Kenikmatan rujak cingur juga semakin lezat dengan tambahan potongan tempe goreng, tahu goreng dan tambahan sayur biasanya berupa sayur kangkung rebus, juga irisan tipis pisang biji hijau yang masih muda (dalam bahsa Jawa disebut dengan gedang klutuk).
Berdasarkan informasinya, untuk membuat sajian rujak cingur ini agar enak, maka cingur atau mulut sapi yang digunakan adalah jenis mulut sapi jantan, yang lebih empuk dan lebih terasa kenyal saat dikunyah. Berbeda bila menggunakan mulut sapi betina, cingur terasa alot dan harus direbus lama dengan bumbu lebih banyak agar lebih empuk.
Berbicara tentang jelajah kuliner, maka kurang afdhol bila tidak tahu tentang cerita dibalik lahirnya rujak cingur ini.
Dikutip dari Pegipegi, terdapat cerita unik yang mengatakan bahwa rujak cingur ini berasal dari Mesir, saat itu Raja Firaun yang ulang tahun , memanggil juru masak istana untuk menyajikan makanan istimewa, namun tidak ada yang cocok. Dan kemudian datanglah punggawa instana yang menyampaikan pada Firaun ada seseorang yang ingin menyajikan masakan untuk Raja, orang tersebut bernama Abdul Rozak, dengan makanan dibungkus pisang, setelah diperiksa ahli kesehatan raja, maka raja pun segera mencicipinya, dan Firaun makan dengan lahap sampai bercucuran keringat karena rasa pedasnya.
Karena makanan yang disajikan mampu memberikan kepuasan pada sang raja, maka sang raja memberikan hadiah berupa kapal laut dan sebidang tanah dan diangkat menjadi juru masak istana, namun Abdul Rozak menolak hadiah tersebut dan hanya mengambil kapal laut. Abdul Rozak pun mengembara hingga sampai di Tanjung Perak, Surabaya.
Tentang bahan cingur sapi tersebut, pada awalnya cingur yang digunakan adaah cingur unta, karena kesulitan mendapatkan bahan cingur unta,maka cingur tersebut diganti menjadi cingur sapi dengan penambahan bumbu. Sedang nama rujak sendiri, katanya berasal dari nama "Rozak" dan cingur sebagai bahan makanannya.
Entah benar tidaknya asal usul rujak cingur ini tentu perlu kajian tersendiri, namun cerita ini sangat menarik  dan sepertinya masuk akal.
Jombang Tujuan Mudik Berikutnya
Sama halnya dengan daerah lainnya yang kami lewati, Jombang adalah tujuan mudik kali ini, kampung halaman dimana orang tua berada. Tentunya banyak sekali pilihan sajian kuliner yang tidak dapat dilewatkan begitu saja. Terdapat dua sajian kuliner yang dinikmati di Jombang, yaitu Soto Dok Tugu dan Pecel Pincuk Bu Djiah.
- Soto Dok Tugu Jombang.
Soto ini sudah ada sejak jaman saya kecil, dan selalu menjadi tujuan kuliner. Nama tempat kuliner ini sebenarnya adalah "Soto Daging Pak Karman" yang berlolasi di Jalan Siliwangi No. 11 Jombang.
Banyak sekali sebutan untuk kuliner ini, ada yang menyebutnya dengan "Soto Pahlawan", karena dulu Jalan Siliwangi adalah Jalan Pahlawan. Ada yang menyebutnya dengan "Soto Tugu", karena lokasinya berada didekat perempatan lampu merah Kelurahan Tugu Jombang. Namun yang paling terkenal adalah sebutan"Soto Dok Tugu", sebutan ini sangat fenomenal karena saat akan menyajikan soto, tukang penjualnya saat akan menuang kecap asin, menggebrak botol kecap ke meja sampai berbunyi "dok" dengan suara keras dan kencang.