Mohon tunggu...
Firman Rahman
Firman Rahman Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger Kompasiana

| Tertarik pada finance, digital marketing dan investasi |

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Menyelaraskan Aset Digital dengan B2B Marketplace

24 Januari 2023   10:00 Diperbarui: 24 Januari 2023   10:01 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
B2B Marketplace (Pict: bdtdc.wordpress.com)

Menyelaraskan Aset Digital dengan B2B Marketplace - Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Begitu pula dengan kondisi saat ini yang semuanya harus menjalani hidup baru dengan cara baru, menjadikan semuanya memerlukan metode baru, khususnya dalam menjalankan bisnis.

Sejak wabah pandemi Covid-19 melanda di Indonesia Maret 2020 yang lalu, ditambah kehidupan bisnis pasca pandemi yang belum pulih, kondisi kehidupan telah berubah drastis, begitu pula dengan sektor bisnis yang sangat terpukul yang membuat banyak orang tersentak, apalagi efeknya yang luar biasa yang membuat kehidupan bisnis menjadi tergoncang.

Saat itu saja, begitu banyak perusahaan yang harus tutup karena tidak adanya order, dan hal ini berimbas pada banyaknya karyawan yang harus di PHK, tentunya berimbas pula pada menurunnya daya beli masyarakat.

Bergelut dalam dunia bisnis beberapa tahun ini ditambah sering berdiskusi dengan para pebisnis di komunitas bisnis, memang terdapat perbedaan pola pikir dan pola sikap dalam menyikapi perubahan peta bisnis yang terjadi saat ini, apalagi setelah terjangan wabah pandemi ini. Bukan entrepreneur namanya kalau tidak bisa bangkit saat menghadapi masalah. Bagi orang yang memiliki jiwa positif, setiap masalah dan hambatan, pasti didalamnya terdapat peluang yang bisa memberikan keuntungan bagi mereka yang bisa memanfaatkannya.

Fakta menunjukkan, efek negatif wabah ini telah mempengaruhi kehidupan ekonomi, khususnya UMKM (Usaha mikro, kecil dan menengah), begitu banyak pengusaha kecil yang harus menerima kondisi dengan menurunnya penghasilan, tidak hanya menurunnya penghasilan, sebagian malah harus menutup usahanya karena pendapatan yang tidak sebanding dengan biaya yang harus dikeluarkan.

Melihat semua ini, sebagai orang yang bergerak dalam dunia digital dan juga bergerak dalam dunia offline, hal ini memberikan ide untuk bisa membantu mereka (pengusaha UMKM), baik secara digital atau online agar dunia bisnis (UMKM) bisa bangkit kembali.

Aset Digital adalah Pondasi Dasar Membangkitkan UMKM

Saat itu, pembatasan wilayah, new normal, menjaga jarak dan berbagai istilah ini, menjadi sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Dan saat ini, setelah meredanya wabah pandemi, kehidupan bisnis juga mengalami perubahan, hal utama yang dirasakan adalah menurunnya daya beli dan juga perubahan kebiasaan hidup baru.

Hal inilah yang mendorong dan tercetusya ide untuk bisa membuat sebuah ide bisnis yang bisa membantu para pihak antara penyedia bahan baku dengan produsen barang atau dengan pihak penjual barang lainnya.

Atau istilahnya membuat terhubunganya B2B yaitu Business to Business, yang membuat UMKM di era new normal menjadi kembali bangkit.

Berbicara tentang sebuah ide, maka dibutuhkan infrastruktur untuk membangkitkan harapan tersebut, dan saat inilah momen yang tepat untuk memanfaatkan teknologi dalam mengembangkan bisnis, tidak mudah, namun harus dilakukan.

Aset digital menjadi salah satu cara untuk menambah pendapatan bagi pribadi yang ingin mendapatkan penghasilan dimasa pandemi ini dan bagi seorang entrepreneur, asset digital menjadi salah satu cara untuk menambah pendapatan dengan mengubah konsep bisnis yang selama ini telah dilakukan.

Aset digital sendiri merupakan asset yang yang batasannya tidak hanya terbatas pada uang saja, namun juga hal yang bersifat emosional dan bersifat rahasian dan personal, contoh yang bisa dilihat adalah domain blog dan juga akun sosial media bisa dimasukkan sebagai asset digital.

Bahkan menurut technopedia.com, asset digital adalah segala macam tulisan dan juga media yang sudah diformat menjadi sumber binary, termasuk hak untuk menggunakannya.

Hal inilah yang sering terlewatkan oleh para pelaku usaha, khususnya UMKM untuk memanfaatkan aset digital, sebagai media luar biasa untuk meningkatkan value pada bisnis mereka, terlepas tidak biasa menggunakan teknologi ini, bisa karena malas atau bisa juga tidak ada waktu untuk mengotak-atik berbagai platform digital tersebut.

Dan disinilah peran kita untuk membangun aset digital, baik untuk meningkatkan citra diri bagi pemilik asset digital dan juga untuk membantu pelaku usaha, khususnya UMKM untuk meningkatkan taraf hidup mereka.

Asset Digital Kunci Sukses Kesuksesan UMKM Indonesia

Tidak dapat dipungkiri, saat ini dibutuhkan pihak yang peduli dengan kehidupan para pedagang dan juga pengusaha kecil yang sangat terpuruk akibat pandemi ini.

"Peduli" menjadi kata kunci untuk membantu menghidupkan dan membangkitkan ekonomi saat ini, begitu banyak masyarakat kecil yang hanya bisa berdagang tanpa tahu kondisi pasar dan cara memasarkannya, atau hanya bisa menanam dan membuat sebuah produk dan bingung untuk menjual dengan sistem modern. Disinilah peran kita untuk membantu mengentaskan UMKM menjadi semakin leibh baik.

Asset digital menjadi kunci untuk membantu proses para pelaku usaha, khususnya UMKM, sehingga posisi kita disini bisa menjadi pihak yang memasarkan produk sendiri, dan bisa juga sebagai perantara untuk memasarkan produk UMKM.

Namun semua tergantung pilihan bisa B2B, B2C, atau C2C. Namun untuk lebih membatasi pembahasan, maka dalam hal ini akan difokuskan pada B2B, sehingga peran pelaku usaha dari hulu ke hilir menjadi berjalan dan berfungsi dengan baik.

Ilustrasi (Pict: Pixabay.com/NicoElNino )
Ilustrasi (Pict: Pixabay.com/NicoElNino )

UMKM tentunya sangat berbeda dengan perusahaan besar yang sudah memiliki divisi marketing, termasuk digital marketing yang bisa dengan mudah hanya bertugas untuk memasarkan produk yang diproduksi.

Berbeda dengan pelaku usaha kecil atau UMKM, mereka tidak memahami bagaimana mengoptimalkan iklan di internet, atau bagaimana agar produk yang dijualnya bisa nangkring di halaman pertama Google, atau bahkan mereka tidak memahami tentang SEO. Hal inilah yang menjadi tugas kita yang peduli dalam pengembangan UMKM untuk mengembangkan asset digital tersebut.

Kondisi dan situasi saat ini dengan pola hidup baru atau new normal, menjadikan asset digital menjadi salah satu strategi yang tepat untuk membantu UMKM bangkit. Aset digital ini memiliki peran penting agar UMKM bisa sukses dan bisa naik kelas (kumparan.com), antara lain:

  1. Bisa menghubungkan ke konsumen dengan mudah.
  2. Bisa melacak perilaku konsumen
  3. Memperluas pangsa pasar.
  4. Menekan biaya marketing yang dilakukan secara konvensional.
  5. Akan dipandang sebagai perusahaan yang semakin kompetitif di era digital saat ini.

Membangun B2B Marketplace dengan Digital Aset Manegement 

Ide membantu para pengusaha kecil, khususnya yang memprodukasi bahan baku, entah dari sektor pertanian, peternaikan, perikanan dan sektor lainnya menjadi ide utama untuk membantu mereka dengan membangun sebuah konsep terintegrasi. Untuk itu disinilah peran kita sebagai penengah yang juga membantu para pengusaha UMKM khususnya mikro agar bisa bergerak, tentunya dalam kondisi saat ini bisa bertahan saja bagi mereka sudah luar biasa.

Dengan fokus pada B2B Marketplace yang merupakan "business to business" yaitu salah satu model bisnis yang hanya fokus pada penjualan produk atau pelayanan untuk perusahaan lain bukan pada konsumen individual, maka konsep digital asset managemen untuk membantu pelaku UMKM akan menjadi lebih terintegrasi, sehingga orientasi B2B akan mendukung pengusaha kecil melalui produk, seperti bahan baku, suku cadang, layanan konsultasi, layanan pengembangan website, layanan pemasaran dan berbagai layanan lainnya yang fokus untuk membantu UMKM dalam menjual produk.

Dengan fokus pada konsep B2B, maka dibutuhkan sebuah tool atau alat atau bisa juga infrastruktur untuk menjaga agar data tetap terjaga. Setelah membangun asset digital di website blog atau landing page dan mengisinya dengan berbagi content marketing, maka agar data tersebut tetap aman maka dibutuhkan sebuah wadah untuk menjaga direktori bisnis dan berbagai content agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diharapkan, seperti hilang atau bahkan hal terburuk dicuri oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Bisa diakui bahwa konsep B2B Marketing atau Business to Business Marketplace ini menjadi sebuah konsep baru dalam bisnis, ide ini adalah sebuah penggambaran dari proses bisnis untuk menggambarkan tentang pemasaran bisnis, pemasaran industri bahkan pemasaran organisasi.

Konsep B2B sebenarnya sangat sederhana yaitu sebuah bisnis yang menjual produk atau jasa pada bisnis lainnya. Hal berbeda bila dibandingkan dengan konsep B2C atau Business to Consumer yang merupakan bisnis yang menjual produk atau jasa ke konsumen.

Tentunya target pasar yang dilakukan antara B2B dan B2C berbeda. Pelaku bisnis yang menggunakan konsep B2B akan menjual produk atau jasanya pada retailer atau sesama pelaku bisnis lainnya. Sedangkan pelaku bisnis dengan konsep B2C akan menjual produk atau jasanya langsung kepada konsumen. Dengan perbedaan konsep tersebut, maka jumlah pelaku bisnis yang menggunakan konsep B2B jumlahnya lebih sedikit bila dibandingkan dengan pelaku bisnis B2C, hal ini disebabkan target pasarnya yang berbeda.

Implentasi B2B Marketplace 

Terdapat hubungan yang jelas antara asset digital, membangun UMKM, B2B Marketing dan memiliki direktori bisnis untuk membangun kerajaan bisnis. Seperti kita ketahui bersama, untuk membangun asset produktif yang bisa menghasilkan pasti membutuhkan proses, tidak serta merta dalam sehari semalam bisa langsung menghasilkan, hal ini berlaku juga dengan asset digital yang sedang dibangun, perlu sebuah proses untuk mengenalkan asset digital tersebut, apalagi fokus yang ingin dijangkau adalah konsep B2B yang membutuhkan data riil yang sangat luar biasa.

Ilustrasi proses B2B (Pict: Infografis diolah)
Ilustrasi proses B2B (Pict: Infografis diolah)

Proses membangun asset digital dengan konsep B2B bisa dilakukan meski dengan data dan informasi yang terbatas, hal yang bisa dilakukan adalah:

  • Membangun website perusahaan yang menunjukkan informasi perusahaan kita.
  • Membuat landing page yang bisa menunjukkan produk apa saja yang dijual dengan melengkapinya dengan berbagai informasi yang lengkap, termasuk diantaranya testimoni pelanggan.

Kedua hal tersebut menjadi hal dasar yang harus dilakukan, karena target marketing B2B sangat berbeda, yaitu para pebisnis atau perusahaan lain yang tidak serta merta tertarik dengan produk bisnis yang telah diiklankan melalui internet atau brosur, sehingga saat volume pembelian yang telah dilakukan sudah sangat tinggi, maka target pasar B2B kita, yaitu para pebisnis atau perusahaan target akan lebih melihat secara detail tentang produk dan brand yang kita miliki, track record, testimoni pelanggan dan berbagai hal detail yang menunjang dalam proses keputusan untuk membeli.

Semoga informasi bisnis tentang "Menyelaraskan Aset Digital dengan B2B Marketplace" ini bermanfaat untuk kita semua yang concern dengan UMKM.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun