Tidak hanya itu, mimpi dan semangat ditambah semangat cinta pertamanya membuat semua halangan tidak ada artinya. Bersama Lintang dengan kejeniusannya, Ikal bisa membangun perahu untuk berangkat ke Batuan.
Bersama Mahar, Kalimut dan Cung Fa, Ikal bisa memulai perjalanannya. Dan dalam perjalanannya Ikal menyempatkan diri untuk bertemu dengan Tuk Bayan Tula dan Daeng Kaw untuk meminta saran agar bisa mencapai Batuan.
Semuanya tidak semudah yang dibayangkan. Tiba di Batuan, Ikal harus menghadapi Tambok, yang merupakan ketua lanum (bajak laut) yang memiliki ratusan anak buah. Dan baru hari ketiga, Ikal berhasil menemukan A Ling dan bisa membawanya ke Belitong.
Kisah ini berakhir sedih, karena ayah Ikal diam seribu bahasa dan menangis yang menjadi tanda tidak setuju akan hubungan Ikal dengan A Ling.
Meskipun kisah ini berakhir sedih, namun sedikit banyak memiliki makna tersirat, yaitu tentang mimpi, pengorbanan demi meraih cinta dan juga tentang kehidupan sosial masyarakat Melayu.
Semoga sedikit catatan "Maryamah Karpov - kisah terakhir Tetralogi Laakar Pelangi dalam resensi novel" ini bermanfaat dan mengingatkan kembali tentang kisah Tetralogi Laskar Pelangi yang ditulis oleh Andrea Hirata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H