Dengan demikan masa jabatan Kepengurusan HMI Cabang Kabupaten Bandung 2019 sudah sangatlah jelas melewati masa tanggat waktu periodesasi yang telah ditetapkan. Maka penulis teringat dengan ucapan yang di utarakan oleh seorang begawan hukum indonesia yakni Satjipto Rahardjo yang menyatakan bahwa hukum untuk manusia bukan manusia untuk hukum dengan artian adanya aturan sebagai pedoman dasar bagi setiap individu dalam menjalankan hal apapun termasuk dalam unit terkecil di ruang lingkup organisasi kemahasiswaan ada aturan mainya bagi para anggota agar bisa patuh dan taat untuk dilaksanakan.
Kritik Obat Untuk MembangunÂ
Perlunya kiranya untuk mengingatkan bagi setiap orang dalam mengkritik segala apapun tidak boleh berdasarkan karena tendensius ataupun ketidaksukaan terhadap seseorang melainkan harus melihat secara objektif, jernih apalagi tidak boleh untuk pansos. Kepengurusan HMI Cabang Kabupaten Bandung 2019 bisa dikatakan mohon maaf gagal dalam menjalankan roda organisasi sebab pada paragraf sebelumnya sudah di bahas masa jabatan kepengurusan sudah melewati masa jabatan serta melanggar Konstitusi HMI : anggaran dasar.Â
Selain dari pada itu menurut pandangan penulis belum pernah mendengar bahwa Kepengurusan HMI Cabang Kabupaten Bandung  2019 mengawal isu serta mengkritisi kebijakan pemerintah untuk bisa selalu hadir di tengah-tengah masyarakat. Kita ketahui HMI sebagai organisasi perjuangan seharusnya bisa menjadi pelopor untuk bisa selalu kritis megawal berbagai kebijakan yang merugikan masyarakat. Karena HMI bukanlah even organizer ataupun misal merasa bangga dekat dengan para birokrasi pemerintah sampai lupa dengan sebutan HMI tadi bukan berarti melarang untuk membaur.Â
Idealisme yang ada pada kader HMI (tidak semuanya) pasti teman-teman sepakat semakin kesinih kian menurun maka perlu kiranya agar itu diperhatikan bagi kita semua. Adapun program kerja yang sudah terealisasikan oleh Kepengurusan HMI Cabang Kabupaten Bandung 2019 penulis apresiasi karena telah mengahadirkan program kerja untuk kebutuhan para kader namun akan tetapi kanal media sosial khususnya di instragram lebih banyak memposting "ucapan selamat" ketimbang memposting program kerja atau hanya sedikit (mohon dimaafkan kalau salah).
Lanjut lagi adapun yang paling terpenting dari ruhnya atau jantungnya HMI adalah proses pengkaderan yang tidak boleh mundur atau bahkan berhenti. Sedikit besarnya mangkraknya ketidakjelasan kepengurusan cabang yang sudah melewati masa tenggat waktu hari ini disadari atau tidak pasti akan berpengaruh secara motor penggerak di atas namun aku yakin proses pengkaderan yang selalu menjadi epicentrum atau basis pengkaderan untuk selalu menghasilkan kader yang berkualitas maka kontribusi komisariat pun tidak boleh dilupakan karena sangatlah berpengaruh terkait proses tersebut.Â
Tapi dengan tidak adanya regenerasi kepemimpinan dalam organisasi terkhusus sampai saat ini belum dilakukan di tataran cabang sangatlah disayangkan bagi kita semua jangan sampai ada ucapan yang dilontarkan atau menyerukan tagar #MosiTidakPercaya seperti kasus di HMI Cabang Banda Aceh bahkan para kader HMI di sana sampai melakukan demonstrasi serta melakukan penyegelan pintu masuk kantor cabang semoga hal tersebut tidak terjadi. Dengan demikan adanya regenerasi dalam tubuh organisasi sangatlah diperlukan agar melahirkan calon tonggak estapeta kepemimpinan yang lebih segar secara pandangan visi maupun misinya dalam berorganisasi.
Atas kekhilafan dan kekuranganya mohon dimaafkan semoga bisa bermanfaat bagi kita semua sebagai kader HMI dan tetap Yakin Usaha Sampai.
Firman Hakim, S.HÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H