Mohon tunggu...
Firman Arifin
Firman Arifin Mohon Tunggu... Administrasi - Pemberlajar dan Penulis (coding)

Meski sibuk dalam urusan kampus, Dr. Firman Arifin, dosen PENS ITS tetap peduli pada kehidupan sosial masyarakat. Pernah didapuk menjadi Ketua Rukun Warga (RW) VII Gunung Anyar Tambak di Gunung Anyar, Firman bersama para wargannya menggagas konsep ekowisata mangrove. Kini daerah mangrove dapat menarik banyak wisatawan dari kota sendiri bahkan dari luar negeri. https://www.its.ac.id/news/2010/04/08/gagas-ekowisata-hingga-inovasi-konsultasi-ta/ dan berdiam di www.firman-its.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ungkapan Lelaki di Hari Ibu

22 Desember 2024   15:41 Diperbarui: 22 Desember 2024   15:41 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari Ibu, yang diperingati setiap 22 Desember, bukan sekadar momentum untuk memberikan bunga atau ucapan manis. Tetapi juga waktu yang tepat bagi kita, terutama laki-laki, untuk merenungkan sejauh mana kita telah menghargai sosok ibu dalam hidup. Tanpa sosok ibu, hidup kita mungkin akan sangat berbeda. Ibu adalah pilar kekuatan dan kasih sayang dalam keluarga. 

SIsi lainnya, peran ayah dalam keluarga, jauh lebih besar dari sekadar menjadi tulang punggung ekonomi. Dia adalah panutan, guru, dan sahabat bagi anak-anaknya, khususnya anak perempuan. Cara seorang ayah memperlakukan ibunya, istrinya, dan anak perempuannya, membentuk karakter dan masa depan anak perempuan tersebut. 

Bagaimana seorang ayah menunjukkan rasa hormat kepada ibunya. Bagaimana ia membangun hubungan dengan istrinya. Bagaimana ia berinteraksi dengan anak perempuannya. Semua itu membentuk karakter anak perempuan. 

Perspektif Sebagai Anak 

Bagi seorang anak laki-laki, ibu adalah sosok yang tak tergantikan. Ia yang mengajarkan langkah pertama dan memberi bimbingan moral yang membentuk karakter. Menghargai ibu sebagai anak berarti tidak hanya menunjukkan rasa terima kasih melalui kata-kata, tetapi juga tindakan nyata. 

Misalnya, menjadi pendengar yang baik. Membantu meringankan pekerjaannya. Meluangkan waktu untuk berbicara adalah bentuk penghargaan yang bermakna. Kita juga harus memahami bahwa seiring bertambahnya usia, ibu mungkin membutuhkan perhatian yang lebih. Bukan karena ia lemah, tetapi karena beliau layak mendapatkannya. 

Perspektif Sebagai Suami 

Peran ibu sering kali bersanding dengan peran seorang istri. Di sini, penghargaan terhadap ibu dapat diwujudkan melalui cara seorang laki-laki memperlakukan istrinya. Misalnya, seorang suami menghormati, mendukung, dan berbagi tanggung jawab dengan istrinya. Suami secara tidak langsung menghormati peran keibuan yang diemban istrinya. 

Dalam keluarga, keharmonisan lahir dari sinergi antara suami dan istri. Memahami perjuangan seorang istri sebagai ibu. Memberikan ruang baginya untuk berkembang, adalah cara terbaik untuk menunjukkan penghargaan. Penting juga untuk menjaga komunikasi terbuka, sehingga harapan dan perasaan dapat disampaikan dengan baik. 

Perspektif Sebagai Ayah 

Sebagai ayah, peran kita dalam menghargai ibu adalah dengan menjadi contoh baik bagi anak-anak. Kala seorang ayah memperlakukan ibu dengan hormat, anak-anak khususnya anak perempuan akan belajar nilai yang sama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun