Mohon tunggu...
Firman Rahman
Firman Rahman Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger Kompasiana

| Tertarik pada finance, digital marketing dan investasi |

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Katanya Lebaran Ini Resesi, Kok Masih Nabung dan Investasi?

7 April 2023   10:49 Diperbarui: 9 April 2023   13:22 899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: investsmall.co)

Ada apa dengan hari ini? Tentu banyak hal yang bisa dibahas, salah satunya adalah dengan keadaan pasar saat ini yang mempengaruhi pola hidup semua level kehidupan masyarakat, mulai dari sektor konsumsi, produksi dan distribusi.

Selain itu, satu hal yang membuat penasaran, yaitu terkait dengan resesi. Tapi yang mengherankan, katanya lebaran ini resesi, kok masih nabung dan investasi?  Kok tidak memilih untuk mengamankan bahan pangan?

Benarkah saat ini kita benar-benar mengalami resesi? Dan tepatkah saat ini kita mengambil keputusan untuk menabung dan melakukan investasi?

Bagi masyarakat yang saat ini menjadi pegawai atau karyawan tentu tidak terlalu terasa, karena masih mendapatkan penghasilan berupa gaji, baru terasa kalau ada pengurangan pada tunjangan atau bonus.

Namun, resesi semakin terasa pada masyarakat yang berprofesi sebagai wirausaha, hal ini dengan ditandai dengan berkurangnya dan terjadinya penurunan omset atau terjadi ketidakseimbangan antara pola produksi dan konsumsi.

Ada Apa dengan Resesi?

Bila kita sering mengunjungi pasar dan sering berinteraksi dengan masyarakat yang berprofesi sebagai penjual dan pedagang, banyak sekali keluhan yang disampaikan, salah satunya adalah perbedaan penghasilan, yaitu menurunnya penghasilan kali ini, bila dibanding puasa dan lebaran tahun lalu.

Tidak hanya itu saja, dari beberapa informasi yang disampaikan di media sosial, banyak penjual dan pedagang yang barangnya masih banyak menumpuk di gudang.

Nah, yang menjadi pertanyaan adalah apa itu resesi? Menurut Biro Riset Ekonomi Nasional, yang dikutip dari Kompas.com, maka resesi bisa dikatakan sebagai terjadinya penurunan secara signifikan dalam aktivitas ekonomi yang tersebar di seluruh perekonomian dan berlangsung selama lebih dari beberapa bulan.

Baca juga: Idul Fitri Sudah Dekat, Pilih Investasi Baju Baru atau Mobil Baru dari Leasing untuk Mudik?

Penurunan ini sebenarnya sudah terlihat beberapa bulan lalu sebelum Bulan Ramadan, secara riil sangat terlihat di pasar-pasar daerah, ditambah lagi dengan banyaknya para pedagang dadakan bila dibanding para pembelinya, dan masih banyaknya indikator lainnya.

Yang menjadi pertanyaan lagi, bagaimana menyikapi kondisi tersebut, bila dilihat dari sudut pandang pebisnis saat ini?

Pada dasarnya, solusi dalam menghadapi kondisi tersebut baik bisnis kecil, menengah dan besar memiliki pola yang sama, karena hanya volume bisnisnya saja yang berbeda. Dalam hal ini yang sangat diperlukan adalah cara pebisnis itu sendiri dalam menghadapi kondisi ini. Tetap yakin menjadi kekuatan untuk menghadapi resesi tersebut

Jangan pernah hilang harapan. Jangan pernah menyerah, karena kami tidak tahu apa yang terjadi besok!

Menabung dan Investasi sebagai Solusi Menghadapi Resesi

Dapat diakui sebenarnya tanda-tanda resesi sudah ada di depan mata. Dari berbagai referensi ada sedikit saran yang membuka mata dan pikiran kita, yaitu:

Jangan sampai masyarakat justru tidak memiliki tabungan 1% pun di tengah buruknya pertumbuhan ekonomi dalam negeri saat ini.

Kok menabung? Kan masih dalam kondisi sulit? Ya, benar masih kondisi sulit, namun di saat kondisi sulit inilah kita harus mulai memaksa sisi psikologis kita untuk menyisihkan uang walau pun sangat sedikit.

Bagaimana kalau saldonya nol alias tidak punya tabungan? Tidak masalah, janganbersedih, karena pada dasarnya konsep menabung dan melakukan investasi memang untuk dihabiskan, namun dengan perhitungan yang matang dan benar-benar bermanfaat untuk kita dan juga untuk sesuatu yang produktif.

Mengutip dari Bang Andhika (instagram.com/andhika.diskartes/):

Lahir miskin memang bukan salahmu, mati miskin juga bukan salahmu.

Oleh karena itu, di masa yang sulit ini, kita harus bekerja lebih keras, berpikir lebih cerdas dan berusaha lebih dari yang lain. Kalau pun hasilnya belum menyenangkan, tetap lakukan lagi, tanpa perlu ada penyesalan. Karena Anda sudah melakukan yang terbaik untuk batin dan penerusmu. Dan Anda tidak akan dipersalahkan dengan kondisi ini.

Ternyata tabungan masih sedikit, bagaimana?

Sama halnya dengan konsep menabung, maka tahanlah untuk spend di luar kebutuhan-kebutuhan pokok. Kalau masih belum bisa, maka lakukan investasi, minimal investasi ke skill dan otak.

Apabila sudah mendapatkan dana yang pas ditambah tabungan sesuai harapan, maka sudah waktunya untuk berinvestasi. Banyak cara yang bisa dilakukan dengan berinvestasi saat resesi, diversifikasi menjadi kata kunci disini, yaitu diversifikasi pada investasi yang liquid, selain tabungan, ada obligasi, reksadana atau pun saham.

Baca juga: Awas Jebakan Kata "Jangan Mau Jadi Orang Gajian Terus".

Diantara berbagai pilihan instrumen investasi, maka menurut Perencana Keuangan Advisor Alliance Group (AAG) Indonesia, Dandy, saham masih bisa menjadi pilihan menarik untuk melakukan pilihan investasi saat resesi.

Yang menjadi catatan adalah dalam memilih emiten tersebut benar-benar harus dipilih emiten yang benar-benar tahan banting atas pelemahan ekonomi. Emiten tersebut bisa dipilih emiten yang lebih tahan atas dampak resesi dengan fundamental yang kuat, seperti di LQ45.

Motivasi dan Cara Mulai Berinvestasi

Masih ingat dengan peribahasa 'sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit'? Masih ingat bukan? Hal yang sama dengan catatan di bawah ini:

Ketika kamu berinvestasi, Kamu membeli satu hari, dimana Kamu tidak perlu bekerja. -- Aya Laraya

Dengan catatan instrumen investasi yang dipilih adalah instrumen yang harus benar dan tepat. Terdapat 3 level skill keuangan yang bisa dipraktekkan (instagram.com/gatherich/), meskipun saat ini masih dalam kondisi sulit karena efek resesi, antara lain:

1. Mencari uang.

Pada tahap ini merupakan tahap awal dimana bekerja atau melakukan bisnis untuk bisa menghasilkan uang.

2. Mengelola uang.

Di tahap ini, Anda mulai mengumpulkan hasil dari kerja atau bisnis. Kemampuan untuk bisa menahan keinginan atau yang disebut dengan "delaying gratification" menjadi sangat berperan di tahapan ini. Skil budgeting menjadi hal penting pula disini.

3. Melipatgandakan uang.

Pada fase ini, tentu saja Anda sudah tidak mulai khawatir dengan apa yang terjadi seperti hal diatas, ditambah semua kebutuhan dasar sudah tercapai. Anda bisa melakukan investasi yang sesuai dengan profil risiko dan juga tujuan keuangan di masa depan. Pada level ini juga Anda harus belajar secara terus menerus agar uanglah yang bekerja untuk Anda. Selain itu juga, agar modal yang ada bisa kembali menghasilkan uang lagi secara konsisten.

Cara tersebut sebenarnya adalah cara yang umum yang bisa dilakukan dalam semua kondisi ekonomi, namun tidak ada salahnya melakukannya saat ini meskipun dalam kondisi resesi, dan dalam jumlah yang sedikit.

Sebagai bayangan untuk kita semua, para konglomerat yang ada di dunia termasuk di Indonesia, hidupnya sepertinya tidak terpengaruh dengan apa yang namanya resesi dan masih kaya, dan juga bisa kaya karena hal di bawah ini, antara lain:

  • Memiliki bisnis yang kokoh.
  • Investasi pada properti.
  • Investasi pada saham.

Atau kombinasi pada tiga hal tersebut di atas, dan sampai saat ini belum pernah ada para konglomerat yang bisa mencapai kondisi finansial terbaik hanya melalui nabung di bank.

Sebagai catatan penutup, investasi dalam kondisi apa pun adalah proses, yakinlah bahwa Ands akan mendapatkan yang terbaik setelah semua yang Anda lakukan.

2O tahun dari sekarang Kamu akan lebih menyesali hal-hal yang 'TIDAK SEMPAT' Kamu lakukan daripada hal-hal yang telah Kamu lakukan. - Mark Twain

Semoga sedikit catatan tentang "Katanya lebaran ini resesi, kok masih nabung dan investasi?" ini bermanfaat dan bisa menjadi referensi untuk menabung dan berinvestasi di instrumen yang tepat dan Anda yakini.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun