Mohon tunggu...
Firman Rahman
Firman Rahman Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger Kompasiana

| Tertarik pada finance, digital marketing dan investasi |

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Bingung Ekspansi Bisnis? Pilih Cabang Baru atau Buka Franchise?

21 Mei 2023   11:23 Diperbarui: 22 Mei 2023   03:30 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pemilik bisnis

Kok semudah itu? Kelihatanya sangat mudah, namun setelah dipikir hal ini ternyata memiliki risiko yang cukup fatal bila kita tidak melakukan pengawasan dan pembinaan secara teratur.

Sebagai seorang pebisnis yang ingin mengembangkan bisnisnya dengan model franchise, tentunya terdapat beberapa hal yang harus dipersiapkan, antara lain;

  • Kita harus memiliki produk atau latar belakang brand yang sangat menjual. Mulai dari kinerja brand, potensi pasar yang akan dituju, peta persaingan dimana tempat franchise ini akan membuka bisnisnya, dan juga keunikan produk mau pun sistem yang membuat calon pembeli franchise ini tertarik.
  • Sebelum menjual atau menawarkan sistem franchise, tentunya kita sudah harus mempersiapkan dengan matang perusahaan atau brand yang kita tawarkan (saat ini franchisor sudah sangat pintar dalam memilih franchise, biasanya mereka akan memilih perusahaan yang berumur panjang) dan sudah menghasilkan untung selama bertahun-tahun, setidaknya lebih dari 3 tahun). Nah pertanyaannya, perusahaan yang kita tawarkan nanti apa sudah memiliki dasar pondasi ini?
  • Sebelum menawarkan franchise tentu saja sebagai pemilik, kita harus mempersiapkan dengan baik kinerja cabang atau resto utama atau bisa juga gerai waralaba yang lebih dulu ada. Tentu saja sebeagi pemilik bisnis kita harus mempersiapkannya dan menawarkan bahwa tempat bisnis kita atau gerai franchise sudah menghasilkan untung yang bagus.
  • Menawarkan brand waralaba dan juga menunjukkan bahwa brand waralaba yang ditawarkan bisa memberikan untung yang cepat  (ROI - Return on Investment).
  • Memberikan penawaran berupa hak dan kewajiban dengan menawarkan terlebih dulu dalam draft kontrak.

Yang menjadi pertanyaan bagi Anda para pebisnis, kok serumit itu ingin mengembangkan franchise, kok harus mempersiapkannya dengan detail? Tentu Anda tidak ingin dianggap menipu bukan? Atau hanya sekedar ingin menjual gerobak dengan dikamuflase dengan nama franchise, padahal tidak jelas bagaimana untung ruginya.

Dan juga Anda juga tidak mau dianggap menipu pembeli franchise Anda bukan? Oleh karena itu, semua harus dipersiapakan dengan detail dan terperinci. 

Bila Anda menjadi seorang pebisnis dengan konsep waralaba atau franchise yang bisa dicontoh atau di amati, tiru dan modifikasi (ATM) adalah waralaba yang sampai sekarang masih bertahan, seperti Indomart dan Alfamart.

Manajemen Indomart secara profesional tentu saja sebelum menawarakan konsep franchisenya sudah mempersiapkan dengan detail tentang bagaimana operasionalnya, perekrutana karyawan, pengurusan perizinan dan sebagainya, maka tidak heran bila gerai waralaba Indomart ini terus bertambah.

Selain itu yang diperhatikan adalah berhati-hati dalam penentuan lokasi. karena lokasi menjadi penentu utama kinerja gerai atau pun Return on Investment (ROI).

Penguatan Brand Sebagai Kata Kunci Sebelum Ekspansi Bisnis

Ada satu hal penting yang harus diperhatikan sebelum melakukan ekspansi bisnis, yaitu menguatkan merk yang akan ditawarkan. Yang harus disadari adalah melahirkan merk besar, yang menjual dan memberikan daya tarik adalah proses yang tidak mudah, selain itu juga butuh strategi branding yang tepat secara berkesinambungan.

Hal ini juga diperkuat oleh apa yang disampaikan John Stuart, mantan CEO Quaker Oats, yang menyampaikan bahwa: 

Memiliki merek yang kuat (great brand) adalah hal yang ternyata sangat bernilai.

Merek tentu saja kunci untuk survive dan juga kereta pendorong bagi tumbuhnya bisnis. Bahkan suatu perusahaan bisa saja sukses tanpa memiliki pabrik sendiri karena manufacturing bisa dilakukan dengan pola oustsource (contract manufacturing) kepada pihak ketiga.

Dan tentu saja perusahaan bisa memilih tempat produksi atau pabrik mana yang lebih efisien dengan kemampuan produksi terbaik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun