Aset digital menjadi salah satu cara untuk menambah pendapatan bagi pribadi yang ingin mendapatkan penghasilan dimasa pandemi ini dan bagi seorang entrepreneur, asset digital menjadi salah satu cara untuk menambah pendapatan dengan mengubah konsep bisnis yang selama ini telah dilakukan.
Aset digital sendiri merupakan asset yang yang batasannya tidak hanya terbatas pada uang saja, namun juga hal yang bersifat emosional dan bersifat rahasian dan personal, contoh yang bisa dilihat adalah domain blog dan juga akun sosial media bisa dimasukkan sebagai asset digital.
Bahkan menurut technopedia.com, asset digital adalah segala macam tulisan dan juga media yang sudah diformat menjadi sumber binary, termasuk hak untuk menggunakannya.
Hal inilah yang sering terlewatkan oleh para pelaku usaha, khususnya UMKM untuk memanfaatkan aset digital, sebagai media luar biasa untuk meningkatkan value pada bisnis mereka, terlepas tidak biasa menggunakan teknologi ini, bisa karena malas atau bisa juga tidak ada waktu untuk mengotak-atik berbagai platform digital tersebut.
Dan disinilah peran kita untuk membangun aset digital, baik untuk meningkatkan citra diri bagi pemilik asset digital dan juga untuk membantu pelaku usaha, khususnya UMKM untuk meningkatkan taraf hidup mereka.
Asset Digital Kunci Sukses Kesuksesan UMKM Indonesia
Tidak dapat dipungkiri, saat ini dibutuhkan pihak yang peduli dengan kehidupan para pedagang dan juga pengusaha kecil yang sangat terpuruk akibat pandemi ini.
"Peduli" menjadi kata kunci untuk membantu menghidupkan dan membangkitkan ekonomi saat ini, begitu banyak masyarakat kecil yang hanya bisa berdagang tanpa tahu kondisi pasar dan cara memasarkannya, atau hanya bisa menanam dan membuat sebuah produk dan bingung untuk menjual dengan sistem modern. Disinilah peran kita untuk membantu mengentaskan UMKM menjadi semakin leibh baik.
Asset digital menjadi kunci untuk membantu proses para pelaku usaha, khususnya UMKM, sehingga posisi kita disini bisa menjadi pihak yang memasarkan produk sendiri, dan bisa juga sebagai perantara untuk memasarkan produk UMKM.
Namun semua tergantung pilihan bisa B2B, B2C, atau C2C. Namun untuk lebih membatasi pembahasan, maka dalam hal ini akan difokuskan pada B2B, sehingga peran pelaku usaha dari hulu ke hilir menjadi berjalan dan berfungsi dengan baik.
UMKM tentunya sangat berbeda dengan perusahaan besar yang sudah memiliki divisi marketing, termasuk digital marketing yang bisa dengan mudah hanya bertugas untuk memasarkan produk yang diproduksi.