Mohon tunggu...
Firman Rahman
Firman Rahman Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger Kompasiana

| Tertarik pada finance, digital marketing dan investasi |

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

"Maryamah Karpov" Kisah Terakhir Tetralogi Laskar Pelangi dalam Resensi Novel

5 Maret 2023   10:47 Diperbarui: 5 Maret 2023   11:00 772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel "Maryamah Karpov" (Pict: Dokumen pribadi)

Kalau sudah membaca ketiga buku karya Andrea Hirata dalam Tetralogi Laskar Pelangi, tentunya kurang afdhol bila tidak melanjutkan sampai buku yang terakhir. Meskipun, buku ini sudah terbit sejak tahun 2008, membaca lagi buku-buku karya Andrea seolah mengingatkan lagi kenangan-kenangan manis membaca novel ini sambil duduk manis di teras depan rumah sambil menikmati kopi. Dan kali ini pun dengan hal yang sama, membuat sedikit tulisan tentang "Maryamah Karpov" kisah terakhir Tetralogi Laskar Pelangi dalam resensi novel ini, membuat Saya merindukan hal yang sama meskipun dengan cara yang berbeda.

Tetralogi Laskar Pelangi dan Andrea Hirata seolah menjadi satu kesatuan, yang menyebutkan Laskar Pelangi akan langsung tertuju pada penulis yang satu ini. Buku-buku yang ditulisnya memang memberikan hal positif tentang mimpi-mimpinya sendiri yang diterjemahkannya dalam karya tulis yang tersusun apik dalam sebuah novel.

Informasi  Buku:

  • Judul: "Maryamah Karpov" (Mimpi-mimpi Lintang).
  • Penulis: Andrea Hirata.
  • Penerbit: PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta.
  • Tahun terbit : Cetakan ke-1 November 2008, Cetakan ke-6 Maret 2009.
  • Tebal buku: viii + 504 halaman
  • ISBN: 978-979-1227-45-2.

Resensi Buku "Maryamah Karpov -- Mimpi-mimpi Lintang"

Pada dasarnya sama dengan ketiga novel sebelumnya, pada novel keempat ini "Maryamah Karpov" mengisahkan tentang sosok perempuan dari sudut pandang yang jarang ditulis dan diekspos para penulis Indonesia, dengan kata satire, ironi dan meluap-luap.

Maryamah Karpov menjadi sebuah cerita dan kisah tentang perjalanan hidup seorang Ikal, sejak Ikal kecil, dengan keluarga sederhana dan sangat bersahaja. Bahkan berita kenaikan pangkat bagi ayahnya setelah puluhan tahun banting tulang bekerja sudah menjadi hiburan tersendiri bagi keluarga Ikal, meskipun pada akhirnya berita dan surat undangan tersebut salah alamt.

Kisah Ikal dalam novel keempat ini tidak diceritakan secara detail tentang perjalanan pendidikan sampai kelulusannya di Universutas Sorbone, Paris, Perancis. Cerita yang disampaikan pun hanya menceritakan perjalanan setelah selesai dan menyelesaikan studinya dari Peranbcis.

Berbagai cerita unik dan lucu disampaikan penulis, mulai dari Ikal yang pulang ke Belitong dengan naik kapal, terombang-ambing di lautan dengan perjuangannya untuk sampai ke Belitong, sampai mimpi dan keinginan Ikal untuk mendapatkan A Ling, wanita cantik yang diimpikan sejak kecil.

Baca juga: "Edensor" Sebuah Kisah Tetralogi Laskar Pelangi dalam Resensi Novel.

Ada kisah menarik, mungkin sebagai selingan, bagaimana Dokter Diaz seorang dokter gigi muda yang ingin mengabdikan hidupnya di Belitong, sampai dengan Ketua Karmun yang membujuk masyarakat untuk mencabut giginya ke Dokter Diaz.

Cinta pertama dan mimpi Ikal pada A Ling tersulut kembali apalagi setelah Ikal menemukan mayat-mayat di laut, dan di salah satu korban di lengan kanan mayat terdapat rajah yang sama dengan yang dimiliki A Ling. Tentu saja hal ini menjadikan Ikal termotivasi untuk mencari A Ling.

Tidak hanya itu, mimpi dan semangat ditambah semangat cinta pertamanya membuat semua halangan tidak ada artinya. Bersama Lintang dengan kejeniusannya, Ikal bisa membangun perahu untuk berangkat ke Batuan.

Bersama Mahar, Kalimut dan Cung Fa, Ikal bisa memulai perjalanannya. Dan dalam perjalanannya Ikal menyempatkan diri untuk bertemu dengan Tuk Bayan Tula dan Daeng Kaw untuk meminta saran agar bisa mencapai Batuan.

Semuanya tidak semudah yang dibayangkan. Tiba di Batuan, Ikal harus menghadapi Tambok, yang merupakan ketua lanum (bajak laut) yang memiliki ratusan anak buah. Dan baru hari ketiga, Ikal berhasil menemukan A Ling dan bisa membawanya ke Belitong.

Kisah ini berakhir sedih, karena ayah Ikal diam seribu bahasa dan menangis yang menjadi tanda tidak setuju akan hubungan Ikal dengan A Ling.

Meskipun kisah ini berakhir sedih, namun sedikit banyak memiliki makna tersirat, yaitu tentang mimpi, pengorbanan demi meraih cinta dan juga tentang kehidupan sosial masyarakat Melayu.

Semoga sedikit catatan "Maryamah Karpov - kisah terakhir Tetralogi Laakar Pelangi dalam resensi novel" ini bermanfaat dan mengingatkan kembali tentang kisah Tetralogi Laskar Pelangi yang ditulis oleh Andrea Hirata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun