Mohon tunggu...
Firman Sani
Firman Sani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Studi Ekonomi Pertahanan, Universitas Pertahanan RI

Analisis Kebijakan Pertahanan, Geopolitik dan Teknologi Pertahanan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Perlombaan Senjata Tiongkok dan AS di Laut Cina Selatan: Part 1 Peningkatan Kekuatan Tiongkok

28 Mei 2024   16:11 Diperbarui: 28 Mei 2024   16:17 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Fujian Aircraft Carrier (Sumber: Xinhua)

Peningkatan kekuatan Angkatan Laut Tiongkok atau People Liberation Army Navy (PLAN) merupakan bagian dari langkah reformasi dan modernisasi untuk mengembangkan kemampuan Angkatan Laut menuju Blue-Water Navy yang memiliki kemampuan power projection untuk melindungi kedaulatan serta kepentingan nasional Tiongkok. Modernisasi dan pembangunan kekuatan Angkatan Bersenjata Tiongkok ini disampaikan oleh Presiden Xi Jingping pada Kongres ke-19 Partai Komunis Tiongkok pada Oktober 2017 yang disebut dengan "China Dream" atau "Xi Envision" untuk mentransformasi Angkatan Bersenjata Tiongkok atau People Liberation Army (PLA) menjadi "World-class forces". 

Penggalangan kekuatan PLAN sebenarnya sudah dilakukan selama tiga puluh tahun terakhir sejak pertengahan tahun 1990an, dan berdasarkan data Kementrian Pertahanan Amerika Serikat atau US Department of Defense (DOD) pada tahun 2020 PLAN telah melampaui jumlah kapal yang dioperasikan oleh Angkatan Laut AS atau US Navy (USN) dengan jumlah 360 kapal (PLAN) dibandingkan dengan 296 kapal (USN) (Congressional Research Service, 2023).

Tabel 1. Perbandingan jumlah kapal USN dan PLAN (Sumber: US Congressional Research Service, 2023)
Tabel 1. Perbandingan jumlah kapal USN dan PLAN (Sumber: US Congressional Research Service, 2023)
Rencana Tiongkok

1. Xi Envision

Rencana Xi Envision terkait Blue Water Navy yang disampaikan oleh Presiden Xi Jinping menekankan prioritas pada kemampuan ekspedisi dan proyeksi kekuatan global, untuk mencapai hal ini maka memerlukan kapal -- kapal seperti Aircraft Carrier (CV) atau Kapal induk, kapal ekspedisi multi mission seperti kapal Landing Platform Deck (LPD) atau kapal pendarat, dan kapal Landing Helicopter Assault (LHA) atau kapal induk helikopter. 

Saat ini PLAN telah memiliki dua kapal induk aktif (Liaoning dan Shandong) dan sedang membangun kapal induk ketiga (Fujian Class CV) dengan kemampuan CATOBAR. PLAN juga memiliki tiga kapal induk helikopter aktif (Yushen Class LHA) dan tengah membangun satu kapal jenis yang sama, serta mengoperasikan delapan kapal pendarat. 

Meskipun PLAN telah memiliki jumlah kapal induk, kapal induk helikopter dan kapal pendarat yang cukup banyak, jumlah tiga jenis platform ini masih dibawah dari jumlah yang dioperasikan oleh US Navy. US Navy mengoperasikan sebelas kapal induk bertenaga nuklir (Nimitz dan G.R Ford Class CVN), sembilan kapal induk helikopter (Wasp dan America Class LHA), dan sebelas kapal pendarat (San Antonio Class LPD). Tiongkok juga minim pengalaman operasi aviasi dari kapal induk sehingga memerlukan waktu untuk dapat mengembangkan kemampuan kapal induknya.

2. Kerjasama Civil Maritime Sealift

PLAN juga meningkatkan kemampuan angkut laut atau Sealift Capability dengan mengintegrasikan armada kapal sipil untuk mendukung operasi dan latihan militer Tiongkok. Pada laporan China Maritime Report No.35 dijelaskan bahwa PLAN telah melakukan latihan -- latihan militer untuk membangun kerjasama Civil Maritime-Military sejak 2020 dengan mengutilisasi kapal -- kapal penyeberangan sipil terutama jenis Roll On Roll Off (RORO). 

Kapal RORO Ferry Bo Hai yang digunakan terlihat secara pencitraan satelit dapat mengangkut kendaraan militer dengan bobot yang berat seperti kendaraan lapis baja dan mampu meluncurkan kendaraan amphibi dan perahu pendarat yang menandakan kapal RORO tersebut telah dimodifikasi untuk menunjang keperluan militer PLAN (Dahm, 2024). 

Gambar 2. Kapal RORO Bohai Melakukan Latihan Operasi Amphibi di Timur Semenanjung Gulei, 25 September 2023. Sumber : US War College (Dahm J, 2023.) 
Gambar 2. Kapal RORO Bohai Melakukan Latihan Operasi Amphibi di Timur Semenanjung Gulei, 25 September 2023. Sumber : US War College (Dahm J, 2023.) 

3. Utilisasi Anti Acces Area Denial (A2AD) Rocket Force Tiongkok

PLAN juga berkerjasama dengan PLARF (People Liberation Army Rocket Forces) terutama terkait kemampuan Anti Access Area Denial (A2AD) sebagai efek penangkal atau detterence kepada armada US Navy dengan membayang -- bayangi kapal induk Amerika Serikat dengan ancaman rudal balistik anti kapal (ASBM) DF-21D. Dalam skenario pertempuran laut, armada Carrier Strike Group  US Navy akan berusaha menjaga jarak untuk menghindari potensi ancaman dari DF-21D.

Gambar 3. Perkiraan jarak serang rudal balistik anti kapal (ASBM) DF-21D milik Tiongkok.  Sumber : USNI News (USNI News, 2011)
Gambar 3. Perkiraan jarak serang rudal balistik anti kapal (ASBM) DF-21D milik Tiongkok.  Sumber : USNI News (USNI News, 2011)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun