangat enak membuka franchise, kita tinggal menjual konsep, menyiapkan gerobak, bila franchise-nya franchise minuman, kemudian memberikan arahan dan menjualnya ke berbagai calon pembeli franchise.
Kok semudah itu? Kelihatanya sangat mudah, namun setelah dipikir hal ini ternyata memiliki risiko yang cukup fatal bila kita tidak melakukan pengawasan dan pembinaan secara teratur.
Sebagai seorang pebisnis yang ingin mengembangkan bisnisnya dengan model franchise, tentunya terdapat beberapa hal yang harus dipersiapkan, antara lain;
- Kita harus memiliki produk atau latar belakang brand yang sangat menjual. Mulai dari kinerja brand, potensi pasar yang akan dituju, peta persaingan dimana tempat franchise ini akan membuka bisnisnya, dan juga keunikan produk mau pun sistem yang membuat calon pembeli franchise ini tertarik.
- Sebelum menjual atau menawarkan sistem franchise, tentunya kita sudah harus mempersiapkan dengan matang perusahaan atau brand yang kita tawarkan (saat ini franchisor sudah sangat pintar dalam memilih franchise, biasanya mereka akan memilih perusahaan yang berumur panjang) dan sudah menghasilkan untung selama bertahun-tahun, setidaknya lebih dari 3 tahun). Nah pertanyaannya, perusahaan yang kita tawarkan nanti apa sudah memiliki dasar pondasi ini?
- Sebelum menawarkan franchise tentu saja sebagai pemilik, kita harus mempersiapkan dengan baik kinerja cabang atau resto utama atau bisa juga gerai waralaba yang lebih dulu ada. Tentu saja sebeagi pemilik bisnis kita harus mempersiapkannya dan menawarkan bahwa tempat bisnis kita atau gerai franchise sudah menghasilkan untung yang bagus.
- Menawarkan brand waralaba dan juga menunjukkan bahwa brand waralaba yang ditawarkan bisa memberikan untung yang cepat  (ROI - Return on Investment).
- Memberikan penawaran berupa hak dan kewajiban dengan menawarkan terlebih dulu dalam draft kontrak.
Yang menjadi pertanyaan bagi Anda para pebisnis, kok serumit itu ingin mengembangkan franchise, kok harus mempersiapkannya dengan detail? Tentu Anda tidak ingin dianggap menipu bukan? Atau hanya sekedar ingin menjual gerobak dengan dikamuflase dengan nama franchise, padahal tidak jelas bagaimana untung ruginya.
Dan juga Anda juga tidak mau dianggap menipu pembeli franchise Anda bukan? Oleh karena itu, semua harus dipersiapakan dengan detail dan terperinci.Â
Bila Anda menjadi seorang pebisnis dengan konsep waralaba atau franchise yang bisa dicontoh atau di amati, tiru dan modifikasi (ATM) adalah waralaba yang sampai sekarang masih bertahan, seperti Indomart dan Alfamart.
Manajemen Indomart secara profesional tentu saja sebelum menawarakan konsep franchisenya sudah mempersiapkan dengan detail tentang bagaimana operasionalnya, perekrutana karyawan, pengurusan perizinan dan sebagainya, maka tidak heran bila gerai waralaba Indomart ini terus bertambah.
Selain itu yang diperhatikan adalah berhati-hati dalam penentuan lokasi. karena lokasi menjadi penentu utama kinerja gerai atau pun Return on Investment (ROI).
Penguatan Brand Sebagai Kata Kunci Sebelum Ekspansi Bisnis
Ada satu hal penting yang harus diperhatikan sebelum melakukan ekspansi bisnis, yaitu menguatkan merk yang akan ditawarkan. Yang harus disadari adalah melahirkan merk besar, yang menjual dan memberikan daya tarik adalah proses yang tidak mudah, selain itu juga butuh strategi branding yang tepat secara berkesinambungan.
Hal ini juga diperkuat oleh apa yang disampaikan John Stuart, mantan CEO Quaker Oats, yang menyampaikan bahwa:Â
Memiliki merek yang kuat (great brand) adalah hal yang ternyata sangat bernilai.
Merek tentu saja kunci untuk survive dan juga kereta pendorong bagi tumbuhnya bisnis. Bahkan suatu perusahaan bisa saja sukses tanpa memiliki pabrik sendiri karena manufacturing bisa dilakukan dengan pola oustsource (contract manufacturing) kepada pihak ketiga.
Dan tentu saja perusahaan bisa memilih tempat produksi atau pabrik mana yang lebih efisien dengan kemampuan produksi terbaik.
Maka yang terpenting adalah memiliki brand sendiri yang kuat, karena brand merupakan motor terciptanya bisnis. Dan sebelum melakukan ekspansi bisnis, entah membuka cabang baru atau menjual franchise, maka yang harus diutamakan adalah memiliki merek besar (great brand) dengan ekuitas yang tinggi sehingga bisa menjadi dambaan pemilik bisnis dan juga pengelola bisnis.
Namun kenyataanya tidak mudah memiliki atau melahirkan brand besar, butuh proses dan diwarnai jatuh banguh atau bahkan kegagalan.
Maka menjadi penting disini sebelum melakukan ekspansi bisnis harus membuat ekuitas merek yang tinggi yang tidak akan bisa dihasilkan tanpa suatu grand strategy pengembangan merk yang jelas, karena yang pasti ekuitas merek tidak datang dengan sendirinya.
Semoga sedikit catatan tentang "Bingung ekspansi binsis? Pilih cabang baru atau buka franchise?" ini bermanfaat dan menjadi sedikit referensi untuk Anda yang saat ini ingin memperbesar volume bisnis termasuk dengan ekspansi bisnis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H