Perlahan, Bella menghentikan isaknya. Ia termenung sesaat, kemudian menatap boneka voodoo itu lekat-lekat, umpama memendam dendam yang teramat dalam. Ia cengkeram boneka itu kuat-kuat seolah sedang mencekik. Ia meremat, terus meremat boneka itu.
"Apa yang kau lakukan! Apa yang kau lakukan pada nenekku!" teriak Bella.Â
Sebelumnya, neneknya juga merasa amat sedih dengan penampilan Bella yang tiba-tiba berubah menjadi amat cantik. Para tetangga sering membicarakan tentang Bella bahwa ia adalah seorang gadis nakal yang suka main dengan laki-laki dewasa. Dengan kata lain, Bella bersedia menjual dirinya demi mendapatkan uang untuk operasi plastik. Neneknya amat kecewa meski pun ia tak pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Bella. Namun, sejak saat itu, seperti ada tirai penghalang antara Bella dan neneknya. Mereka menjadi seperti orang asing di rumah sendiri. Lambat laun, neneknya mulai membenci Bella akibat pengaruh dari orang-orang di sekitarnya.Â
Neneknya menyimpan ketakutan setiap kali melihat Bella. Bagaimana jika amarah warga makin menjadi dan dia tak henti-henti menjadi bahan gunjingan sampai mati? Ia tak ingin itu terjadi. Nama baiknya kian tercemar.
"Usir saja Bella dari rumah! Kita tak mau kena imbasnya," ucap seseorang.Â
Namun, ia tak mungkin melakukan hal itu. Ia adalah seorang nenek dari gadis yatim-piatu. Ia masih mempunyai hati nurani. Maka ia hanya mendiamkan Bella seperti ia tidak pernah ada di dalam hidupnya.Â
"Mengapa semua orang menjauhiku, bahkan nenekku sendiri?!"
Bella menangis, meraung-raung sambil menusukkan jarum dan benda tajam lainnya ke boneka voodoo itu. "Nenek jahat!" rutuknya. Beberapa hari berlalu, neneknya mengalami kecelakaan nahas dengan luka-luka yang amat parah. Bella merasa amat terpukul dengan kepergian neneknya. Tinggallah kini Bella hidup sendirian dalam dunianya yang sepi.Â
"Apa yang kau lakukan! Apa yang kau lakukan pada nenekku!" teriak Bella sambil menusukkan ujung gunting ke badan boneka voodoo.Â
"Seharusnya kau tak usah hadir di kehidupanku! Boneka sialan!" pekik Bella meraung-raung.Â
"Oh, aku tahu! Bella, ya, kau yang menyebabkan semua ini."Â